35 2
Kepribadian oran tua sangat mempengaruhi cara mengasuhnya. Orang tua yang cenderung tertutup dan konservatif maka
cenderung memperlakukan anaknya secara ketat 3
Nilai-nilai yang dianut oleh orang tua, orang tua cenderung masih menghargai keputusan anak.
Pola asuh tidak dapat berjalan dengan baik dan maksimal apabila tidak didukung oleh faktor lingkungan. Pola asuh tidak hanya
datang dari orang tua saja tetapi bisa saja dari lingkungan sekitar, kakek,nenek, saudara, kerabat dekat, tetangga dan sekolah, namun itu
semua harus sejalan. Oleh karena itu ada hal yang penting untuk dilakukan agar anak
dapat berkembang sesuai dengan harapan, yaitu dengan menjaga hubungan baik dengan anak, melakukan komunikasi yang tepat
sehingga anak dapat menerima sesuai dengan perkembangannya.
4. Kajian Tentang Interaksi
a. Pengertian Interaksi
Adanya kasus pecahnya suatu keluarga lebih banyak anak mengalami kesulitan didalam hubungan sosial, lebih ekstrim
mengekpresikan dirinya, lebih penakut dan lain-lain.Menurut Shochib 1998: 9 untuk mengurangi atau meminimalkan bahaya yang
ditimbulkan oleh perpecahan keluarga perlu adanya upaya orang tua untuk menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mengundang anak
36 berdialog dengan mereka sejak usia dini agar anak menyadari moral
sebagai landasan keteraturan disiplin dirinya Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi
saling memengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari
hubungan satu dengan yang lain. Pentingnya interaksi anak dengan orang tua karena dalam
interaksi itu didapatkan kasih sayang, rasa aman dan perhatian dari orang tua yang tidak ternilai harganya. Interaksi yang baik antara orang
tua dan anak juga harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan anak, seperti kebutuhan pangan, sandang, dan pendidikan, karena semua itu
adalah tanggung jawab orang tua yang telah melahirkannya. Apabila dalam suatu keluarga terjadi suatu perceraian atau keretakan
didalamnya, maka sedikit banyak akan mempengaruhi perubahan perhatian dari orang tua terhadap anaknya baik perhatian fisik, seperti
sandang, pangan, dan pendidikan maupun perhatian psikis seperti, kasih sayang dan intensitas interaksi. Perubahan ini disebabkan karena
kebiasaan hidup yang dilakukan bersama dalam satu rumah, harus berubah menjadi kehidupan sendiri-sendiri dan timbulnya rasa tidak
nyaman akibat adanya konflik dalam keluarga. Keluarga merupakan sistem kehidupan yang paling dekat dan
signifikan dalam meletakkan dasar-dasar perlindungan diri bagi anak. Hal ini dilakukan keluarga, terutama orangtua, dalam kegiatan
37 pengasuhan sehari-hari Moh. Shochib 2010: 70. Dalam pola interaksi
prinsip-prinsip yang dipakai orang tua dalam mengembangkan dasar- dasar disiplin bagi anak sehingga didalam keluarga terdapat beberapa
praktek mengenai pola asuh yang dapat membantu adanya interaksi dalam keluarga. Dalam bukunya Shocib 1998: 124 menerangkan
bahwa ada beberapa prinsip yang dapat mengembangkan disiplin diri dalam pola asuh orang tua dan anak antara lain :
a. Adanya keteladanan diri
Orang tua atau pendidik yang menjadi teladan bagi anak adalah senantiasa mereka yang berperilaku yang taat pada nilai-nilai
moral. Orang tua atau pendidik menyadari bahwa perilakunya yang tidak disadari untuk dicontohkan, oleh anak akan dapat dijadikan
bahan imitasi dan identifikasi. Artinya anak dapat menirukan apa yang orang tua atau pendidik lakukan. Upaya yang dilakukan orang
tua atau pendidik merupakan nilai-nilai moral yang dikemas dalam nilai-nilai agama. Apabila orang tua mampu meneladani anak
untuk berperilaku taat dalam agama, maka anak dapat senantiasa berperilaku dengan baik
b. Adanya kebersamaan orang tua atau pendidik dengan anak-anak
dalam merealisasikan nilai-nilai moral Upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mencitakan
kebersamaan dengan anak-anak dengan merealisasikan nilai-nilai moral secara esensial dengan menciptakan atauran-aturan bersama
38 dengan anggota keluarga untuk ditaati bersama.Dengan adanya
upaya tersebut berarti orang tua atau pendidik menciptakan situasi dan kondisi yang mendorong serta merangsang anak untuk
senantiasa berperilaku yang sesuai dengan atuaran. Kebersamaan mereka akan kukuh apabila orang tua atau pendidik mampu
menerjemahkan nilai-nilai menjadi pola kehidupan semua anggota keluarganya.
c. Demokratisasi dan keterbukaan dalam suasana kehidupan keluarga
Demokratisasi dan keterbukaan dalam suasana kehidupan keluarga merupakan syarat akan terjadinya sebuah pengakuan akan orang
tua dan anak dan situasi kehidupan yang dihayati bersama-sama. Untuk membangun suasana tersebut perlu adanya sikap saling
terbuka tentang upaya yang akan dilakukan baik didalam lingkungan keluarga maupun lingkungan luar. Dengan adanya
keterbukaan didalam keluarga mereka siap menerima saran, sehingga adanya keterbukaan anak berusaha untuk meningkatkan
kepatuhannya terhadap nilai-nilai moral. d.
