Peran Pranata Lokal dalam Pemeliharaan Prasarana Jalan

87 Peneliti juga menemukan tidak adanya transparansi dana perbaikan jalan yang diperoleh dari pemerintah kabupaten. Masyarakat sama sekali tidak mengetahui berapa dana yang dialokasikan untuk perbaikan bertahap yang telah dilakukan terhadap prasarana jalan mereka. Hal ini tergambar dari pernyataan informan A Pr, 70 tahun sebagai berikut: “ibu tidak tau kalau masalah dana untuk perbaikan jalan yang di dusun Bandar pamah kemarin itu, kami tidak pernah ada pemberitahuan, di kantor kadeslah kades: kepala desa itu keterangannya”. Hal yang sama juga diperkuat informan U Lk, 40 tahun yang mengatakan: “masalah dana kami warga tidak pernah dikasi tau, itu urusan kades”. Sementara itu informan pemerintah yaitu M.N mengatakan: “kami memang tidak ada penginformasian langsung kepada seluruh warga tetapi ada perwakilan dari setiap dusun yang saya rasa sebagai perwakilan dari masyarakat”. Informan dari pengusaha yaitu A.S Lk, 51 tahun mengatakan: “masalah dana perbaikan jalan itu kami tidak ada wewenang khusus untuk mencampurinya karena itu kan kewenangan pemerintahan desa Pertambatan kecuali ada transparansi sendiri dari mereka, tetapi selama ini tidak ada”.

4.8.4 Peran Pranata Lokal dalam Pemeliharaan Prasarana Jalan

Modal sosial secara sederhana dapat didefenisikan sebagai serangkaian nilai dan norma informal yang dimiliki bersama antara anggota para suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka Fukuyama, 2002:22. Karakteristik kehidupan sosial dalam sebuah komunitas adalah adanya ikatan lokalitas, solidaritas sosial, rasa saling percaya karena saling mengenal. Karakteristik tersebut menjadi semacam nilai yang mewarnai Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 88 kehidupan sosial dalam komunitas yang bersangkutan. Pada umunya nilai dan norma tersebut difsilitasi oleh institusi lockal atau institusi tradisional yang kemudian banyak teraktualisasi dalam berbagai tindakan bersama yang saling menguntungkan termasuk tindakan bersama untuk kepentingan bersama. Dengan kata lain modal sosial yang di dalamnya terkandung dimensi struktural berupa proses, prosedur dan mekanisme dan dimensi kognitif berupa nilai dan norma yang dapat menggerakkan tindakan bersam untuk mewujudkan kepentingan bersama Soetomo, 2006: 92. Dalam wacana pembangunan, Kartodirdjo 1987 menyebut nilai, norma serta bentuk semangat solidaritas, toleransi, serta empati sebagai sumberdaya sosial yang dalam masyarakat desa termanifestasi dalam pranata sosial, kepemimpinan dan ieoloi pembangunan. Sementara Sayogyo 1994 menyebutnya sebagai energi sosial berdasarkan hasil penelitiannya di beberapa desa di NTT Nusa Tenggara Timur terbukti cukup besar kontribusinya bagi keberhasilan pembangunan Soetomo, 2006:91. Namun peneliti tidak menemukan gambaran ini di lapangan dalam upaya pemeliharaan prasarana jalan di desa Pertambatan . Menurut penuturan informan yang berasal dari lembaga LKMD Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa peranan lembaga kemasyarakatan di desa Pertambatan dalam pemeliharaan prasarana jalan lebih bertumpu pada partisipasi satu pihak. Informan mengaku telah berulang kali melakukan upaya untup perbaikan jalan yang rusak di desa itu dengan mengusulkan proposal pemeliharaan jalan ke pemerintah kabupaten namun sebagai perwakilan dari salah satu lembaga kemasyarakatan di desa itu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 89 informan hanya bergerak sendiri. Hal ini seperti pernyataan informan A.Z Lk, 50 tahun sebagi beriku: “terkadang merasa saya bergerak sendiri disini dek…susah…itulah salah satu kekurangan masyarakat disini..mereka menyangka kalau kami buat kegiatan dikira kami dapat persenan berapa…padahal saya sendiri dek…saya pribadi ..terkadang ga saya perhitungkan lagi berapa saya habis untuk mengurus ini itu untuk kepentingan desa ini..tapi ya sama aja itu buat mereka..nanti kalau kita ajak diskusi pun mereka ya acuh aja..kalau kumpul diwarung saja misalnya kita coba bahas gitu ya ga terlalu diopenin”. Dari gambaran tersebut dapat isimpulkan bahwa lembaga kemasyarakatan di desa Pertambatan baik lembaga pemerintahan kemasyarakatan desa ataupun asosiasi lainnya yang ada di masyarakat tidak dapat berperan dalam upaya pemeliharaan prasarana jalan di desa Pertambatan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama di dalam berbagai komunitas disebut modal sosial. Kemampuan bekerjasama muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian paling kecil dalam masyarakat. Modal sosial bisa dilembagakan menjadi kebiasaan dalam kelompok yang paling kecil ataupun kelompok masyarakat yang besar seperti negara. Kerjasama yang dilandasi kepercayaan akan terjadi apabila dilandasi oleh kejujuran, keadilan, keterbukaan, saling peduli, saling menghargai, saling menolong di antara anggota kelompok warga masyarakat. Pihak luar komunitas kelompok akan memberikan dukungan, bantuan dan kerjasama kepada kelompok apabila kelompok tersebut bisa dipercaya, artinya kepercayaan merupakan modal yang sangat penting untuk membangun jaringan kemitraan kerjasama dengan pihak luar dikutip dari http:ww w.p2kp.orgpustakadetil.asp?mid=67catid=6 diakses tanggal 20 februari 2011 pukul 15.32 WIB. Dalam kebanyakan kasus dijumpai kenyataan bahwa modal sosial dalam komunitas dengan difasilitasi oleh institusi lokal dapat dimanfaatkan untuk mendorong tindakan bersama guna membangun fasilitas umum, bahkan juga sekaligus pengelolaannya untuk memberikan pelayanan sosial. Pemanfaatan modal sosial untuk mendorong aktivitas bersama guna meningkatkan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Konflik Pemekaran Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus:Konflik Horisontal yang Bersifat Laten di Desa Pagar Manik, Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai)

8 84 101

Analisis Usahatani Dan Usaha Pengolahan Sukun (Artocarpus Altilis P.) Di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus : Desa Bantan, Kecamatan Dolok Masihul Dan Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

8 96 92

Analisis Kelayakan Usahatani dan Pengolahan Ubi (Kasus : Kecamatan Dolok Masihul dan Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)

11 135 140

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 10 96

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 11

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 7

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 2 18

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 19