Analisis Penggunaan Peluang Modal Sosial Dalam Pemeliharaan Prasarana Jalan (Studi Deskriptif di Desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

ANALISIS PENGGUNAAN PELUANG MODAL SOSIAL

DALAM PEMELIHARAAN PRASARANA JALAN

(Studi Deskriptif di Desa Pertambatan

Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

Diajukan Oleh: Viana Rofinita Saragih

060901043

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Medan

2011


(2)

Abstrak

Modal sosial dapat dicirikan dalam bentuk kerelaan individu untuk mengutamakan keputusan komunitas yang menghasilkan kinerja yang mengandung nilai sosial. Kebersamaan, kemampuan berempati, toleransi, semangat kerjasama merupakan modal sosial yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat.

Jalan merupakan salah satu prasarana yang memiliki fungsi yang sangat penting dalam masyarakat terkait dalam upaya transportasi dan dan mobilitas warga. Prasarana jalan dekat terkait dengan masalah sosial ekonomi baik antar satu daerha maupun hubungan antar daerah. Mengingat fungsinya yang begitu penting pemeliharaan jalan hendaknya lebih dimaksimalkan guna menjaga kinerha jalan yang tetap pada porsinya. Terkait dalam hal ini modal sosial yang meliputi elemen jaringan sosial, kepercayaan dan pranata sosial dituntut untuk mampu menjalankan fungsinya dalam menangani berbagai masalah di masyarakat. Namun dalam kenyataanya modal sosial masih hanya konsep yang berlaku dalam interaksi bermasyarakat dan tidak digunakan dalam upaya pembangunan di masyarakat.

Dalam penelitian ini peneliti meneliti bagaimana penggunaan modal sosial dalam upaya pemeliharaan jalan di desa Pertambatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 orang informan. Adapun informan tersebut 2 berasal dari pemerintah, 2 berasal dari pengusaha, 2 dari tokoh masyarakat, 3 berasal dari masyarakat desa Pertambatan dan 1 berasal dari luar desa Pertambatan.

Adapun konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal sosial yang mengutamakan elemen jaringan sosial, kepercayaan dan pranata sosial. Sehubungan dengan penggunaan modal sosial dalam upaya pemeliharaan jalan di desa Pertambatan ini modal sosial berupa sikap kerjasama, toleransi, kepercayaan belum dapat digunakan sesuai dengan hakekat modal sosial yang sesungguhnya yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat.


(3)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, ibarat pepatah yang menyatakan “tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari saudara pembaca demi perbaikan skripsi ini.

Atas bimbingan dan bantuan yang diterima penulis dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini hingga selesai, serta selama perkuliahan di Universitas Sumatera Utara Medan, maka dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.si, selaku Ketua Jurusan Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Ibu Dra. Ria Manurung, M.si selaku Dosen Pembimbing

5. Bapak/ibu dosen serta staf dan Pegawai Universitas Sumatera Utara Mean 6. Segenap perangkat pemerintahan kabupaten Serdang Bedagai.

Terimakasih untuk kesediaannya memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.


(4)

7. Segenap masyarakat desa Pertambatan kecamatan Dolok Masihul kabupaten Serdang Bedagai terima kasih atas kesediaannya memberikan informasi bagi penelti dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini. 8. Ayahanda S. Saragih dan Ibunda S. Purba yang sangat saya cintai yang

telah banyak berkorban demi selesainya studi saya dan menjadi motivasi terbesar untuk saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Adik-adik saya Friska Saragih, Wulany Dajawak, Yuli Sani Saragih, Satria Fahrezi dan Bayu Davian Saragih yang selalu memberi dukungan dan menjadi salah satu motivasi bagi saya dan juga tante Elfidawaty dan keluarga yang selama ini juga banyak membantu dalam studi saya.

10. Ibu Drg. Ateta. MARS dan keluarga yang telah banyak mendukung saya dalam materi maupun moril saya haturkan terimakasih sebanyak-banyaknya.

