96 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Banyuroto, Nanggulan,
Kulon Progo peneliti memperoleh data hasil penelitian.Ada beberapa prinsip dalam interaksi yang terjadi didalam keluaraga yang mana dalam
prinsip tersebut orang tua bersama dengan anak menciptakan interaksi yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip itu dipakai
oleh tua untuk mengembangkan disiplin bagi anak sehingga dalam keluarga tersebut terdapat praktek mengenai pola asuh orang tua yang
dapat membatu dalam proses interaksi Shocib 1998: 124
1. Interaksi yang Terjadi Didalam Keluarga
Interaksi yang terjalin didalam keluarga yang pecah di Desa Banyuroto tetap berlangsung orang tua ayah atau ibu dapat saling
berkomunikasi dengan anak walaupun terbatasnya waktu.Hal ini tergantung bagaimana orang tua tersebut dalam mendidik anak dan
komunikasi yang baik.Tetapi dalam keluarga yang pecah tersebut di Desa Banyuroto masing-masing keluarga memiliki pola interaksi yang
berbeda.Interaksi yang terjalin antara orang tua dengan anak memiliki interaksi yang berbeda-beda hal ini dikarenakan ada orang tua yang
sibuk dengan pekerjaannya membuat interaksi dengan anaknya menjadi berkurang.Tetapi dalam menyikapi hal tersebut di era yang
modern dan canggih ini maka orang tua walaupun tidak bisa berinteraksi langsung secara tatap muka dengan anak mereka dapat
berkomunikasi lewat sms ataupun telepon sehingga orang tua dapat memantau aktivitas dan kegiatan anak kesehariannya.
97 Orang tua sadar akan akibat dari pecahnya suatu keluarga yang
membuat anak menjadi kurang perhatian, pemurung, bahkan ada anak yang menjadi kurang mengerti akan moral mereka anak cenderung
memilih bergaul dengan teman-temanya. Anak-anak yang menjadi korban orang tua yang pisah di Desa Banyuroto ini ada yang memiliki
perilaku yang baik dan ada yang memiliki perilaku yang buruk hal ini karena interaksi yang terjadi didalam keluarga kurang.Hal tersebut
menjadikan masalah untuk anak. Didalam keluarga yang pecah di Desa Banyuroto ini orang tua
masing-masing memiliki kesibukan masing-masing ada yang sibuk bekerja ada juga yang ada waktu dengan anak yang menjadikan anak
kurang memiliki waktu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tua. Dalam interaksi dengan anak orang tua di Desa Banyuroto
yaitu dalam kebersamaan dengan anak, masing-masing orang tua sulit untuk menciptakan kebersamaan dengan anak karena orang tua
kebanyakan waktu kesita untuk bekerja. Tetapi walaupun orang tua jarang dirumah tetapi anak dirumah bisa bersama-sama dengan kakak,
adik, atau paman dan bibinya. Dalam keterbukaan dengan anak hal ini orang tua kadang sulit terbuka dengan anak tetapi anak cenderung
terbuka dengan saudaranya sehingga tidak adanya kebersamaan antara orang tua dan anak untuk bersama-sama dengan anak menjadi suatu
hal yang sulit, tetapi dengan anggota keluarga yang lain anak bisa terbuka. Kedekatan yang terjadi menjadikan orang tua di Desa
Banyuroto sulit berinteraksi dengan anak.Orang tua yang sibuk dan
98 jarang dirumah juga sulit terciptanya kedekatan dengan anak.Tetapi
anak selama orang tua sibuk dengan pekerjaannya yang membuat anak kurang dekat dengan ayah atau ibunya anak dekat saudaranya kakak,
adik, paman atau bibinya. Sehingga anak bisa dipantau perilakunya dalam kesehariannya dengan anggota keluaraga yang lain.
