Masalah-Masalah Interaksi Keluarga Data Hasil Penelitian

87 Pernyataan dari “YT” dan “WS” mereka sama-sama susah untuk mengkontrol anak karena yang sibuk dengan pekerjaan mereka yang menyebabkan kurang luangnya waktu untuk mengkontrol atau mengawasi anak. Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa control terhadap anak sangatlah penting supaya dapat mengendalikan anak supaya tidak melakukan perbuatan menyimpang. Pentingnya interaksi disini yaitu supaya orang tua ayah atau ibu dapat mengawasi anak jika anak berbuat yang tidak baik.

2. Masalah-Masalah Interaksi Keluarga

Permasalahan keluarga yang semakin rentan akhir-akhir ini dikarenakan semakin melemahnya kualitas komunikasi antara anggota keluarga sehingga memudarnya fungsi keluarga dalam melindungi anggotanya dari pengaruh pihak luar.Pengaruh luar terhadap pribadi keluarga semakin kuat akibat peningkatanteknologi komunikasi di era informasi globalisasi. Komunikasi dan interaksi dalam keluarga adalah bagian dari proses sosialisasi anak yang dilakukan oleh orangtua. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam proses sosialisasi, yaitu: pola perilaku yang disosialisasikan, agen yang berpartisipasi dalam proses sosialisasi termasuk orangtua, anak, teman, guru, dan teknik pelaksananan dari proses sosialisasi mengemukakan pendapat bahwa keluarga merupakan suatu sistem yang menekankan pada dimensi interaksi 88 keluarga, suatu seri dari interaksi timbal balik dua arah, dan gabungan dari interaksi dari semua sub kelompok keluarga, dan suatu sistem hubungan internal yang menyangkut dukungan sosial, dan hubungan intergenerasi. Hal-hal yang menyebabkan adanya masalah-masalah interaksi antara orang tua ayah atau ibu disebabkan karena adanya berbagai faktor antara lain yang dapat menyebabkan kondisi broken home diantaranya: a. Kurangnya komunikasi di antara anggota keluarga Orang tua ayah atau ibu yang terlalu sibuk dengan segala pekerjaannya yang bekerja hingga tidak memiliki waktu dengan anak. Ayah atau ibu yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya menyebabkan tidak bisa meluangkan waktu dengan anak untuk bermain bahkan untuk berbicara dengan anak. Hal tersebut menyebabkan membuat kurangnya komunikasi atau interaksi diantara mereka. Kurangnya putus komunikasi ini antara ayah atau ibu atau dengan anggota keluarga yang lain menyebabkan anak kurang diperhatikan. Anak lebih cenderung memilih teman-teman disekolah maupun dilingkungan daripada dengan orang dirumah.Sehingga hal tersebut menyebabkan anak menjadi tidak betah dirumah karena merasa tidak diperhatikan. Seperti yang diungkapkan oleh “YT” yang mengungkapkan bahwa: 89 “Ada mba kan saya jarang dirumah jadi interaksi dan komunikasi dengan anak menjadi kurang.Itu yang membuat saya kawatir dengan kondisi anak gitu mba. Anak saya menjadi minder, tidak percaya diri kadang suka melamun” CL: 1 Pernyataan lain juga disampaikan oleh “AD” juga mengatakan: “Saya merasa waktu saya dan anak kurang jadi itu sangat berdampak sekali dengan anak” CL: 4 Senada dengan pernyataan diatas “WS” mengatakan bahwa: “Iya menghamabat sekali karena dia memilih temannya saya tidak bisa berkomunikasi dengan anak secara langsung” CL :5 Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kurangnya interaksi dan komunikasi tersebut menyebabkan anak lebih memilih berinteraksi dengan teman-temannya.Dari pernyataan ketiganya “YT”, “AD” dan “WS” mereka sama-sama kurang ada waktu dengan anak dirumah karena mereka sibuk dengan pekerjaan mereka dan kurang ada waktu untuk mereka bisa mengobrol dengan anak tersebut. Oleh karena itu sikap yang sering terlihat pada orangtua yang lupa bahwa anaknya yang mulai menginjak remaja, justru membutuhkan lebih banyak waktu dan perhatian untuk menciptakan hubungan timbal balik, hubungan komunikatif dan dialogis, agar permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh 90 remaja memperoleh bantuan, dorongan, dan dukungan dari orangtua untuk mengatasinya b. Masalah ekonomi Masalah ekonomi inilah yang sering muncul ketika dalam keluarga terjadi perpecahan.Dimana orang tua ayah atau ibu tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga memilih jalan untuk sendiri-sendiri.Masalah ekonomi merupakan masalah yang sangat berat yang mana