Masalah-Masalah Interaksi Keluarga Pembahasan

100 interaksi secara tidak langsung lewat telpon, SMS, dan lain-lain. Kaitannya dengan hal ini adalah interaksi untuk menciptakan kepedulian, kasih sayang, masih diterima anak dari orang tuanya yang berpisah, jarangnya pertemuan tidak menentukan, dan yang terpenting adalah kualitas pertemuan tersebut, di mana dalam setiap pertemuan orang tua yang berpisah masih menjalankan peranannya sebagai seorang yang mensosialisasikan nilai-nilai dan norma kepada anak- anaknya dengan baik, norma dan nilai itu disosialisasikan sesuai dengan perkembangan zaman seperti yang sedang marakdi kalangan remaja kaitannya dalam hal pergaulan bebas, maupun mengenai narkoba yang saat ini sangat digandrungi anak-anak muda bahkan anak-anak kecil yang masih duduk di sekolah dasar. Orang tua juga masih mengingatkan norma dan kebiasaan- kebiasaan dahulu yang pernah diajarkan dan diterapkan di dalamkeluarga sebelum perceraian terjadi, kebiasaan-kebiasaan itu antara lain berupa kebiasaan jam istirahat tidur siang ini bagi anak yang belum berusia remaja alias masih sekolah dasar, kebiasaan- kebiasaan selanjutnya adalah mengingatkan supaya rajin sholat, rajin mengaji, serta mengarahkan hobi informan. Maka dari itu terbukti para informan setelah perceraian masih mempunyai perilaku yang positif baik.

2. Masalah-Masalah Interaksi Keluarga

Masalah-masalah yang timbul karena kurangnya interaksi atau putus komunikasi antara orang tua ayah atau ibu dengan anak di Desa 101 Banyuroto hal itu dikarenakan ayah atau ibu terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan sehingga kurangnya waktu bersama dengan anak.Anak lebih cenderung memilih bersama dengan teman-temannya daripada dengan orang tua mereka.Pernyataan tersebut juga disampaikan beberapa keluarga yang memang mereka sibuk dan menghabiskan waktu dengan pekerjaan daripada dirumah dengan anak.Mereka seperti itu karena harus memenuhi kebutuhan yang memang harus dipenuhi.Kuantitas untuk bertemu dengan anak juga kurang dalam melakukan interaksi hal tersebut dikarenakan orang tua yang sibuk dalam pekerjaanya. Masalah ekonomi juga menghambat interaksi yang ada didalam keluarga di Desa Banyuroto, orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya menghambat komunikasi dengan anaknya, mereka hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Kebutuhan yang semakin banyak dan orang tua harus mencukupi kebutuhan anak seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, kebutuhan sekolah dan masih banyak yang lain. Hal tersebut menjadikan masalah yang mana anak kurang diperhatikan oleh orang tua kurag berrinteraksi antara ayah atau ibu menjadikan anak juga kurang memiliki rasa kasih sayang. Selain masalah-masalah tersebut orang tua di Desa Banyuroto mengalami masalah dalam memberikan pendidikan agama.Adanya hal tersebut menyebabkan anak jauh dari agama masalah tersebut sangat berdampak buruk bagi anak.Dalam keluarga masing-masing orang tua 102 berbeda dalam penyampaian tentang agama.Kurangnya interaksi tersebut menjadikan anak jauh dari orang tua dan jauh dari agama.Anak menjadi kurang memiliki pegangan hidup dan memiliki perilaku yang buruk.Tetapi ada keluarga di Desa banyuroto yang orang tua mereka pisah tetapi masih memberikan inteeraksi yang baik dengan anak dan mengajak anak untuk ke TPA atau diajarkan beribadah yang baik supaya memiliki perilaku yang baik. Menurut Sofyan, 1998: 125 sebab-sebab masalah dalam keretakan keluarga, ada dua faktor besar yakni: faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal adalah: a. Beban psikologis ayahibu yang berat psychological overloaded seperti tekanan stress di tempat kerja, kesulitan keuangan keluarga; b. Tafsiran dan perlakuan terhadap perilaku marah-marah dan sebagainya; c. Kecurigaan suami isteri bahwa salah satu diantara mereka di duga berselingkuh dan lain-lain; d. Sikap egositis dan kurang demokaratis salah satu orang tua misalnya suka mengatur suami atau isteri, memaksakan pendapat terhadap anak-anak, sok berkuasa otoriter, kurang suka berdialog atau berdiskusi tentang masalah keluarga, lalu orangtua ayah atau ibu mengambil keputusan sendiri tanpa musyawarah, sehingga menyinggung perasaan anggota keluarga yang lain. Faktor eksternal antara lain adalah: a campur tangan pihak ketiga dalam masalah keluarga terutama hubungan suami-isteri dalam bentuk issue-issue negatif yang ditiupkan secara sengaja atau tidak; b 103 pergaulan yang negatif anggota keluarga, dalam hal ini perilaku dari luar dikembangkan atau berdampak negatif terhadap keluarga seperti kecanduan narkoba, sehingga sering mencuri uang dan harta orangtua. Berbagi penyakit yang diidap kepala keluarga seperti AIDS, sphylis dan gonorhoe dapat dengan mudah menular kepada isteri; c kebiasaan isteri suka bergunjing di rumah orang lain, akan membawa issu-issue negatif kedalam keluarganya. Dampaknya mungkin akan terjadi pertengkaran suami isteri sebagai hasil tandang ke rumah orang lain; d kebiasaan berjudi akan berakibat kekacauan keluarga. Dari hasil penelitian dan wawancara terhadap keluarga broken home di Desa Banyuroto terdapat masalah yang terjadi didalam keluarga seperti kurangnya interaksi antara orang tua dan anak, kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak ada waktu bersama dengan anak. Dengan adanya masalah tersebut diperlukan atau dibutuhkan upaya untuk mengatasi masalah tersebut supaya interaksi antara orang tua ayah atau ibu dengan anak bisa terjalin interaksi dan komunikasi yang baik.

3. Upaya Untuk Mengatasi Masalah