Dilihat dari keteladanan orang tua masing-masing orang tua mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai yang baik seperti:
menghormati dengan yang lebih tua, berbicara sopan, menjaga perilaku, dsb.Masing-masing orang tua walaupun ada yang memiliki
waktu kurang dengan anak tetapi mereka masih menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan anakdengan memberikan aturan-aturan yang
mana aturan tersebut digunakan dan anak harus mematuhi aturan yang telah dibuat. Jika anak melanggar aturan yang sudah disepakati dari
masing-masing orang tua di Desa Banyuroto anak akan mendapat sanksi yang berupa nasehat ataupun hukuman. Dengan cara tersebut
maka orang tua dengan interaksi yang tidak banyak dapat mengkontrol perilaku anak yang kurang baik. Orang tua dapat memantau kegaitan
anak kesehariannya tanpa memiliki rasa kuatir. Terjadinya interaksi dalam keluarga akan saling mempengaruhi
satu dengan yang lain dan saling memberikan stimulus dan respons. Dengan interaksi antara anak dengan orang tua, akan membentuk
gambaran-gambaran tertentu pada masing-masing pihak sebagai hasil dari komunikasi. Anak akan mempunyai gambaran tertentu mengenai
orang tuanya. Dengan adanya gambaran-gambaran tertentu tersebut
99 sebagai hasil persepsinya melalui komunikasi, maka akan terbentuk
juga sikap-sikap tertentu dari masing-masing pihak. Bagi orang tua anak sebagai objek sikap, sebaliknya bagi anak orang tua sebagai objek
sikap. Pada anak akan terbentuk sikap tertentu terhadap orang tuanya, sebaliknya pada orang tua akan terbentuk sikap tertentu terhadap
anaknya. Menurut Shochib 1998:124 menerangkan bahwa ada
beberapa prinsip yang yang dapat mengembangkan disiplin anak dan dalam prinsip-prinsipnya terdapat intraksi didalamya. Prinsip-prinsip
tersebut anatara lain: adanya keteladanan diri, adanya kebersamaan orang tua, demokratisasi dan keterbukaan, kemampuan orang tua
menghayati dunia anak, konsekuensi logis, kontrol orang tua, nilai- nilai.
Bagi keluarga yang mampu mengadakan komunikasi yang baik kepada anak tentu akan memberikan perhatian dan kasih sayang
kepada anak, sebaliknya bagi orang tua yang super sibuk dan masa bodoh terhadap perkembangan anak tentu jarang terjadi proses
interaksi atau komunikasi dalam keluarga. Dampaknya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan orang tua yang tidak komunikatif
kemungkinan besar akan mencari bentuk perhatian ke lingkungan lain, misalnyanya: di lingkungan sekolah atau lingkungan teman sebayanya.
Persamaan masing-masing orang tua setelah mengalami perceraian interaksi anak dengan orang tua yang terpisah masih tetap
berlangsung, baik interaksi secara langsung bertatap muka maupun
100 interaksi secara tidak langsung lewat telpon, SMS, dan lain-lain.
Kaitannya dengan hal ini adalah interaksi untuk menciptakan kepedulian, kasih sayang, masih diterima anak dari orang tuanya yang
berpisah, jarangnya pertemuan tidak menentukan, dan yang terpenting adalah kualitas pertemuan tersebut, di mana dalam setiap pertemuan
orang tua yang berpisah masih menjalankan peranannya sebagai seorang yang mensosialisasikan nilai-nilai dan norma kepada anak-
anaknya dengan baik, norma dan nilai itu disosialisasikan sesuai dengan perkembangan zaman seperti yang sedang marakdi kalangan
remaja kaitannya dalam hal pergaulan bebas, maupun mengenai narkoba yang saat ini sangat digandrungi anak-anak muda bahkan
anak-anak kecil yang masih duduk di sekolah dasar. Orang tua juga masih mengingatkan norma dan kebiasaan-
kebiasaan dahulu yang pernah diajarkan dan diterapkan di dalamkeluarga sebelum perceraian terjadi, kebiasaan-kebiasaan itu
antara lain berupa kebiasaan jam istirahat tidur siang ini bagi anak yang belum berusia remaja alias masih sekolah dasar, kebiasaan-
kebiasaan selanjutnya adalah mengingatkan supaya rajin sholat, rajin mengaji, serta mengarahkan hobi informan. Maka dari itu terbukti
para informan setelah perceraian masih mempunyai perilaku yang positif baik.
2. Masalah-Masalah Interaksi Keluarga