setelah dalam keluarga sudah pecah maka anak yang menjadi korban. Anak yang seharusnya mendapatkan kebutuhan akan hidupnya menjadi tidak dapat tercukupi. Hal tersebut diungkapkan oleh “YT” yang mana beliau dalam kesehariannya berkerja untuk memnuhi kebutuhan hidupnya, “YT” menyatakan bahwa: “Kalo untuk masalah ekonomi saya juga susah mbak, lah saya kerja untuk mencukupi kebutuhan anak. Kalo saya orang mampu saya tidak akan bekerja seharian mba tapi ya gimana lagi kebutuhan banyak, kebutuhan sekolah juga. Jadi saya kurang ada waktu dengan anak saya” CL: 1 Senada dengan pernyataan “YT” diatas “AD” juga mengatakan hal yang sama beliau mengatakan bahwa: “Masalah ekonomi kadang membuat saya dan anak menjadi jauh dalam hubungan komunikasi saya yang sibuk bekerja sampai malam hanya untuk mencukupi kebutuhan anak dan keluarga tapi kalo saya tidak bekerja gimana saya dapat memenuhi kebutuhan saya dan keluarga. Ya walaupun menjadi saya dan anak kurang berinteraksi dirumah” CL: 4 Dari pernyataan dari “YT” dan “AD” bahwa beliau mengatakan masalah ekonomi membuat mereka jauh dengan anak 91 mereka merasa kalau mereka bekerja maka akan membuat mereka jauh dalam berinteraksi dengan anak. Tetapi jika mereka tidak bekerja bagaimana mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.Untuk mencukupi kebutuhan anak dari kebutuhan sekolah, sandang, pangan dan papan. c. Jauh dari agama Dalam agama tidak ada yang mengajarkan bahwa satu keluarga harus mengalami masalah perpisahan, yang mana dalam perpisahan tersebut anak menjadi korbanya. Dalam agama juga mengajarkan anak dari usia dini untuk mengerti akan moral. Disamping itu juga peran dari orang tua ayah atau ibu juga sangat berpengaruh untuk membentuk kepribadidan anak. Apabila orang tua tidak megajarkan yang baik maka akan terbentuk individu- individu melakukan hal-hal yang kurang baik. Sebaliknya jika orang tua mengajarkan yang baik maka anak juga akan melakukan hal yang baik. Dalam hal ini masa-masa anak dari kecil sampai remaja cenderung dalam masa pencarian jati diri mereka. Anak membutuhkan figure orang tua untuk memberikan contoh dan teladan yang baik. Hubungan orang tua dengan anak sangat berdampak dalam interaksinya dengan anggota keluarga, teman sebaya bahkan lingkungan masyarakatnya.Lain halnya jika anak kurang memiliki hubungan harmonis dengan orang tuanya. 92 Masalah-masalah dalam interaksi didalam keluarga selain kurangnya komunikasi juga ada hal lain yang menyebabkan masalah tersebut dapat menghambat proses interaksi didalam keluarga. Masalah tersebut ada karena kurangnya hubungan diantara orang tua dengan anak. Hal tersebut juga disampaikan oleh “YT” yang mengatakan bahwa: “Anak kadang suka menyendiri mba, pemurung gitu kalo ada apa-apa saya susah harus gimana. Kadang untuk berinteraksi dengan lingkungan juga jarang disekolah anak cenderung lebih diam tapi di a tidak nakal” CL: 1 Hal tersebut juga disampaikan oleh “MY” yang mengatakan bahwa: “Sebenarnya anaknya tuh pintar tapi kadang sifatnya lebih emosional sedikit-sedikit gampang marah, kalo dia lagi tidak senang dia pergi keluar bersama temannya, tapi dia tidak pernah menggangu atau membuat ulah dilingkungan rumah” CL: 2 Senada dengan pernyataan diatas “AD” juga mengatakan bahwa: “anak mempunyai tempramen yang buruk kadang dia sering berantem dengan teman disekolahnya pernah teman main dirumah berantem. Dengan kondisiseperti itu anak tidak memiliki teman, anak menjadi pemurung dan sering ngamuk” CL: 4 Dari masalah- masalah diatas orang tua “YT”, “MY”, dan “AD” harusnya mengerti bagaimana mendidik anak dengan berinteraksi dan komunikasi yang baik sehingga anak tidak melakukan hal-hal yang tidak dingiinkan.Interaksi merupakan hal yang sangat penting dan sangat berperan untuk membantu dan membentuk perilaku anak. Interaksi social juga sangat diperlukan 93 supaya membetuk anak yang sopan dan mengerti akan lingkuannya. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah- masalah yang terjadi yaitu: a. Kurangnya waktu untuk bersama-sama dengan anak b. Kuantitas untuk bertemu dengan anak sedikit c. Kurang peduli terhadap perilaku anak d. Anak lebih memilih dengan anggota keluarga yang lain daripada ayah atau ibu mereka atau dengan teman-temannya

3. Upaya Untuk Mengatasi Masalah