11. Kawan-kawan di Departemen Sosiologi stambuk 2006.

12. Adik-adik di Departemen Sosiologi stambuk 2007-2010. Tetap semangat! 13. Kakak-kakak di Departemen sosiologi. Terimaksi untuk dukungan dan

semangatnya.

14. Sahabat-sahabat terbaik, Ani Laia, Nurchandani, Sumarni. Terima kasih banyak untuk dukungan kalian selama ini yang selalu ada di saat suka dan duka.

15. Segenap keluarga besar Saragih Dajawak di huta Sidiamdiam Kecamatan Silou Kahean kabupaten Simalungun. Terima kasih untuk dukungan dan semangat yang saya terima selama ini.


(5)

16. Segenap keluarga besar Purba Tambak di huta Nagori Dolok Kecamatan Silou Kahean kabupaten Simalungun. Terimakasih untuk dukungan dan semangat yang saya terima selama ini.

Medan, Maret 2011 Penulis


(6)

Daftar Isi

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ...v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ...ix

Daftar Gamba... rx BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan maslah ...5

1.3 Tujuan Penelitian ...5

1.4 Manfaat Penelitian ...5

1.5 Defenisi Konsep. ...6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 10

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 17

3.2 Lokasi Penelitian ... 17

3.3 Unit Analisis dan Informan Penelitian ... 17

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.5 Interpretasi Data ... 19

3.6 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 20


(7)

BAB IV. INTERPRETASI DATA ... 21

4.1 Setting Daerah Lokasi ... 22

4.2 Gambaran Sosial Masyarakat dan Dinamika Sosial ... 26

4.3 Fungsi Jalan desa Pertambatan Bagi Masyarakat, Perusahaan dan Masyarakat Kecamatan Silou Kahean... 29

4.4 Kondisi Kerusakan Jalan Desa Pertambatan ... 33

4.5 Profil Informan ... 34

4.6 Gambaran Peluang Modal Sosial Masyarakat ... 39

4.6.1 Gambaran Jaringan Sosial ... 40

4.6.1.1 Gambaran Partisipasi dalam Masyarakat ... 40

4.6.1.2 Gambaran Hubungan Timbal Balik antar Masyarakat, Pemerintah dan Pengusaha... 46

4.6.1.3 Gambaran Solidaritas dalam Masyarakat ... 50

4.6.1.4 Gambaran Kerjasama dalam Masyarakat ... 52

4.6.1.5 Gambaran Adanya Kesamaan (Equity) dalam Masyarakat ... 55

4.6.2 Gambaran bentuk Kepercayaan dalam Masyarakat ... 58

4.6.2.1 Gambaran Adanya Transparansi dalam Hubungan Bermasyarakat ... 60

4.6.2.2 Egaliter atau Sifat Amanah ... 62

4.6.3 Gambaran Bentuk Pranata atau Institusi Lokal ... 64

4.7 Pandangan Informan tentang Pemeliharaan Jalan ... 69

4.8 Analisis Penggunaan Peluang Modal Sosial dan Tahapan Pemeliharaan Jalan ... 72


(8)

4.8.1 Partisipasi dalam Pemeliharaan Jalan ... 73 4.8.2 Hubungan Timbal Bali kantar Stakeholder dalam Pemeliharaan

Jalan ... 78 4.8.3 Bentuk Kerjasama dalam Pemeliharaan Jalan ... 79 4.8.4 Transparansi Dana dalam Pemeliharaan jalan ... 81 4.8.4 Peranan Pranata Lokal dalam Pemeliharaan Prasarana

Jalan ... 84 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 86 DAFTAR PUSTAKA


(9)

Daftar Tabel


(10)

Daftar Lampiran

Kuesioner... LI-1 Transkrip Wawancara dengan Pengusaha

Surat Bantuan Bina Lingkungan PT. PN III Kebun Silau Dunia

Surat Permohonan Pengerasan Jalan desa Pertambatan kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia

Surat Permohonan Bantuan Alat Berat kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia dalam Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan

Surat Permohonan Perbaikan Jalan Desa Pertambatan kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia

Bukti Pengeluaran PT. PN III untuk Bantuan Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan Daftar Pengeluaran Bahan dan Alat Berat Untuk Bantuan dalam Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan

Surat izin Penelitian

Surat Pemberian ixin Penelitian Lembar Bimbingan Skripsi


(11)

Daftar Gambar

Gambar Kerusakan Jalan yang Tergenang Air ... GI -1 Gambar Kantor PT. PN III Kebun Silau Dunia ... GI-2 Gambar Bangunan Mesjid di Desa Pertambatan ... GI-2 Gambar Sekolah MTS di Desa Pertambatan ... GI-2 Gambar Pertanian di Sekitar Perumahan Penduduk Pertambatan ... GI-2 Gambar Peneliti Bersama Informan dan Penduduk ... GI-2 Gambar Warga yang Mengambil Jalan Lintas untuk

Menghindari Jalan yang Rusak ... GI-3 Gambar Lahan Perkebunan PT. Socfin Indonesia ... GI-3 Gambar Perkebunan Karet PT. PN III Silau Dunia ... GI-3 Gambar Perkebunan Kelapa Sawit PT. PN III Silau Dunia... GI-4


(12)

Daftar Lampiran

Transkrip Wawancara dengan Pemerintah ... LI-1 Transkrip Wawancara dengan Pengusaha ... LI-8 Surat Bantuan Bina Lingkungan PT. PN III Kebun Silau Dunia

Surat Permohonan Pengerasan Jalan desa Pertambatan kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia

Surat Permohonan Bantuan Alat Berat kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia dalam Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan

Surat Permohonan Perbaikan Jalan Desa Pertambatan kepada PT. PN III Kebun Silau Dunia

Bukti Pengeluaran PT. PN III untuk Bantuan Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan Daftar Pengeluaran Bahan dan Alat Berat Untuk Bantuan dalam Perbaikan Jalan di Desa Pertambatan


(13)

Daftar Gambar

Gambar Kerusakan Jalan yang Tergenang Air ... Gambar Kantor PT. PN III Kebun Silau Dunia ... Gambar Bangunan Mesjid di Desa Pertambatan ... Gambar Sekolah MTS di Desa Pertambatan ... Gambar Pertanian di Sekitar Perumahan Penduduk Pertambatan ... Gambar Peneliti Bersama Informan dan Penduduk ... Gambar Warga yang Mengambil Jalan Lintas untuk Menghindari

Jalan yang Rusak... Gambar Lahan Perkebunan PT. Socfin Indonesia ... Gambar Perkebunan Karet PT. PN III Silau Dunia ... Gambar Perkebunan Kelapa Sawit PT. PN III Silau Dunia...


(14)

Abstrak

Modal sosial dapat dicirikan dalam bentuk kerelaan individu untuk mengutamakan keputusan komunitas yang menghasilkan kinerja yang mengandung nilai sosial. Kebersamaan, kemampuan berempati, toleransi, semangat kerjasama merupakan modal sosial yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat.

Jalan merupakan salah satu prasarana yang memiliki fungsi yang sangat penting dalam masyarakat terkait dalam upaya transportasi dan dan mobilitas warga. Prasarana jalan dekat terkait dengan masalah sosial ekonomi baik antar satu daerha maupun hubungan antar daerah. Mengingat fungsinya yang begitu penting pemeliharaan jalan hendaknya lebih dimaksimalkan guna menjaga kinerha jalan yang tetap pada porsinya. Terkait dalam hal ini modal sosial yang meliputi elemen jaringan sosial, kepercayaan dan pranata sosial dituntut untuk mampu menjalankan fungsinya dalam menangani berbagai masalah di masyarakat. Namun dalam kenyataanya modal sosial masih hanya konsep yang berlaku dalam interaksi bermasyarakat dan tidak digunakan dalam upaya pembangunan di masyarakat.

