Penelitian ini berbeda dengan studi yang dilakukan oleh Qiu C dkk, 2003 yang mengatakan bahwa peningkatan dan penurunan tekanan nadi
dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif. Dikatakan bahwa peningkatan tekanan nadi pada orang tua, yang merupakan hasil dari
peningkatan tekanan sistolik dan penurunan tekanan diastolik, menyebabkan meningkatnya arterial stiffness atau atherosclerosis yang
luas. Oleh karena itu, peningkatan tekanan nadi berhubungan dengan demensia melalui perubahan patologis ini. Namun rendahnya tekanan
nadi dapat merupakan indikator penurunan ejeksi darah dan stroke volume yang juga dapat dihubungkan dengan gangguan kognitif dan
demensia melalui rendahnya aliran darah otak. Tekanan nadi yang tinggi adalah penanda dari arterial stiffness dan
arthrosclerosis yang luas. Sebaliknya, tekanan nadi yang lebih rendah berhubungan dengan ejeksi darah dan tekanan perfusi otak yang lebih
rendah dan mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif, yang menunjukkan hubungan U-shape antara tekanan nadi dan fungsi kognitif.
Obisesan TO dkk, 2008
IV.2.5. Hubungan Tekanan Arteri Rata-Rata dengan Fungsi Kognitif.
Pada penelitian ini dengan analisa statistik menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang signifikan antara
tekanan arteri rata-rata dengan fungsi kognitif dan terdapat korelasi yang
Universitas Sumatera Utara
negatif antara tekanan arteri rata-rata dengan fungsi kognitif, dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Penelope KE. dkk, 2004 yang membagi nilai arteri rata-rata menjadi 2 kelompok
yaitu tekanan arteri rata- rata ≤ 110 mmHg dan tekanan arteri rata-rata
110 mmHg pada kelompok usia yang lebih muda 18-46 tahun dan kelompok yang lebih tua 47-83 tahun menunjukkan bahwa pada kedua
kelompok yang memiliki arteri rata-rata yang lebih tinggi menunjukkan penurunan kognitif yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok tekanan arteri rata-rata yang lebih rendah. Penelitian yang berbeda pada studi klinis Taylor C dkk, 2013 dari
484 peserta yang di follow-up, gangguan kognitif menunjukkan hubungan yang U-shape signifikan pada tekanan darah diastolik dan tekanan arteri
rata rata ; terutama bagi mereka yang berusia ≥ 50 tahun, tetapi tidak ditemukan hubungan dengan tekanan darah sistolik atau tekanan nadi.
Mereka menyimpulkan bahwa pada tekanan arteri rata-rata yang rendah dan tinggi dihubungkan dengan gangguan kognitif pada 20 tahun
kemudian. Penelitian yang dilakukan Stefan D. dkk, 2007 menunjukkan nilai
bawah untuk batas autoregulasi tekanan arteri rata-rata menjadi jauh lebih tinggi dari 60 mmHg yaitu batas bawah tekanan arteri rata-rata tidak
kurang dari 70 mmHg. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa
tekanan darah rendah yang kronis disertai dengan berkurang kemampuan
Universitas Sumatera Utara
kognitif, terutama yang melibatkan perhatian dan memori. Hal ini cukup beralasan bahwa sebagai konsekuensi dari situasi ini adalah
berkurangnya pasokan metabolisme dari jaringan otak sehingga dapat terjadinya defisit kognitif dan defisit kognitif banyak memengaruhi setiap
kehidupan orang dengan hipotensi.
IV.2.7. Distribusi Rerata Nilai MMSE Berdasarkan Variabel