Kemampuan orang tua atau pendidikan untuk menghayati dunia anak.
Perlunya pemahaman orang tua dalam memahami bahwa anaknya tidak dapat dipandang sama dengan dirinya. Orang tua yang
mampu menghayati dunia anak dipersyaratkan untuk memiliki tiga kemapuan, yaitu kepakaran, keterpercayaan, dan kedekatan yang
39 dirasakan anaknya. Kepakaran yaitu kemapuan orang tua dalam
mengerti tentang nilai-nilai moral untuk kehidupan, sedangkan keterpercayaan yaitu apa yang dimengerti nilai-nilai moral oleh
orang tua sehingga diamata anaknya tidak hanya berbicara tetapi menghayatinya dalam kehidupan. Kedekatan, orang tua harus
membangun kedekatan dengan anak dengan cara komunikasi yang dialogis.
e. Konsekuensi logis
Orang tua atau pendidik perlu menyusun konsekuensi logis baik didalam rumah atau diluar, yang dibuat dan ditaati oleh masing-
masing anggota keluarga.Aturan-aturan ini dibuat agar mereka dapat menyadari konsekuensi yang diterima jika melakukan
pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan nilai-nilai moral. f.
Kontrol orang tua atau pendidik terhadap perilaku anak Dalam melaksanakan kontrol dalam perilaku anak orang tua atau
pendidik senantiasa berperilaku yang taat moral. Oleh sebab itu antara orang tua dengan anak perlua adanya dialog bahwa orang tua
atau pendidik berhak dan berkewajiban untuk mengontrol perilaku anak.
g. Nilai-nilai moral disandarkan pada nilai-nilai agama
Dalam era globalisai orang tua atau pendidik dituntut untuk menyadari bahwa sumber nilai-nilai moral diupayakan kepada
40 anaknya untuk disadarkan kepada sumber nilai yang memiliki nilai
mutlak. Dengan adanya prinsip-prinsip diatas sangat berpengaruh terhadap
pola asuh yang terjadi dalam keluarga.Orang tua atau pendidik diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai moral untuk dapat
mengembangkan disiplin diri bagi anak, sehingga anak dan orang tua dapat menjalin pola interaksi yang baik.
Kehadiran keluarga sebagai komunitas dalam suatu masyarakat terkecil memiliki arti yang sangat penting dan strategis dalam
pembangunan komunitas masyarakat yang lebih luas.Menurut Syaiful Bahri 2014: 122 kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangun
atas dasar system interaksi yang kondusif.Dalam sebuah keluarga terdapat bentuk interaksi antara ayah dan ibu, ayah dengan anak, ibu
dengan anak dan interaksi antara anak dengan anak. Dalam kamus bahasa Indonesia, pola artinya adalah gambar,
corak, model, sistem, car a kerja, bentuk, dan struktur”.Sedangkan
interaksi artinya hal yang saling melakukan aksi, berhubungan, memengaruhi, dan antar hubungan.Apabila kata tersebut dikaitkan
dengan interaksi maka dapat diartikan pola interaksi adalah bentuk dasar cara komunikasi individu dengan individu atau individu dengan
kelompok atau kelompok dengan individu dengan memberikan timbal balik antara pihak satu dengan yang lain dengan maksud atau hal-hal
tertentu guna mencapai tujuan.
41 Dapat disimpulkan bahwa pola interaksi merupakan suatu cara,
model, dan bentuk-bentuk interaksi yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi dengan adanya timpal balik guna mencapi tujuan.
Untuk membentuk suatu keluarga yang harmonis perlu dibangun atas dasar system interaksi yang kondusif. Ada beberapa bentuk dalam
proses interaksi didalam keluarga. Di dalam kasus-kasus perceraian, anak sering kali menjadi korban.Tetapi yang paling menjadi sorotan
adalah perubahan pola asuh yang diterapkan terhadap anaknya. Perubahan pola asuh yang dilakukan oleh dua kubu ayah dan ibu
dapat terjadi melalui hasil penelitian terhadap empat informan yang mengalami perubahan dalam berkomunikasi dari lima informan.
Kurangnya interaksi orang tua dengan anak ini juga menyebabkan anak kehilangan peran orang tua.Hal lain yang
merupakan akibat dari kurangnya interaksi orang tua dengan anak adalah kurangnya pengetahuan dan perhatian terhadap hak-hak anak.