Dalam penelitian ini peneliti meneliti bagaimana penggunaan modal sosial dalam upaya pemeliharaan jalan di desa Pertambatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 orang informan. Adapun informan tersebut 2 berasal dari pemerintah, 2 berasal dari pengusaha, 2 dari tokoh masyarakat, 3 berasal dari masyarakat desa Pertambatan dan 1 berasal dari luar desa Pertambatan.

Adapun konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal sosial yang mengutamakan elemen jaringan sosial, kepercayaan dan pranata sosial. Sehubungan dengan penggunaan modal sosial dalam upaya pemeliharaan jalan di desa Pertambatan ini modal sosial berupa sikap kerjasama, toleransi, kepercayaan belum dapat digunakan sesuai dengan hakekat modal sosial yang sesungguhnya yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia yang berkelompok sebagai wujud nyata manusia sebagai mahluk sosial memunculkan sebuah kekuatan bersama yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama yang sering disebut dengan istilah modal sosial. Modal sosial adalah sumber daya yang dapat dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Seperti di ketahui bahwa sesuatu yang disebut sumber daya adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk dikonsumsi, disimpan, dan diinvestasikan. Modal sosial merupakan kekuatan yang mampu membangun civil community yang dapat meningkatkan partisipatif, dengan demikian basis-basis modal sosial adalah trust, ideologi, institusi, dan religi. Modal sosial dapat dicirikan dalam bentuk kerelaan individu untuk mengutamakan keputusan komunitas yang menghasilkan kinerja yang mengandung nilai sosial. Kebersamaan, kemampuan berempati, toleransi, semangat kerjasama merupakan modal sosial yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Modal manusia sebagai sumber daya manusia jadi manusia secara individu dan sebagai masyarat harus membangun jaringan atau akses baik secara lokal maupun inter lokal. Jaringan (networking) ditentukan oleh kepatuhan akan norma dan saling percaya, jika kepatuhan terhadap norma dan saling percaya yang tinggi, maka jaringan bisa di bangun di manapun baik lokal maupun intenasional. Jaringan yang dibangun khususnya di daerah baik pada lembaga pemerintah, legislatif, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), organisasi


(16)

keagamaan, organisasi pemuda dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang dinamika lingkungan disekitar dan menambah wawasan berpikir bagi pengambil keputusan yang suatu organisasi. Membangun jaringan merupakan hal yang penting dalam proses perencanaan pembangunan dimana para stakeholder yaitu pemerintah, pihak swasta, masyarakat dan stakeholder lainnya secara intensif melakukan koordinasi perencanaan untuk memperoleh suatu kesepakatan atas kebutuhan masyarakat di daerahnya.

Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan dan keamanan. Dari aspek ekonomi, jalan sebagai modal sosial masyarakat merupakan katalisator diantara proses produksi, pasar, dan konsumen akhir. Dari aspek sosial budaya, keberadaan jalan membuka cakrawala masyarakat yang dapat menjadi wahana perubahan sosial, membangun toleransi, dan mencairkan sekat budaya. Dari aspek lingkungan, keberadaan jalan diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dari aspek politik, keberadaan jalan menghubungkan dan mengikat antar daerah, sedangkan dari aspek pertahanan dan keamanan, keberadaan jalan memberikan akses dan mobilitas dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan.

Dalam Undang-undang RI No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan menyebutkan jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan kehidupa n berbangsa dan bernegara. Dalam rangka tersebut, jalan mempunyai peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti pemerataan


(17)

pembangunan, dan hasil-hasilnya, dan pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jalan menjadi prasarana untuk transportasi dan memperlancar komunikasi antar wilayah untuk menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya. Dalam Undang-undang No.38 Tahun 2004 tentang jalan dikatakan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/air serta diatas permukaan air kecuali jalan kereta api jalan lori dan jalan kabel. Jalan mempunyai peran yang sangat strategis, dalam bidang sosial, ekonomi, budaya. Hal ini dapat dilihat dari besar tuntutan agar jalan yang dilewati memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pengendara.

