Interaksi yang Terjadi Didalam KeluargaBroken Home

75 e. Ibu WS Ibu WS adalahibuyang berusia 48 tahun beliau tinggal dengan anaknya dan anggota keluarga yang lain. Ibu WS ini bekerja sebagai pengrajin tas yang pengahasilanya sedikit untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan keperluan sehari-harinya. Ibu WS bercerai sudah hampir 6 tahun, beliau bercerai karena sang suami yang pergi meninggalkan beliau dan akhirnya beliau memutuskan untuk bercerai.

C. Data Hasil Penelitian

1. Interaksi yang Terjadi Didalam KeluargaBroken Home

Interaksi yang terjadi didalam keluarga broken home di Desa Banyuroto merupakan hal yang sangat penting didalam sebuah komunikasi antar keluarga. Apabila didalam keluarga kurang adanya interaksi maka komunikasi dengan anggota keluarganyapun akan berkurang. Kurangnya interaksi ini juga berdampak bagi keluarga yang tidak bersama atau tidak utuh. Hal ini menyebabkan interaksi diantara keluarganyapun akan berkurang. Kurangnya interaksi didalam keluarga yang tidak utuh ini menyebabkan masalah-maslah yang timbul didalamnya sehingga interaksi antara anak dengan ibu atau dengan ayah membuat hubungan diantara mereka menjadi kurang bersama. Ada beberapa prinsip dalam interaksi yang terjadi didalam keluaraga yang mana dalam prinsip tersebut orang tua bersama dengan anak menciptakan interaksi yang berlangsung dalam kehidupan sehari- 76 hari. Prinsip-prinsip itu dipakai oleh tua untuk mengembangkan disiplin bagi anak sehingga dalam keluarga tersebut terdapat praktek mengenai pola asuh orang tua yang dapat membatu dalam proses interaksi. Dalam hal ini prinsip-prinsip dalam interaksi didalam keluarga sesuai dengan beberapa pernyatan dari berbagai orang tua yang mengalami keluarga broken home. a. Terciptanya keteladanan diri Orang tua bapak atau ibu menjadi teladan bagi anak adalah senantiasa mereka yang berperilaku yang taat pada nilai-nilai moral. Orang tua bapak atau ibu menyadari bahwa perilakunya yang tidak disadari untuk dicontohkan, oleh anak akan dapat dijadikan bahan imitasi dan identifikasi. Pernyataan ini juga disampaikan kepada bap ak “YT” : “Ya kalo saya dalam kesehariaanya memberikan keteladanan ya memberi contoh sopan santun yang baik dengan orang tua, berperilaku sopan. Selalu mengajarkan nilai menghormati kepada yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda dan menghormati sesam a” CL:1 Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh ibu “MY” yang juga sebagai seorang ibu rumah tangga berpendapat bahwa: “Saya selalu memberikan contoh keteladanan yang baik contohnya seperti, birbicara yang baik dengan orang tua, menjaga sikap yang baik dengan orang lain. Tetapi karena anak udah tambah dewasa jadi hal itu kurang berpengaruh terhadap anak” CL: 2 77 Pernyataan lain juga disampaikan oleh ibu “WS” yang mana ibu “WS” bukan orang tua ayah atau ibu melainkan nenek yang mengurusinya dirumah: “Untuk sehari-hari saya sellau memberikan contoh yang baik tetapi karena anaknya ngeyel dibilang jadi anak susah diatur. Karena cm tinggal dengan saya neneknya” CL: 5 Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa memberikan keteladanan bagi anak merupakan hal yang sangat penting untuk pengembangan perilaku anak.Dalam memeberikan keteladanan orangtua ayah atau ibu dapat bersama- sama membangun sebuah interaksi diantara mereka. Hal lain juga disampaikan bahwa tidak adanya peran ibu atau ayah yang mengasuh anak. Anak hanya ditipkan oleh anggota keluarga yang lain seperti nenek menyebabkan anak sulit untuk diberi contoh yang baik. Anak jika tidak mendapatkan contoh yang baik maka anak akan memiliki perilaku yang buruk karena anak tidak ada yang menegur ataupun member nasehat terhdap perilakunya tersebut. Jadi untuk mengantisipasi hal tersebut maka angota keluarga yang lain tetap memberikan komunikasi atau dialog kepada anak. b. Terciptanya kebersamaan dengan orang tua Untuk menciptakan adanya kebersamaan antara ayah atau ibu dengan anaknya memang diperlukan interaksi yang sangat dekat, karena dari kebersamaan keduanya itulah yang dapat membentuk perilaku anak. 78 Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu “MY” beliau mengatakan bahwa: “Saya dan anak dalam kesehariaanya melakukan berbagai hal secara bersama-sama dalam