51 Hal yang sama diperkuat oleh informan S.H Lk, 50 tahun, yang mengatakan:
“saya tidak bisa beranggapan pasti itu akibat dari apa..apa karena warga sakit hati dengan sikap mereka atau justru
kebun yang sengaja..mereka sering menuduh warga kami mencuri tanda buah itu..sawit itu..tapi saya juga ga tau ya
bilang siapa yang benar atau salah..”
Sementara itu informan H.M.S Lk,56 tahun dari perusahaan perkebunan PT. Socfin Indonesia sendiri menyatakan:
“saya kurang mengetahui pasti tentang hal itu, tetapi tidak menutup kemungkinan itu benar, yang pasti tuduhan itu
bukan dari saya, karena saya tidak di lapangan”.
4.6.1.3 Gambaran Solidaritas dalam Masyarakat
Lubis dalam Badaruddin 2005:31, menyebutkan bahwa solidaritas merupakan salah satu komponen dari jaringan sosial. Dan Rusdi Syahra, dkk,
dalam Kristina 2003:60, dimana solidaritas diartikan sebagai kesediaan untuk secara sukarela ikut menanggung suatu konsekuensi sebagai wujud adanya rasa
kebersamaan dalam menghadapi suatu masalah. Masyarakat memiliki kerelaan untuk membantu anggota masyarakat
lainnya. Saling membantu dinilai dapat meringankan beban yang berat terutama bagi kelompok minoritas. Potensi ini tergambar dari interaksi masyarakat desa
Pertambatan dalam membantu sesamanya di acara pesta perkawinan atau hajatan massal.
Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan oleh informan S.H Lk, 59 tahun, yang mengatakan:
“ya kalau kita pesta..kalau sama-sama dikerjakan kan lebih cepat..kami disini batak hanya sedikit kalau kami ada acara
perkawinan begitu tapi hanya kami saja yang mengerjakan kan lama sekali..jadi kalau semua ikut membantu lebih ringan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
52 pekerjaan itu..lebih cepat selesainya jadi kalau masyarakat
disini kalau sudah namanya ada kegiatan..kayak pesta masing- masing orang sudah tau”.
Hal yang sama diperkuat oleh informan A.Z Lk, 50 tahun, yang mengatakan: “tentunya pemikiran dan tenaga dari sepuluh orang akan
sangat berbeda dari pemikiran satu orang..kan gitu gitu dek..jadi kalau cari solusi itu pun bisa lebih banyak
masukan..”
Bentuk solidaritas masyarakat juga terwujud jika ada anggota masyarakat yang sakit maka anggota masyarakat lainnya akan datang membesuk, memberikan
dukungan semangat ataupun memberi sejumlah uang untuk warga yang sakit. Hal ini merupakan cerminan dari wujud sukarela dan kebersamaan dalam masyarakat.
Gambaran diatas seperti yang dikatakan informan A Lk, 70 tahun sebagai berikut:
“buat ibu tetangga yang sakit berarti keluarga ibu juga, ibu harus bisa berbuat apa yang ibu bisa, kalaupun tidak bisa
beri uang setidaknya menengok yang sakit memberi semangat”.
Hal yang sama juga dibenarkan informan S Lk, 50 tahun yang mengatakan:
“kami biasanya di desa ini kalau aa yang sakit kita usahakan setidaknya membesuk, kalaupun ke rumah sakit biasanya
kami buat rombangan untuk membesuk, jadi kalau seperti itu kan berarti ada kebersamaan, kami biasanya sewa bus, untuk
ongkos kami biayai bersama atau kadang bisa juga pakai mobil warga lain, kadang kalau ada warga yang tidak bisa
ikut pun sering titip uang untuk yang sakit”.
Realitas sosial ini juga peneliti dapat melihat langsung dilapangan. Bagaimana ketika ada seorang ibu yang bersuku batak Toba, beragam Kristen dan
merupakan seorang pendatang di desa Pertambatan mau melahirkan dibantu para ibu yang beragama islam. Ibu tersebut mengalami kesulitan ketika akan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
53 melahirkan anak ketiganya sehingga ibu tersebut harus dibawa ke rumah sakit.
Hampir semua warga, baik yang ibu-ibu maupun yang bapak-bapak terlibat membantu. Para ibu terlihat sibuk membantu bidan dalam menangani ibu yang
mau melahirkan tersebut sementara para bapak sibuk mencari kendaraan yang akan digunakan untuk membawa ibu yang mau melahirkan itu ke rumah sakit dan
ada sebagian bapak yang pergi memberitahukan keluarga dari ibu tersebut bahwa dia sedang kritis dan harus di bawa ke rumah sakit. Kendaraan yang digunakan
untuk membawa ibu tersebut ke rumah sakit adalah mobil salah seorang warga desa Pertambatan. Di saat ada warga yang dalam kesulitas solidaritas warga
muncul dengan sendirinya untuk membantu. Fakta sosial itu menunjukkan bahwa rasa solidaritas masih tinggi dalam masyarakat observasi, 23 Juni 2010.
Satu lagi bentuk solidaritas yang ditemukan peneliti di lapangan yang menjadi adapt kebiasaan yang melekat di masyarakat adalah adat bagi masyarakat
yang bersuku batak simalungun yang disebut dalam bahasa daerah “tonggo raja” yaitu malam pengumpulan dana untuk sebuah acara untuk perkawinan bagi pihak
laki-laki. Jadi setiap masyarakat batak simalungun yang akan menikahkan anaknya laki-laki akan menentukan satu malam untuk mengadakan acara “tonggo
raja” tersebut. Dalam acara tersebut setiap orang yang datang akan memberikan bantuan sukarela kepada orang yang mengundang. Bantuan sukarela ini dapat
berbentuk uang ataupun beras yang bisa diterima kembali imbalannya oleh si pemberi jika dia akan menikahkan anaknya observasi, 11 maret 2011.
4.6.1.4 Gambaran Kerjasama dalam Masyarakat