Melihat begitu besarnya fungsi jalan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara maka selayaknya keberadaan jalan menjadi perhatian semua kalangan masyarakat maupun pemerintah baik dalam proses pembangunan maupun pemeliharaan jalan. Kegiatan pemeliharaan jalan adalah seluruh pekerjaan yang ditujukan kepada upaya agar jalan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan yang direncanakan.

Yang termasuk kedalam jenis pemeliharaan jalan adalah:

1. Pekerjaan pemeliharaan rutin yakni pekerjaan yang dilaksanakan secara terus menerus (sepanjang tahun) untuk mengatasi kerusakan jalan yang bersifat minor dan memerlukan pelayanan segera, seperti penambalan lubang, penutupan retak-retak, pembersihan saluran air. Mencakup di dalamnya pemeliharaan rutin dan berkala.


(18)

2. Pekerjaan perkuatan struktur perkerasan, yakni pekerjaan yang apabila pekerjaan pemeliharaan berkala terlambat dilaksanakan sehingga kerusakan jalan yang terjadi telah mempengaruhi pondasi. Melalui pekerjaan ini kinerja jalan dikembalikan keadaan seperti kondisi awal saat jalan itu dibangun.

Berdasarkan pemaparan diatas saya melihat sesuatu yang menarik di desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Dimana di sepanjang wilayah desa tersebut menuju Wilayah Tapal Batas Kecamatan Silou Kahean Kabupaten Simalungun terdapat sebuah jalan umum yang mengalami kerusakan parah. Jalan rusak tersebut belum mendapat proses pemeliharaan yang maksimal.

Desa pertambatan ini merupakan desa pembatas antara kecamatan Dolok Masihul kabupaten Serdang Bedagai dengan kecamatan Silou Kahean kabupaten Simalungun. Desa Pertambatan memiliki potensi penduduk yang cukup besar yaitu 2.738 orang. Desa Pertambatan ini merupakan desa yang dikelilingi perusahaan perkebunan yaitu PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar dan PT. PN III (Persero) Kebun Silau Dunia.

Jalan yang rusak di desa tersebut merupakan jalan yang dipakai untuk lintas umum antar daerah yaitu antar desa Pertambatan kecamatan Silou Kahean kabupaten Simalungun dengan kecamatan Silou kahean kabupaten Simalungun. Seluruh pihak yang memanfaatkan jalan tersebut terkait dalam upaya pengakutan umum maupun distribusi hasil pertanian dan perkebunan. Bagi masyarakat desa Pertambatan jalan tersebut memiliki fungsi pengakutan barang dan jasa. Bagi masyarakat kecamatan Silou Kahean jalan tersebut sebagai fungsi distribusi barang, distribusi jasa maupun hasil pertanian dan perkebunan. Menurut


(19)

pandangan masyarakat desa Pertambatan sendiri jalan umum di desa mereka memiliki lebih banyak fungsi terhadap masyarakat kecamatan Silou Kahean dalam distribusi barang, jasa maupun hasil pertanian. Selain sebagai jalan lintas untuk fungsi distribusi bagi dua wilayah yang berbeda jalan tersebut jalan juga dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan perkebuan seperti PT. Socfindo Bangun Bandar dan PT. PN III (Persero) Kebun Silau Dunia yang ada di desa tersebut untuk pengakutan hasil perkebunan.

Berdasarkan pengamatan peneliti sebenarnya ada peluang modal sosial yang dapat digunakan untuk memperbaiki jalan rusak tersebut. Hal ini dapat tergambar dari pola interaksi masyarakat yang masih kuat mencerminkan adanya potensi modal sosial di masyarakat. Namun peluang modal sosial yang ada tidak digunakan dalam upaya pemeliharan jalan rusak tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di latar belakang masalah tersebut yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

1.Bagaimana pandangan informan tentang pemeliharaan jalan?