menciptakan aturan dalam rumah dan apa saja yang tidak boleh dilakukan didalam rumah ataupun diluar rumah. Apalagi ya mba anak saya kan perempuaan jadi aturan-aturan yang saya berikan lebih ketat” CL: 2 Pendapat lain yaitu dari “AB” mengatakan bahwa: “Ya dengan saling berbicara saya mengajak anak saya mencipatakan aturan-aturan yang saya buat untuk anak saya mana yang tidak boleh dilakukan dan mana yang boleh dilakukan. Sehingga kebersamaan diantara kita dapat saling terjalin” CL: 3 Pernyataan lain juga disampaikan dari “AD” beliau mengatakan bahwa: “Susah mba untuk bersama-sama memberikan aturan- aturan yang saya berikan ya mungkin karena dia tidak ada ibunya dan dirumah hanya ada saya dan neneknya tetapi dengan neneknya diajarkan sopan santun ” CL: 4 Pernyataan ini juga diperkuat dengan “WS” yang mengatakan bahwa : “Susah mba jika ketemu anak juga jarang, jadi tidak bisa saling bersama-sama dalam berbicara ataupun bersama- sama tetapi dirumah anak bisa berama-sama ngobrol dengan kakak atau paman atu bibinya ” CL: 5 Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kebersamaan antara orang tua ayah atau ibu dengan anaknya sangat diperlukan karena dengan kebersamaan itulan maka dapat membentuk beberapa aturan yang atau hal lain yang dapat 79 dibicarakan oleh mereka. Sehingga jika dalam suatu hal saling bersama-sama maka dapat meningkatkan interaksi diantara mereka. c. Terciptanya keterbukaan dalam keluarga Untuk membangun suasana tersebut perlu adanya sikap saling terbuka tentang upaya yang akan dilakukan baik didalam lingkungan keluarga maupun lingkungan luar. Dengan adanya keterbukaan didalam keluarga mereka siap menerima saran, sehingga adanya keterbukaan anak berusaha untuk meningkatkan komunikasi yang berjalan diantara mereka. Hal ini serupa dengan pernyataan dari “MY” dengan ketebukaan maka “MY” menyatakan: “Selama ini saya terbuka dengan anak, kita selalu bercerita ketika ada waktu luang setelah saya bekerja saya selalu bertanya pada anak.Tetapi untuk masalah pribadi anak saya kurang terbuka dengan saya, dia lebih memilih bercerita kepada temannya. Mungkin kaena saya sibuk bekerja dan kurang ada waktu untuk anak saya” CL: 2 Senada dengan pe rnyataan oleh “MY” pernyataan dari “AB” beliau juga menyatakan bahwa: “Saya dengan anak terbuka soal teman-teman disekolah atau dirumah, bagaimana nilai disekolah dari itu saya dan anak saya interaksi lebih sering karena kita saling berbicara dan terbuka mengenai beberapa hal” CL: 3 Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya keterbukaan diantara orang tua ayah atau ibu memberikan dampak yang sangat baik untuk anak, yang mana dalam keterbukaan tersebut orang tua ayah atau ibu dapat mengetahui apa yang 80 dirasakan oleh anak dan kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh anak kita dapat mengetahuinya. Keterbukaan inilah yang menjadikan interaksi didalamnya semakin menjadikan para orang tua ayah atau ibu dapat mengetahui perilaku anak ketika berada disekolah maupun berada dilingkungan rumah. d. Terciptanya kedekatan orang tua dengan anak Kedekatan, orang tua harus membangun kedekatan dengan anak dengan cara komunikasi yang dialogis. Cara ini menunjukkan bagaimana kemampuan orang tua ayah atau ibu untuk memahami dunia anak. Banyak orang tua ayah atau ibu sering tidak mengerti apa arti penting dunia anak. Dunia anak yaitu dimana anak dapat mengekspolrasi semua kegiataanya, sehingga didalamnya anak menjadi lebih nyaman. Anak akan merasa nyaman jika didalamnya ada peran orang tua yang bisa mengetahui apa yang dimau anak. Orang tua yang mampu menghayati dunia anak dipersyaratkan untuk memiliki tiga kemapuan, yaitu kepakaran, keterpercayaan, dan kedekatan yang dirasakan anaknya. Sehingga adanya kemampuan menghayati dunia anak maka orang tua dalam mendidik anaknya juga dapat membangun kedekatan dengan anaknya.Kedekatan yang dibangun antara orang tua ayah atau ibu dengan anaknya memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap komunikasi dan interaksi. 