Tujuan Layanan Konseling Perorangan

39 SMPMTs | Modul Diklat Implementasi Kurikulum 2013 untuk Guru BKKonselor mengurangi intensitas hambatan danatau kerugian yang ditimbulkan oleh suatu yang dimaksudkan itu. Dengan layanan konseling perorangan beban klien diringankan, kemampuan klien ditingkatkan, potensi klien dikembangkan

2. Fungsi

Fungsi utama layanan konseling perorangan yang sangat dominan adalah fungsi pengentasan. Namun secara menyeluruh fungsi konseling perorangan itu meliputi juga 1 fungsi pemahaman, klien memahami seluk-beluk masalah yang dialami secara mendalam dan komprehensif, serta positif dan dinamis. 2 fungsi pengentasan, Pemahaman klien mengarah kepada dikembangkannya persepsi dan sikap serta kegiatan demi terentaskannya secara spesifik masalah yang dialami klien. 3 fungsi pengembanganpemeliharaan, Pengembangan dan pemeliharaan potensi klien dan benrbagai unsur positif yang ada pada diri klien merupakan latar belakang pemahaman dan pengentasan masalah klien dapat dicapai. 4 fungsi pencegahan, Pengembanganpemeliharaan potensi dan unsur-unsur positif yang ada pada diri klien, diperkuat oleh terentaskannya masalah merupakan kekuatan bagi tecegahnya masalah yang sekarang dialaminya itu, serta diharapkan tercegah pula masalah- masalah baru yang mungkin timbul. 5 fungsi advokasi. Melalui layanan konseling perorangan klien memiliki kemampan untuk membela diri sendiri menghadapi keteraniayaan 3. Proses Menemukan Masalah yang Membutuhkan Layanan Konseling Perorangan Masalah yang dialami siswa dan membutuhkan konseling ditemukan dari hasil asesmen atau setelah ditempatkan di peminatan tertentu siswa tidak mendapatkan kepuasan. Hasil asesmen akan mampu menunjukkan kategori diagnostik bersangkutan dengan masalah lokus atau tempat problem, ditinjau dari bidang masalah: kepribadian, pendidikan, vokasional, keuangan atau kesehatan. Dan juga bersangkutan dengan masalah beratnya gangguan klien. Apakah klien masih cukup mempunyai orientasi terhadap kenyataan sehingga masih mampu memanfaatkan layanan konseling atau sebaliknya memerlukan layanan psikoterapi? 40 SMPMTs | Modul Diklat Implementasi Kurikulum 2013 untuk Guru BKKonselor Penggunaan informasi hasil asesmen bertalian dengan pembuatan keputusan dan perencanaan yang dapat dipilah menjadi: a. Mengidentifikasi kemungkinan arah tindakan Di sini asumsinya ialah bahwa klien tahu maksudnya apa yang dikatakan, tetapi kadang- kadang tanpa keyakinan. “Saya tidak tahu harus berbuat apa? ”. Hal ini mungkin bersangkutan dengan masalah penentuan cara studi yang tepat di sekolah, atau merencanakan program peminatan di SMASMK. Berdasarkan atas informasi hasil asesmen yang telah diperoleh, konselor dapat “menyarankan” cara-cara bertindak dalam studi yang lebih tepat. b. Evaluasi dua pilihan atau lebih Di sini klien mencari bantuan dalam membandingkan kecocokannya antara dua macam pilihan pekerjaan yang berbeda, atau program studi yang telah dia peroleh, atau dalam menganalisis keuntungan relatif tinggal di peminatannya sekarang atau pindah ke peminatan lainnya. Ditinjau dari keterlibatan unsur perasaan, evaluasi pilihan ini dapat berada pada satu ujung sebagai proses objektif, sedangkan pada ujung lain berada dalam konflik yang bermuatan emosi. c. Mengetes kecocokan pilihan, rencana, atau keputusan sementara Klien mengemukakan problemnya seperti “Saya pikir saya ingin menjadi …., tetapi saya tidak yakin atau saya ragu terhadap apa yang saya pikirkan itu. ” Konselor menyadari bahwa pernyataan klien demikian itu menggambarkan rentangan kebutuhan sesungguhnya yang luas mulai dari pilihan yang sangat realistik, yang hanya membutuhkan sesuatu informasi, sampai kepada ujung lain yakni orang yang sangat risau, yang mempunyai problem yang bersifat tidak realistik, dan klien tersebut membutuhkan bantuan yang lebih bukan hanya sekadar memberikan informasi.