2.Bagaimana penggunaan peluang modal sosial untuk pemeliharaan jalan di desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peluang modal sosial digunakan untuk pemeliharaan jalan di desa Pertambatan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai, apakah ada hambatan


(20)

terhadap pemeliharaan jalan dan bagaimana stakeholder memandang peluang modal sosial dalam pemeliharaan jalan.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah hasil kajian ilmiah yang akurat, sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran bagi kalangan akademis dalam bidang pendidikan khususnya instansi pemerintah Serdang Bedagai dalam melihat perkembangan penduduknya dan bagi masyarakat pada umumnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Yang menjadi manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk menambah referensi dari pada hasil penelitian dan dapat juga dijadikan sebagai bahan rujuakan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi terkait dengan penelitian sebelumnya.

1.5 Defenisi Konsep 1.5.1 Stakeholder

Stakeholder diartikan setiap individu ataupun kelompok masyarakat yang memiliki kepentingan, keterlibatan, perhatian dan jasa di dalam sebuah proyek/program dan mereka dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan proyek tersebut ("http://one.indoskripsi.com/node/7994" _http://one.indoskripsi.com/node/7994_, diakses tanggal 14 oktober 2009 pukul 15.43).


(21)

1.5.2 Modal Sosial

Modal sosial merupakan kekuatan yang mampu membangun civil community yang dapat meningkatkan pembangunan partisipatif, dengan demikian basis modal sosial adalah trust, idiologi dan religi. Modal sosial dapat dicirikan dalam bentuk kerelaan individu untuk mengutamakan keputusan komunitas, Dampak dari kerelaan ini akan menumbuhkan interaksi kumulatif yang menghasilkan kinerja yang mengandung nilai sosial. Adapun yang menjadi elemen pokok dari modal sosial ini adalah jaringan sosial, kepercayaan dan pranata yang mencakup nilai dan norma.

1.5.3 Pemeliharaan Jalan

Kegiatan pemeliharaan jalan adalah seluruh pekerjaan yang ditujukan kepada upaya agar jalan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan yang direncanakan. Yang termasuk kedalam jenis pemeliharaan jalan adalah:

1. Pekerjaan pemeliharaan rutin yakni pekerjaan yang dilaksanakan secara terus menerus (sepanjang tahun) untuk mengatasi kerusakan jalan yang bersifat minor dan memerlukan pelayanan segera, seperti penambalan lubang, penutupan retak-retak, pembersihan saluran dan sebagainya. Mencakup di dalamnya pemeliharaan rutin dan berkala. Pemliharaan rutin dan berkala ini akan sangat mempengaruhi tingkat kemampuan layan jalan yang dikaitkan dengan umur rencana jalan. 2. Pekerjaan perkuatan struktur perkerasan, yakni pekerjaan yang apabila

pekerjaan pemeliharaan berkala terlambat dilaksanakan sehingga kerusakan jalan yang terjadi telah mempengaruhi pondasi. Melalui


(22)

pekerjaan ini kinerja jalan dikembalikan keadaan seperti kondisi awal saat jalan itu dibangun.

1.5.4 Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk formal maupun informal. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi antara warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprokal atau hubungan saling timbal balik (Ibrahim, 2002: 67).

1.5.5 Pranata Sosial

Pranata sosial menurut Koentjaraningrat adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktifitas-aktifitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan bermasyarakat (Soerdjono, 2002:196). Pranata muncul disebabkan adanya keperluan dan kebutuhan manusia yang tidak dapat dipenuhi sendiri, maka muncullah lembaga-lambaga masyarakat dengan norma masing-masing.

1.5.6 Reciprocity atau Hubungan Timbal Balik

Modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling tukar kebaikan antar individu dalam kelompok atau antar kelompok atau antar kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini bukanlah suatu yang dilakukan secara resiprosikal seketika seperti dalam proses jual beli, melainkan suatu kombinasi jangka pendek dan jangka panjang dalam nuansa altruism (semangat untuk membantu dan mementingkan kepentingan orang lain). Seseorang atau banyak


(23)

orang dari suatu kelompok memiliki semangatmembantu yang lain tanpa mengharapkan imbalan seketika (Abimanyu, 2004:1).

1.5.7 Trust atau Kepercayaan

Trust atau kepercayaan adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan dirinya dan kelompoknya. Trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial (Hartati, 2005:1).

1.5.8 Solidaritas

Solidaritas kesediaan untuk secara sukarela ikut menanggung suatu konsekuensi sebagai wujud adanya rasa kebersamaan dalam menghadapi suatu masalah.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membangun hubungan satu sama lain dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu dapat bekerjasama untuk memperoleh hal-hal yang tercapai sebelumnya serta meminimalisasi kesulitan yang besar.

Putnam (1993) mendefenisikan modal sosial sebagai suatu nilai mutual atau trust (kepercayaan) antara anggota masyarakat dan masyarakat terhadap pimpinannnya. Modal sosial didefenisikan institusi sosial yang melibatkan jaringan, norma kepercayaan sosial, yang mendorong sebuah kolaborasi sosial

untuk kepentingan bersama dikutip dari

(http://masroed.wordpress.com/2010/05/26/_pengaruh-dan-wujud-pengembangan-modal-sosial-untuk-menciptakan-sistem-politik-yang-dinamis/), diakses tanggal 28 agustus 2010 pukul 20.55 WIB. Sedangkan Pierre Bourdie ( dalam Hasbullah 2006: 11) menegaskan modal sosial sebagai suatu yang berhubungan satu dengan yang lain, baik ekonomi, budaya, maupun bentuk-bentuk social capital ( modal sosial) berupa institusi lokal maupun kekayaaan sumber daya alam lainnya. Pendapatnya menegaskan tentang modal sosial mengacu pada keuntungan dan kesempatan yng didapatkan seseorang di dalam masyarakat melalui keanggotaannya dalam entitas sosial tertentu.

Menurut Francis Fukuyama (2002:37) social capital adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian tertentu dari dirinya. Ia bisa dilembagakan dalam kelompok sosial yang paling


(25)

kecil dan paling mendasar, demikian juga kelompok-kelompok lain yang ada diantaranya. Fukuyama mendefenisikan trust adalah sikap saling mempercayai dalam masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberiakan kontribusi pada peningkatan modal sosial.

Beberapa nilai dan unsur yang merupakan nilai dan ruh modal sosial antara lain sikap yang partisipasi, sikap saling memperhatikan, saling memberi dan menerima, saling percaya mempercayai, dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma yang mendukungnya. Untuk dapat melihat dan mengidentifikasi potensi modal sosial yang ada dalam suatu masyarakat atau komunitas maka terlebih dahulu harus diketahui elemen-elemen dari modal sosial.

Lubis (dalam Badaruddin, 2005:31) menjelaskan bahwa modal sosial adalah sumber daya yang berintikan elemen-elemen pokok mencakup:

1. Saling percaya (trust), yang meliputi adanya kejujuran (honesty), kewajaran (fairness), sikap egaliter (egoliterianisme), toleransi (tolerance) dan kemurahan hati (generosity).

2. Jaringan sosial (social networks), yang meliputi partisipasi (participation), pertukaran timbal balik (reciprocity), solidaritas (solidarity), kerjasama (cooperation) dan keadilan (equity).

3. Pranata ( institution), yang meliputi nilai-nilai yang dimiliki bersama (shared value), norma-norma dan sanksi (norms and sanction) dan aturan-aturan (rules).

Sementara itu Rusdi Syahra (dalam Kristina, 2003) menyatakan bahwa modal sosial dapat dilihat dan diukur dari:

1. Kepercayaan atau sifat amanah (trust) adalah kecenderungan untuk menepati sesuatu yang telah dikatakan baik secara lisan maupun tulisan. Adanya sifat


(26)

kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi kesediaan seseorang untuk menyerahkan sesuatu kepada orang lain, dengan keyakinan bahwa yang bersangkut an akan menepati janji atau memenuhi kewajiban.