81 Hal tersebut juga diungkapkan oleh “YT” selaku orang tua mengatakan: ” Kedekatan saya dengan anak sangat dekat tapi saya tidak begitu terbuka dengan anak ya maklum saya sibuk bekerja. Iya sangat berpengaruh mba soalnya kan komunikasi saya dengan anak kurang maka dari itu mba kasihan anak saya kalo tidak saya perhatikan. Nanti anak menjadi pendiam dan saya takut nanti anak saya melakukan hal-hal yang kurang baik” CL: 1 Pernyataan lain juga disampaikan oleh “MY” mengatakan bahwa: “Saya dekat dengan anak saya ketika saya dirumah saya meluangkan waktu dengan anak, saya bekerja ketika anak sedang pergi kesekolah dan kalau ada apa-apa anak saya member kabar lewat sms atau telfon. Interaksi yang saya lakukn ini sangat berpengaruh sekali terhadap anak karena secara langsung sasya dapat berkomunikasi dengan anak” CL: 2 Diperkuat dengan pernyataan dari “AB” beliau juga mengatakan hal yang sama yaitu: “Saya sangat dekat dengan anak saya. Ya interaksi saya dengan anak selama ini berlangsung baik-baik saja anak ada masalah dia langsung berbicara kepada saaya jadi interaksi asaya dan anak saya sangat berpengaruh terhadap perilaku anak” CL: 3 Adanya kedekatan antara orang tua ayah atau ibu dengan anaknya sangat berpengaruh sekali dengan perialku anak dan interaksi diantara mereka.Ha l tersebut disampaikan oleh “YT‟, “MY”, dan “AB” mereka orang tua yang memiliki rasa kasih sayang anak yang mana mereka walaupun sibuk dengan bekerja tertapi masih meluangkan waktu untuk anak.Hal tesebut menyebabkan anak merasa dihargai dan diiperhatikan.Jika 82 kedekatan antara orang tua dan anak kurang maka juga berpengaruh terhadap komunikasi dan interaksi diantara mereka. Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang dialami oleh “AD” yang mengatakan bahwa: “Selama ini saya mencoba dekat dengan anak dengan memberikan waktu luang dengan anak lebih terbuka dan ngobrol dengan anak.Selaian saya anak dekat dengan neneknya jadi walaupun saya jarang dirumah saya bisa sms atau telpon ” CL: 4 Senada dengan pernyataan “WS” yang megatakan bahwa: “Kalau untuk kedekatan saya kurang dekat dengan anak tersebut kadang saya ajak ngobrol ya tentang dia disekolah atau teman-teman tetapi anak dekat dengan kakak atau paman dan bibinya ” CL: 5 Dengan pernyataan-pernyataan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa kedekatan orang tua ayah atau ibu dengan anaknya sangat berpengaruh terhadap interaksi diantara mereka.Pernyataan yang diuangkapkan oleh orang tua yang memiliki rasa kasih dan peduli dengan anak.Tetapiakibat dari kurangnya kedekatan diatara mereka menyebabakan terputusnya komunikasi dan interaksi diantara mereka karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan juga kurang adanya adanya waktu yang dapat menyebabkan mereka bisa bersama. e. Terciptanya aturan-aturan Sebuah aturan-aturan yang diciptakan bersama antara orang tua dengan anak untuk menciptakan aturan-aturan yang tidak boleh 83 dilanggar.Aturan-aturan tersebut dibuat supaya jika anak melakukan pelanggaran atau kesalahan maka dapat memberikan konsekuensi yang diterima untuk anak.Konsekuensi yang diterima dapat berupa nasehat ataupun hukuman. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari “YT” yang mengatakan bahwa: “Ya namanya anak-anak mba wajar kalo nakal saya cuma kasih nasihat jangan diulangi lagi gitu aja mb a” CL: 1 Pernyataan sama juga diungkapkan oleh “MY” juga mengatakan bahwa: “Sebelum anak saya tambah dewasa dan anak saya perempuan saya sudah membuat aturan-aturan yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar. Jadi ketika anak melakukan pelanggaran dan itu tidak berat saya hanya menasehatinya” CL: 2 Senada dengan pernyataan diatas juga diuangkapkan oleh “AB” yang mana juga mengatakan: “Selama ini anak saya baik-baik aja mba ya walaupun nakal namanya anak- anak wajar paling saya nasehatin saja” CL: 3 Pernyataan tersebut diatas menggambarkan bahwa “YT”, “MY” dan “AB” membuat aturan-aturan yang disepakati oleh anaknya.Jika anak-anak nakal dan kurang mematuhi aturan masih wajar karena namanya anak mereka masih belum menemukan jati diri mereka.Tetapi selama anak tersebut tidak melakukan hal-hal 84 yang buruk orang tua ayah atau ibu hanya memberikan konsekuensi hanya dengan member nasehat. Berbeda dengan orang tua yang kurang peduli dengan anak dan agak sedikit keras dengan anak, jika anak melanggar aturan- aturan yang sudah dibuat mereka bisa memberikan konsekuensi bukan hanya dengan nasehat tetapi dengan hukuman.Hukuman tersebut misalnya; dipukul, dijewer, tidak