66 Keyakinan bahwa individu atau anggota komunitas yang diamanahkan
mampu melaksanakan kewajibannya dengan baik menjadi salah satu prinsip hubungan pergaulan di dalam kehidupan masyarakat. Dengan pemberian amanah
kepada seseorang maka akan menumbuhkan tanggung jawab dan saling percaya untuk menjalankan apa yang diamanahkan.Gambaran diatas menunjukkan adanya
peluang sikap amanah dalam masyarakat untuk menjalankan apa yang menjadi kepercayaan masyarakat terhadap perwakilan mereka ataupun orang yang mereka
percayai.
4.6.3 Gambaran Pranata atau Institusi Lokal
Pranata institution, menurut Lubis, dalam Badaruddin, 2005:31 merupakan salah satu elemen dari modal sosial yang meliputi nilai-nilai yang
dimiliki bersama shared value, norma-norma dan sanksi norms and sanction dan aturan-aturan rules. Sementara itu pranata sosial menurut Koentjaraningrat
adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktifitas- aktifitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam
kehidupan bermasyarakat Soerdjono, 2002:196. Defenisi tersebut menekankan pada sistem tata kelakuan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan. Di
dalam pranata warga masyarakat dalam berinteraksi satu sama lain tetapi sudah diikat oleh aturan-aturan yang sudah disepakati bersama.
Adanya sikap saling percaya yang terbangun merupakan dasar bagi keinginan untuk membentuk jaringan sosial yang akhirnya dimapankan dalam
wujud pranata Badaruddin,2005:36.Lahirnya pranata bertujuan untuk menciptakan suatu keteraturan pola perilaku orang-orang yang terlibat di
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
67 dalamnya. Pranata merupakan wadah dalam menyatukan keanekaragaman yang
ada demi mencapai tujuan bersama. Pada masyarakat desa Pertambatan ditemukan pranata pemerintahan lokal
yang cukup lengkap seperti LKMD Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa, POKJA Kelompok Kerja, PKK, BPD Badan Perwakilan Desa, PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini dan Musrembang Musyawarah Rencana Pembangunan. Temuan tersebut merupakan hasil wawancara dengan informan
M.N Lk, 40 tahun,yaitu: “semua lengkap disini bu..ada pokja, pkk, lkmd, bpd, paud
dan musrembang yang diadakan setahun sekali, kalau perkumpulan warga seperti arisan, perwiritan dan untuk
batak apa tu namanya juga ada.”
Hal ini juga dibenarkan informan A.Z Lk, 50 tahun yang mengatakan: “kalau lembaga pemerintahan desa di Pertambatan ada pkk,
pokja, bpd, paud dan musrembang, semua dikepalai satu orang ketua dan perangkat pengurus, kantornya semua ada
di kantor kepala desa yang ada di dusun bandar pamah itu”.
Pranata-pranata pemerintah lokal tersebut berfungsi menjalankan pemerintahan desa Pertambatan dan sebagai wadah perkumpulan desa ada
Musrembang Musyawarah Rencana Pembangunan. Musrembang itu sendiri berfungsi untuk menampung keinginan masyarakat yang tentunya terkait dengan
kebutuhan desa secara umum. Gambaran diatas sesuai dengan yang dikatakan informan M.N Lk, 40
tahun yang mengatakan: “kami musrembang desa itu..sekali setahun bu..tahun ini
sudah dibuat bulan dua kemaren..kami biasanya menundang semua perwakilan, dari tokoh masyarakat, masyarakat kami
undang perwakilan tiap dusun, tokoh agama, perangkat desa mewakili semua, dan tempatnya di kantor kades ini..kalau
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
68 tahun ini memang yang utamanya tentang perbaikan jalan
umum inilah bu.”
Hal tersebut dibenarkan informan S Lk, 50 tahun, yaitu: “musrembang ya…saya ikut..taun ini saya ikut..bulan dua
kemaren itu…saya juga ikut.. kalau ga salah ada empat orang dari dusun ini..saya sebagai kepala dusun, kemudian 2 orang
dari BPD Badan Perwakilan Desa yang ada di dusun kami sama satu orang perwakilan dari masyarakat”.
Adanya aturan-aturan yang disepakati dan diinstitusionalkan akan mendukung terjaganya suatu hubungan yang telah terjalin. Nilai yang dihormati
dan dihargai oleh para anggota masyarakat merupakan kesepakatan bersama yang dianggap memiliki dampak positif terhadap kehidupan bermasyarakat. Demikian
adanya yang terjadi dalam komunitas masyarakat di desa pertambatan ini. Nilai untuk selalu menghargai orang lain, menjadi pedoman yang layak dimiliki oleh
setiap orang mengingat bahwa masyarakat desa ini adalah heterogen. Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan informan A.Z Lk,50
tahun yang mengatakan: “emmm…disini kan beragam ya..suku maupun agama juga
begitu..jadi sikap saling menghargai dan adanya sikap menghormati itu penting..kalau yang agama Kristen
membuat acara keagamaan kami yang non kristen tidak pernah buat masalah untuk mengacaukan acara mereka
dan kami juga begitu kalau ada acara keagamaan juga bisa berjalan lancar”.