Akhirnya kebutuhan anak dalam arti hak-hak mereka tidak terpenuhi. Dampak lain dari keegoisan dan kesibukan orang tua serta kurangnya
waktu untuk anak dalam memberikan kebutuhannya menjadikan anak memiliki karakter; mudah emosi sensitif, kurang konsentrasi belajar,
tidak peduli terhadap lingkungan dan sesamanya, tidak tahu sopan santun, tidak tahu etika bermasyarakat, mudah marah dan cepat
tersinggung, senang mencari perhatian orang, ingin menang sendiri,
42 susah diatur, suka melawan orang tua, tidak memiliki tujuan hidup, dan
kurang memiliki daya juang. Anak kerap kali protes dan mengeluh, namun orang tua hanya
cukup memberikan pengertian bahwa ayah dan ibu bekerja untuk kepentingan anak dan keluarga.Orang tua zaman sekarang sering
merasa kesulitan mengerti keinginan anaknya, tanpa mereka sadari bahwa orang tualah yang menuntut anak harus mengerti dan menerima
keadaan orang tua atau keluarganya.Tidak dapat dipungkiri kebutuhan ekonomi yang semakin sulit membuat setiap orang bekerja semakin
keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Akan tetapi, orang tua seringkali tidak menyadari kebutuhan psikologis anak yang
sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan hidup. Dalam interkasi dalam anggota keluarga merupakan hal yang
sangat penting karena secara tidak langsung dapat mempengaruhi fungsi keluarga secara keseluruhan dan kesejahteraan keluarga.Orang
tua dan anak dapat menjadikan interaksi menjadi suatu komunikasi sebagai indicator rasa percaya dan kejujuran yang dapat dibentuk dalam
suatu keluarga. b.
Hal-Hal yang Diperhatikan Dalam Interaksi Dengan Anak Interaksi dalam komunikasi dengan anak merupakan sebuah
kunci untuk membangun potensi dan kepribadian anak.Hal tersebut menyebabkan ada berbagai hal yang perlu diperhatikan untuk
menciptakan komunikasi yang baik dengan anak. Supaya dapat
43 mengajak anak berinteraksi dapat dilakukan berbagai tips untuk anak
bisa benar-benar mendengarkan bahkan memahami yang penting dalam hidupnya. Beberapa hal tersebut perlu diperhatikan antara lain:
1 Tarik perhatian anak
Dalam hal ini kita harus memahami betul kemauan dan keinginan anak.Dekatilah anak dengan kontak mata, hal tersebut karena
dengan begitu anak merasa diperhatikan. Apalagi berbicara sambil melakukan aktivitas yang lain.
2 Memilih gaya bahasa yang menyenangkan
Dengan memilih gaya bahasa yang menyenangkan dengan suara yang halus, tidak keras, tidak menggunakan kata-kata kasar.
3 Meminta jangan menyuruh
Terutama pada saat anak kesulitan dalam melakukan hal sesuatuhal atau anak dalam kondisi tekanan atau stress. Contoh menyuruh: ayo
beresi mainanmu Segera sikat gigi. Contoh mengajak: nak biasakan bereskan mainanmu agar tidak
hilangtercecer 4
Berbicara secara langsung dan jelas Dengan berkomunikasi dengan anak tidak perlu berulang-ulang dan
berputar-putar. Namun jelas dan langsung 5
Jika anak sedang melakukan aktivitasnya seperti mengerjakan tugas atau bermain dengan asik, dekatilah sambil sesekali terlibat
44 dalam aktivitas-aktivitasnya, kemudian dapat menyampaikan
pesan-pesan yang ingin disampaikan 6
Sesuaikan instruksi dengan kondisi lingkungan, jangan mengajak anak untuk belajar saat dia memang sedang menikmati lburannya
dengan saudara atau dengan temannya. Menata waktu adalah hal yang paling penting dalam komunikasi
7 Jangan pernah membandingkan keadaan kita jaman dahulu dengan
anak. Tetapi lebih menjadikan sebagai pengalaman kita sebagai cerita yang menarik dan menjadi model bagi anak kita
8 Saat anak melakukan sesuatu yang salah jangan terpancing emosi.
Jika kita langsung marah maka anak akan menghindari kejujuran. Bagi anak menjadi anak baik dan kesayangan adalah mahkota yang
harus dipertahankan, bahkan anak berbohong demi mahkotanya tersebut. Pahamilah kondisinya tersebut baru kita memberitahukan
dan meluruskan kesalahannya. Yakinlah kesalahan tersebut adalah proses menjadi benar, sehingga tidak perlu dihindari.
9 Terkadang pelu media lain untuk menunjang komunikasi seperti
sms, buku ataupun menulis surat. Hal ini lebih menarik dan akhirnya lebih diperhatikan oleh anak.
5. Pengaruh Interaksi Anak Keluarga Broken Home Terhadap