memberikan uang saku dan sebagainya. Hal tersebut juga diutarakan oleh “AD” yang memiliki anak melanggar aturan yang sudah dibuat. “AD” menyatakan bahwa: “Pernah anak melakukan hal yang jelek pernah anak pulang sampai larut malam saya kasih hukuman dia tidur diluar dan selama itu saya tidak ksih uang tambahan. Tapi hal itu malah berdampak buruk bagi anak karena anak malah menjadi tambah jarang pulang dan saya takut jika itu dia bersama dengan teman- temannya menjadi salah gaul” CL: 4 Pernyataan tersebut oleh “AD” karena merasa anak tersebut sudah melanggar aturan yang dibuat.Hal tersebut membuat anak memperoleh konsekuensi terhadap perbuatannya.“AD” sengaja memberikan hukuman seperti itu supaya anak merasa jera dan tidak melakukannya lagi.Tetapi hukuman seperti itu malah membuat anak tidak merasa jera, karena anak merasa dirinya tertekan sehingga anak lebih memilih keluar dengan anak. Dari pernyataan tesebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa aturan-aturan yang dibuat supaya anak dapat mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilanggar. Apabila aturan-aturan 85 tersebut dialnggar akan medapatkan konsekuensi yang dapat berupa nasehat atau hukuman. Untuk hukuman yang diberikan anak sebagai orang tua juga harus mengerti apakah hukuman yang kita berikan tesebut memberikan efek jera terhadap anak ataukah membuat anak semakin membuat pelanggaran-pelanggaran tersebut. f. Terciptanya kontrol orang tua terhadap perilaku anak Kontrol yang dilakukan orang tua untuk mendidik anak untuk memiliki perilaku yang baik.Perilaku anak merupakan cerminan dari orang tua dalam mendidiknya selama ini. Jika orang tua mendidik anak kurang maka dibentuk perilaku anak yang buruk tetapi jika orang tua memberikan perilaku yang baik maka anak juga akan memiliki perilaku yang baik. Dalam kontrol tersebut peranan orang tua sangatlah penting untuk membantu perilaku anak. Orang tua mampu untuk mengendalikan apa yang dilakukan anak dalam kegiataannya sehari-hari maupun mengkontrol bagaimana anak tersebut bergaul. hal tersebut juga disampaikan oleh “MY” yang menyatakan bahwa: “Ya untuk mengontrol anak selama dia kelakukanya baik- baik saja saya tidak begitu mengontrol anak karena takut anak tidak bisa bebas” CL: 2 Pernyataan lain juga disampaikan oleh “AB” yang mengatakan bahwa: “Untuk mengontrol anak saya pantau terus kegiatan anak, terus anak pergi dengan siapa jadi anak saya secara tidak 86 langsung sudah mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak” CL: 3 Senada dengan pernyataan tersebut diatas “AD” juga melakukan control yang menyatakan bahwa: “Setelah kejadiaan tersebut saya meluangkan waktu dengan anak saya bisa mengontrol kebiasaan buruk anak dengan perjanjian kalo dia bersikap baik apa yang dia mau saya berikan” CL: 4 Dari pernyataan tersebut diatas maka “MY”, “AB”, dan “AD” meberikan control terhadap perilaku anak sangatlah penting karena dapat mengendalikan perilaku anak yang kurang baik, dimana dalam control tersebut juga terdapat interaksi didalamnya. Apabila orang tua jarang memberkan control dalam perilaku anak maka anak dengan bebasnya melakukan hal-hal yang kurang baik. Ini dikarenakan orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau dengan kesibukan yang lain sehingga anak kurang begitu diperhatikan. Hal tersebut disampaikan “YT” yang mengatakan bahwa: “Jujur mba saya percaya-percaya aja sama anak gak tau kalau diluar rumah karena saya juga sibuk bekerj a” CL: 1 Pernyataan tersebut diatas senada dengan “WS” yang mengatakan bahwa: “Kalau untuk mengontrol saya agak susah mba karena anak tersebut susah diaturnya. Saya juga susah mengendalikan anak karena saya juga sibuk untuk bekerja gak ada waktu buat anak tersebut” CL: 5 87 Pernyataan dari “YT” dan “WS” mereka sama-sama susah untuk mengkontrol anak karena yang sibuk dengan pekerjaan mereka yang menyebabkan kurang luangnya waktu untuk mengkontrol atau mengawasi anak. Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa control terhadap anak sangatlah penting supaya dapat mengendalikan anak supaya tidak melakukan perbuatan menyimpang. Pentingnya interaksi disini yaitu supaya orang tua ayah atau ibu dapat mengawasi anak jika anak berbuat yang tidak baik.

2. Masalah-Masalah Interaksi Keluarga