Hal yang sama diperkuat juga oleh informan S Lk, 50 tahun, yaitu:
“kami memang banyak budaya disini karna beda suku..agama juga tapi tidak pernah masalah dengan hal itu,
kiat berbeda agama tetapi kalau sudah ada kemalangan misalnya, semua bisa bersama-sama, dan acara keagamaan
juga kami tidak pernah ada masalah”.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
69 Hal ini juga dibenarkan informan dari pemerintah yaitu M.N Lk, 40tahun yang
mengatakan: “perbedaan agama yang ada tidak pernah jadi pemicu
masalah di desa kami, sikap saling menghargai menjadi pedoman mutlak, kalau melaksanakan acara keagamaan
tidak pernah sejarahnya terjadi keributan atau kerusuhan”.
Pranata adalah suatu sistem norma khusus sistem-sistem aturan yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan
khusus dari manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Diciptakannya pranata selain untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara
memadai, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Kaidah-kaidah tersebut bias berupa aturan-aturan formal yang tertulis dan bisa juga berupa aturan-aturan informal yang disepakati bersama. Norma-norma akan
berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk hubungan antar individu. Norma yang tercipta diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh individu pada suatu entitas sosial
tertentu . Dalam kehidupan masyarakat norma kesopanan menjadi salah satu norma
yang masih dipegang kuat. Bagaimana norma ini di pakai dalam interkasi bermasyarakat. Hal ini terwujud dalam pergaulan bagaimana anak dituntut untuk
berbicara sopan kepada yang lebih tua dan tidak boleh berbicara keras kepada orang tua. Dalam acara partangiangan ibadah doa bagi masyarakat yang
beragama kristen perempuan harus memakai kain sarung untuk menjaga kesopanan tidak terkecuali para mudi-mudi desa demikian juga di acara pesta
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
70 dalam kegiatan rewang ataupun marhobas kegiatan membantu memasak dalam
acara pesta bagi ibu-ibu ataupun anak gadis diwajibkan memakai kain sarung. Gambaran di atas sesuai dengan yang diutarakan informan S.H Lk,50
tahun, yaitu: “.norma kesopanan dalam bergaul itu masih kuat disini anak
tidak bisa bentak-bentak sama orang tua tidak pantas anak itu bersuara keras sama orang tua, kalau ada acara
partangianibadah doa bagi masyarakat yang beragama kristen atau marhobas kegiatn membantu memasak dalam
pestaanak gadis kayak adek ini harus pake kain sarung .karena disana kan gabung pasti sudah ada orang tua
apalagi tamu jadi kesopanan itu harus dijaga..”
Hal yang sama diperkuat informan A Pr, 70 tahun yang mengatakan: “harus sopan kalau anak gadis itu bantu ibu-ibu dipesta
harus pake kain sarung..saya senang melihatnya jadi sopan dia kan..”
Dalam pergaulan muda-mudi kesopanan juga menjadi acuan. Bagi anak gadis di desa ini jam 10 adalah batas untuk keluar rumah. Jika dilanggar akan
mendapat sanksi dari orang tua mereka. Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan salah satu informan A Pr, 70 tahun, yang mengatakan:
“kalau anak gadis kayak adek-adek ini jam 10 malam ga bisa lagi keluar rumah..kecuali sama orang tua…atau kalau ada
acara kibot itu..bisalah itupun yang dekat ya..disini kalau kibot-kibot gitu jam 12 an udah berhenti itu.”
Hal yang sama diperkuat oleh informan S. H Lk, 50 tahun yang mengatakan:
“harus sopanlahlah sama orang tua..ga bias itu bentak atau suara keras…melawan orang tua pantangan itu.”
