44 dalam aktivitas-aktivitasnya, kemudian dapat menyampaikan
pesan-pesan yang ingin disampaikan 6
Sesuaikan instruksi dengan kondisi lingkungan, jangan mengajak anak untuk belajar saat dia memang sedang menikmati lburannya
dengan saudara atau dengan temannya. Menata waktu adalah hal yang paling penting dalam komunikasi
7 Jangan pernah membandingkan keadaan kita jaman dahulu dengan
anak. Tetapi lebih menjadikan sebagai pengalaman kita sebagai cerita yang menarik dan menjadi model bagi anak kita
8 Saat anak melakukan sesuatu yang salah jangan terpancing emosi.
Jika kita langsung marah maka anak akan menghindari kejujuran. Bagi anak menjadi anak baik dan kesayangan adalah mahkota yang
harus dipertahankan, bahkan anak berbohong demi mahkotanya tersebut. Pahamilah kondisinya tersebut baru kita memberitahukan
dan meluruskan kesalahannya. Yakinlah kesalahan tersebut adalah proses menjadi benar, sehingga tidak perlu dihindari.
9 Terkadang pelu media lain untuk menunjang komunikasi seperti
sms, buku ataupun menulis surat. Hal ini lebih menarik dan akhirnya lebih diperhatikan oleh anak.
5. Pengaruh Interaksi Anak Keluarga Broken Home Terhadap
Perkembangan Anak
Orangtua berperan besar dalam perkembangan kepribadian anak.Orangtua menjadi faktor dalam menanamkan dasar kepribadian
45 yang ikut menentukan corak dan gambaran seseorang setelah dewasa.
Jadi gambaran kepribadian yang terlihat dan diperlihatkan seorang remaja banyak ditentukan oleh keadaan dan proses yang ada dan yang
terjadi sebelumnya Gunarsa Gunarsa 1990. Sikap orangtua mempengaruhi cara orangtua memperlakukan
anak dan perlakuan orangtua terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap dan perilaku anak terhadap orangtua. Pada dasarnya hubungan
orangtua-anak tergantung pada sikap orangtua.Sikap orangtua sangat menentukan hubungan keluarga.Sekali hubungan terbentuk, maka
cenderung bertahan. Orangtua yang mempunyai kemampuan yang baik tentu akan mempunyai cara, sikap, dan waktu yang tepat untuk
berkomunikasi dengan anak. Tingkah laku orangtua dapat mempengaruhi dalam pembinaan anak-anak. Hubungan yang baik
dalam keluarga antara ayah, ibu, dan anak-anak disamping anggota keluarga akan dapat terjalin dengan baik apabila komunikasi berjalan
dengan baik dalam lingkungan keluarga Effendi et al 1995, diacu dalam Kunarti 2004.
Keadaan keluarga setiap orang berbeda-beda, ada yang harmonis karena semua kebutuhan rumah tangga terpenuhi dengan
sempurna serta suami istri merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki saat itu, namun tidak sedikit juga yang keadaan rumah
tangganya penuh dengan konflik, selain dilatar belakangikeadaan ekonomi kesetiaan suami istri serta sikap tidak mensyukuri dengan apa
46 yang ada menjadi pemicu retaknya rumah tangga. Selain sekolah dan
masyarakat, keluarga adalah lembaga pendidikan pertama yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan.Karena lembaga
pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak didik pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan
dari orang tuanya atau anggota keluarga lainnya. Orang tua sekarang ini hanya memberikan kebutuhan materi
kepada anaknya, sehingga mereka menjadi pribadi yang tidak lengkap. Hal ini dimungkinkan oleh kesibukan-kesibukan orang tua terutama
yang berdiam di kota besar dan atau ketidaktahuan orang tua dalam mendidik anak. Sebaliknya orang tua yang bermukim di pedesaan
mereka banyak yang berpendidikan rendah dengan bekerja sebagai buruh tani, buruh pabrik dan buruh bangunan.Penghasilan mereka
sangat minim sekali, sehingga untuk mencukupi kebutuhan keluarga sangat kurang.Hal seperti itu mengakibatkan keluarga mereka selalu
ada pertengkaran kurang harmonis dan akhirnya anak-anak mereka kurang mendapat perhatian.
Menurut Tricia K. Neppl dalam penelitian Listriana Fatimah 2012: 35 pengasuhan yang keras otoriter menyebabkan anak
menjadi agresif. Hubungan pola asuh yang seperti itu akan meyebabkan kepribadian dan karakter perkembangan anak itu sendiri.
Kurangnya interaksi didalam pola asuh otoriter menyebabkan anak menjadi pribadi yang kurang bersosialisasi dan tidak percaya
47 diri.Sedangakan pola asuh yang demokratis selalu memberikan kasih
saying, mendengarkan pendapat anak, memperhatikan anak, dan melakukan control terhadap anak. Anak akan merasa diperhatikan dan
membuat anak akan merasa percaya diri sehingga akan membentuk kepribadian yang baik dan adanya interaksi didalamnya mebuat anak
merasa mereka ada. Pola interaksi yang terjalin dalam keluarga broken home sangat
berpengaruh terhadap kesejahteraan anak dan keluarga. Menurut David K. Berlo 2004:36 komunikasi adalah proses dimana unsur-unsur
yang ada bergerak aktif, dinamis dan tidak statis. Maka alangkah naif jika kita berpikir bahwa komunikasi akan otomatis berjalan selalu
sama dan sesuai yang kita inginkan. Tiap kali komunikasi terjadi berarti selalu akan terjadi modifikasi. Sehingga masalah komunikasi
dalam keluarga haruslah dipahami dalam konteks dinamika keluarga untuk menjalin kebersamaan.
Pentingnya interaksi anak dengan orang tua karena dalam interaksi itu didapatkan kasih sayang, rasa aman dan perhatian dari
orang tua yang tidak ternilai harganya. Interaksi yang baik antara orang tua dan anak juga harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan anak,
seperti kebutuhan pangan, sandang, dan pendidikan, karena semua itu adalah tanggung jawab orang tua yang telah melahirkannya. Apabila
dalam suatu keluarga terjadi suatu perceraian atau keretakan didalamnya, maka sedikit banyak akan mempengaruhi perubahan
48 perhatian dari orang tua terhadap anaknya baik perhatian fisik, seperti
sandang, pangan, dan pendidikan maupun perhatian psikis seperti, kasih sayang dan intensitas interaksi. Perubahan ini disebabkan karena
kebiasaan hidup yang dilakukan bersama dalam satu rumah, harus berubah menjadi kehidupan sendiri-sendiri dan timbulnya rasa tidak
nyaman akibat adanya konflik dalam keluarga B.
Penelitian Yang Relevan
Dalam melaksanakan suatu kegiatan penelitian, harus mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan, sehingga dengan begitu
pelaksanaan penelitian dapat optimal. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini mengangkat tentang keluarga broken home,
diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Pasini pada tahun 2012
mengenai Pengaruh Broken Home Dalam Keluarga Terhadap prestasi Belajar Siswa
DiMadrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Bandungan Kabupaten Semarang. Penelitian ini mengemukakan bahwa dampak dari pengaruh
keluarga broken home terhadap prestasi belajar siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu keluarga broken home sendiri mengakibatkan
pengaruh terhadap prestasi belajar siswa di Semarang. Penelitian ini juga mengungkap bahwa sebagian besar banyak anak yang kondisi
rumah tangganya tidak harmonis. Terdapat juga pengaruh yang signifikan
antara broken
home dalam
keluarga terhadap
49 prestasibelajarsiswa di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Bandungan
kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20112012. Sedangkan focus penelitian yang berjudul “Analisis Problematika
Interaksi Anak Dalam Keluarga Broken Home, Desa Banyuroto, Nanggulan, Kulon Progo” disini terdapat kesamaan subyek yaitu
untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang dialami oleh sebagian keluarga yang mengalami broken home terhadap anak. Adapun
perbedaan antara peneitian yang relevan diatas dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada obyek yang akan diteliti.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Listriana Fatimah pada tahun 2010
mengenai Hubungan Persepsi Anak Terhadap Keharmonisan Keluarga Dan Pola Asuh Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Studi Di Prodi
D-III Kebidanan
FIK UNDIPU
Jombang. Penelitian
ini mengemukakan bahwa keharmonisan keluarga dan pola asuh sangat
penting untuk anak. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa serasinya sebuah hubungan antara orang tua dengan anak sangat
diperlukan untuk 1 Adanya pengetahuan dan wawasan orantua dan anak tentang pentingnya hubungan yang setara dalam keluarga. 2
tumbuhnya rasa cinta dan kasih saying. 3 munculnya rasa hormat dan menghargai yang lain. 4 adanya sikap orang tua yang rasional dan
bertanggung jawab. Penelitian yang relevan diatas berkaitan dengan penelitan yang
akan dilakukan mengenai hubungan yang terjalin antara orang tua
50 dengan anak. Disini terdapat kesamaan subyek untuk menjadi dasar
penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai hubungan interaksi yang terjalin antara orang tua dengan anak ataupun sebaliknya.
Adapun perbedaan antara penelitaian yang relevan diatas dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada objek yang diteliti.
C. Problematika Interaksi Anak Keluarga Broken Home