71
B. Keadaan Masyarakat Banyuroto
1. Identifikasi Masyarakat Banyuroto
Berdasarkan catatan yang diperoleh bahwa keadaan desa Banyuroto bahwa penduduk dalam kelurahan Banyuroto berjumlah
4.043 jiwa.Jumlah penduduk yang umumnya beragama Islam tetapi ada agama lain seperti Kristen dan Khatolik.Penduduk yang ada saling
bergotong royong dalam mengerjakan suatu yang ada didesa.Seperti gotong royong pembuatan jembatan, jalan, pembangunan fasilitas-
fasilatas umum dan masih banyak lagi. Desa Banyuroto memiliki delapan pedukuhan antara lain,
pedukuhan Dlingo, Gendol, Gayam, Tawang, Sambiroto, Keso, Angin- Ngangin dan Brangkal. Kelurahan Banyuroto juga memiliki fasilitas-
fasilitas yang digunakan oleh masyarakat. Fasilitas-fasilitas tersebut seperti tempat ibadah seperti masjid, mushola dan kapel, layanan
kesehatas berupa Puskesmas, fasilitas pendidikan memiliki tiga sekolah dasar, beberapa PAUD disetiap pedukuhan, fasilitas air
disediakan oleh PAM dan masih banyak fasilitas lain yang bisa digunakan.
Tingkat pendidikan yang ada dalam masyarakat pun dapat dilihat dari aspek formal maupun non formal.Pada umumnya
masyarakat Banyuroto mengenyam pendidikan formal maupun non formal.Banyak lulusan dari mereka telah menjadi sarjana karena
mengingat bahwa pendidikan tersebut sangatlah penting. Tetapi banyak juga masyarakat yang belum lulus dari sekolah dan mereka
72 menempuh dengan cara program paket yang diselenggarakan oleh
PKBM di desa Banyuroto. Letak geografis Banyuroto yang sangat strategis dekat dengan
jalan raya meskipun ada berbagai pedukuhan yang masih terpencil tetapi masih bisa dijangkau dengan kendaraan.Sebagaian mereka yang
bertani memiliki kebun yang sangat luas dan kebun tersebut ditanami berbagai tanaman yang dari hasil panennya dapat dijual kembali untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Hasil panen tersebut antara lain: kelapa, palawija, sayur mayur, dan lain-lain.
Segi ekonomisnya penduduk masyarakat desa cukup tinggi hal ini dibuktikan dengan masyarakat desa Banyuroto memiliki berbagai
jenis pekerjaan dari yang PNS, TNI, Polri, Tani dan sebagainya menjadi satu dalam satu wilayah dan dari mereka tidak ada yang saling
tinggi. Mereka sama dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain hidup rukun, damai, nyaman dan tentram. Kendati kehidupan
mereka sibuk dengan pekerjaan mereka sehari-hari teteapi mereka tetap hidup dengan saling gotong royong jika ada masalah dan sama-
sama saling bantu membantu. Menjaga hubungan baik dengan antar masyarakat apabila ada musibah, pernikahan, aqiqahan, hajatan,
selamatan dan lain-lain mereka saling bergotong royong bersama- sama.Mereka masih meluangkan waktunya untuk berkecimpung
disetia kegiatan yang ada dalam masyarakatnya. Seperti pada daerah-daerah lain yang ada dan pada kalangan
masyarakat-masyarakat pada umumnya, terdapat kesenian-kesenian
73 yang ada seperti kesenian jathilan, kesenian gamelan, karawitan, dan
masih banyak yang lainnya. Jadi masyarakat Banyuroto walaupun banyak yang kurang mengerti akan kesenian tersebut masih banyak
masyarakat yang menjalankan kesenian tersebut. Sehingga budaya- budaya yang diwariskan oleh par leluhur akan terus tetap ada dan
dijaga kelestariannya oleh para generasi selanjutnya.
2. Subyek Penelitian