Bagi anggota masyarakat yang melakukan penyimpangan akan diusir dri desa. Misalnya hamil diluar nikah dan melakukan perjinahan ataupun
perselingkuhan. Pelaku penyimpangan akan dilaporkan ke kepala desa dan kepala
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
71 desa biasanya kan memeriksa kebenarannya dan jika terbukti maka warga yang
melakukan penyimpangan akan segera disuruh meninggalkan desa. Gambaran diatas seperti yangdikatakan informan M.N Lk, 40 tahun,
yaitu: “saya tegas bagi masyarakat yang melakukan
penyimpangan, kalau setelah saya periksa memang terbukti akan saya coret dari daftar kependudukan dan
saya suruh pergi..saya sendiri yang akan buat surat pindahnya..karena saya merasa hal seperti itu sangat
meresahkan masyarakat saya….tapi kalau di desa ini masih jarang kejadian seperti itu..adapun pernah
sekali..kasus perselingkuhan tapi bukan dengan masyarakat desa ini…saya suruh pergi..saya yang
langsung tanda tangani surat pindahnya…saya buatkan surat pindahnya..dari pada meresahkan warga lain.”
Hal tersebut juga dibenarkan oleh informan S Lk, 50 tahun yaitu: “kalau penyimpangan begitu kita ga bisa terima…tapi
biasanya kalaupun ada begitu akan mundur sendiri…karena mereka ga tahan mungkin di ejek warga yang lain…tapi
memang juga kalau pak kades itu keras kalau masalah penyimpangan begitu…pernah kemarin itu ada kejadian
perselingkuhan..di dusun bandarpamah…langsung ditindak sama kades.”
Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan masih adanya tertanam nilai- nilai social dalam masyarakat yang dijadikan panutan untuk menjalankan perilaku
ataupun tindakan bersama.
4.7 Pandangan Informan tentang Pemeliharaan Jalan
Masyarakat desa Pertambatan memandang bahwa wewenang pemeliharan jalan tersebut berada ditangan pemerintah. Mereka beranggapan bahwa
pemerintahlah yang memiliki kewajiban dalam upaya pemeliharaan jalan tersebut.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
72 Karena menurut pandangan mereka dana untuk pemeliharaan jalan tersebut ada di
APBD kabupaten. Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan oleh informan U Lk, 40
tahun yang mengatakan: ”kalau perbaikan jalan ini kan tanggung jawab
pemerintah..jadi bukan tanggung jawab kami..kan sudah ada di anggaran APBD itu.”
Hal yang sama juga diperkuat informan A Pr, 70 tahun yang mengatakan:
”perbaikan jalan itu tanggung jawab pemerintah...dananya kan dari mereka..bukan dari
masyarakat”
Pemerintah desa juga mengakui bahwa wewenang pemeliharaan jalan tersebut berada di tangan pemerintah namun keikutsertaan perusahaan perkebunan
yang menggunakan jalan tersebut belum maksimal dilakukan. Hal ini seperti yang dikatakan informan M.N Lk, 40 tahun sebagi berikut:
”kami sadar memang jalan tersebut wewenang pemerintah tetapi dana untuk perbaikan itu belum dapat maksimal
adanya sementara perkebunan pun partisipasinya belum maksimal semua”.
Jalan menjadi salah satu prasarana yang penting bagi keseharian masyarakat. Seperti yang tertuang dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia No.38
Tahun 2004 Tentang Jalan dimana jalan sebagai sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting tertutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial,
dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan. Maka dari itu perhatian yang cukup seharusnya diberikan mengingat fungsi jalan yang vital
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
73 dalam kehidupan masyarakat. Pemeliharaan terhadap jalan menjadi tanggung
jawab semua pihak, bukan saja bertumpu pada pemerintah tetapi masyarakat yang memanfaatkannya bahkan pihak pengusaha. Dimana upaya pemeliharaan jalan itu
sendiri adalah segala upaya yang ditujukan kepada upaya agar jalan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan ini merupakan
kegiatan rutinitas yang harus diperhatikan secara berkala dan terus-menerus untuk menjaga agar keberadaan jalan tetap dapat dimanfatkan semaksimal mungkin.
4.8 Analisis Penggunaan Peluang Modal Sosial dalam Pemeliharaan Jalan
Menurut Coleman dalam Soetomo, 2006:88 modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama dalam
berbagai kelompok dan organisasi. Selain pengetahuan dan keterampilan, porsi lain dari human capital adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi
datu sama lain. Kemampuan berasosiasi ini menjadi modal penting bukan hanya pada kehidupan ekonomi, tetapi juga bagi aspek sosial lainnya. Kemampuan ini
sangat tergantung dari kondisi dimana komunitas mau berbagi untuk mencari titik temu norma-norma dan nilai-nilai bersama. Jika titik temu etis normatis ini
diperoleh, maka pada gilirannyakepentingan individu akan tunduk pada kepentingan komunitas.
Dewasa ini orang tidak lagi melihat modal hanya dari segi financial dan modal fisik saja, melainkan juga human capital. Seperti yang telah disinggung
sebelumnya, berdasarkan pendapat Coleman, human capital tidak terbatas berasal dari pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga berasal dari kemampuan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara