61 Hal ini juga dibenarkan informan S Lk, 50 tahun yang mengatakan:
“dalam kegiatan ekonomi yang saya rasa masih kuat kepercayaannya itu ya di warung, kalau kita sudah
langganan diwarung itu bisa ngebon mengutang dulu kemudian setiap minggunya pembayaran, kalau sudah ada
kepercayaan mau belanja apapun di warung itu kita bisa”.
Modal sosial dapat bermanfaat bukan hanya dalam aspek sosial melainkan
juga ekonomi. Melalui unsur kepercayaan yang semakin meluas melalui interaksi sosial yang bersumber dari hubungan timbale balik antar pelakunya
Soetomo.2006:87. Gambaran peluang tingkat kepercayaan dalam pergaulan masyarakat desa Pertambatan ini juga dapat diuraikan dari beberapa uraian
tentang komponen kepercayaan berikut ini:
4.6.2.1 Gambaran Adanya Transparansi dalam Hubungan Bermasyarakat
Adanya transparansi, saling meyakini dan sikap bertanggung jawab terhadap kewajiban yang ada menjadi komponen penyelaras hubungan dalam
pergaulan bermasyarakat meskipun berada di atas keragaman yang ada. transparan jika diartikan secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu
informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat transparansi seseorang biasanya dinilai dari
ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harfiah
maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat
dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lain
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
62 dikutip dari tp:mpiq.wordpress.com20070125 kejujuran-itu-indah-walau-
kadang-menyakitkannya diakses tanggal 16 desember 2010 pukul 12.46 WIB. Dalam interaksi masyarakat hal ini tergambar dari aktivitas keseharian
masyarakat dalam kegiatan arisan marga bagi masyarakat batak. Di acara arisan warga dituntut adanya transparansi dalam diri setiap anggota. Arisan marga bagi
masyarakat batak di lakukan setiap sebulan sekali yang digilir bagi setiap anggota dan hasil tabungan yang dikumpul oleh warga akan di gunakan bagi anggota yang
membutuhkan bantuan dana dalam waktu yang mendesak. Dalam proses ini transparansi dari setiap anggota sangat diutamakan untuk menentukan mana
anggota yang benar-benar membutuhkan dana. Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan informan S.H Lk, 50
tahun, yang mengatakan: ”dalam penentuan anggota yang mendapat giliran arisan
harus benar benar-benar mebutuhkan dan menunjukkan kebenaran kalau dia memang membutuhkan uang tersebut”
. Gambaran adanya transparansi juga terdapat dalam kegiatan STM Serikat
Tolong Menolong antar warga yang mana dalam pengelolaan dana hasil penyewaan peralatan di upaya menerapkan prinsip transparansi dengan
mempertanggung keberadaan keuangan serikat. Hal ini seperti yang dikatakn informan S Lk, 50 tahun:
“masalah uang sewa peralatan kami serahkan sepenuhnya ke pada pengurus dan catatanya itu selalu lengkap, mengurus
itu tanggung jawab pengurus seksi keuangan tetapi pada anggota daftar penyewa peralatan, berapa peralatan yang
keluar dan kapan itu semua jelas harus diterangkan ke pada anggota”.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
63 Gambaran adanya transparansi dalam kehidupan bermasyarakat juga
terdapat dalam upaya pembangunan rumah ibadah, dimana transparansi tentang dana dan jumlah bantuan semuanya harus di sampaikan secara transparan kepada
anggota gereja ataupun mesjid. Hal ini seperti yang dikatakan informan S.H Lk, 50 tahun sebagai berikut:
“keterangan dana pembangunan gereja kami jelas sekali, kami transparan, makanya saya pun kalau menyumbang
untuk dana gereja tidak perlu kawatir karena saya tahu kemana dana itu digunakan, setiap hari minggu dalam
kegiatan ibadah, bagi jemaat anggota gereja di beritahu berapa uang yang masuk, digunakan untuk apa semuanya
jelas”.
Gambaran yang sama juga dikatakan informan A.Z Lk, 50 tahun sebagai berikut:
“dalam kegiatan pembangunan mesjid kami semau masalah dana kita buat ketreangannya untuk anggota,
siapa yang menyumbang, kemana alokasi dana semau kami jelaskan kepada anggota mesjid kami, biasanya kami buat
catatanya di mading yang ada di mesjid jadi semua jemaat bisa membacanya”.
Dari gambaran tersebut tercermin bahwa dalam masyarakat adanya transparansi dapat menumbuhkan kepercayaan terhadap anggota masyarakat
lainnya yang dapat menjadi suatu pengikat yang bisa digunakan untuk membentuk komunitas yang dapat meringankan beban sesama anggota masayarakat. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa peluang adanya transparansi dalam masyarakat ada ditemukan di lapangan.
4.6.2.2 Egaliter atau Sifat Amanah