2. Solidaritas, kesediaan untuk secara sukarela ikut menanggung suatu konsekuensi sebagai wujud adanya rasa kebersamaan dalam menghadapi suatu masalah.

3. Toleransi, kesediaan untuk memberikan konsekuensi atau kelonggaran baik dalam bentuk materi maupun non materi sepanjang tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat prinsipil.

Trust (Fukuyama, 2002: 36) adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal, jujur dan kooperatif, berdasarakan norma-norma yang dimiliki bersama demi kepentingan anggota yang lain dari komunitas itu. Kepercayaan adalah unsur penting dalam modal sosial yang merupakan perekat bagi langgengnya hubungan dalam kelompok masyarakat. Dengan menjaga suatu kepercayaan, orang-orang dapat bekerjasama secara efektif.

Menurut Hasbullah, dalam (Ibrahim 2002:67-68) pada kelompok sosial yang biasanya terbentuk secara tradisional atas dasar kesamaan garis keturunan, pengalaman-pengalaman sosial turun temurun, dan kesamaan kepercayaan pada dimensi ketuhanan cenderung memiliki kohesifitas yang tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust yang terbangun sangat sempit. Sebaliknya pada kelompok yang dibangun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan dengan ciri pengelolaan organisasi yang lebih modern akan memiliki tingkat partisipasi anggota yang lebih baik dan memiliki rentang jaringan yang luas. Jaringan sosial merupakan


(27)

hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi antara warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal.

Keterkaitan jaringan dan kelompok merupakan aspek vital dari modal sosial. Jaringan sosial terjadi berkat adanya keterkaitan antar individu dalam komunitas. Keterkaitan terwujud di dalam beragam tipe kelompok yang pada tingkat lokal maupun tingkat yang lebih tinggi lagi. Jaringan hubungan sosial biasanya diwarnai oleh suatu tipologi khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi kelompok.

Pranata adalah suatu sistem norma khusus sistem-sistem aturan yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Diciptakannya pranata selain untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut bisa berupa aturan-aturan formal yang tertulis dan bisa juga berupa aturan-aturan informal yang disepakati bersama. Norma-norma akan berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk hubungan antar individu. Norma yang tercipta diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh individu pada suatu entitas sosial tertentu.

Pranata menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat atau individu ( Soekanto, 2002:197). Aturan-aturan atau norma-norma yang dirumuskan tersebut bertujuan agar hubungan antar individu terlaksana


(28)

sesuai dengan apa yang diinginkan. Sebagai salah satu elemen inti yang tidak bisa dilepaskan dari konsepsi modal sosial, pranata merupakan pendorong bagi terciptanya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan, baik dibidang sosial, budaya bahkan ekonomi.

Beberapa upaya dalam membanguan modal sosial dalam masyarakat adalah: 1. Struktur sosial dibangun melalui organisasi baik formal maupun non-formal. Organisasi disusun karena diperlukan adanya pembagian tugas dan wewenang untuk para anggotanya. Tidak harus semua mengatur yang lain, sebab bila hal itu terjadi akan mengakibatkan pada kerancuan peran dan fungsi masing-masing anggota. Bentuk yang paling tepat dari struktur sosial ini sangat ditentukan oleh karakteristik anggota dan tujuan yang dicapai.

2. Jaringan sosial terbentuk karena adanya interaksi diantara pemangku kepentingan (stakeholder). Dalam jaringan ini terjadi interaksi antar anggota dan antar kelompok. Interaksi antar anggota terjadi manakala adanya keinginan untuk saling membutuhkan antara satu dengan lainnya di dalam kelompok tersebut. Kesamaan tempat usaha, kesamaan bentuk usaha, kesamaan asal daerah, dan kesamaan–kesamaan lain dapat memperat jaringan sosial ini. Dengan jaringan sosial yang mantap akan menghasilkan suatu nilai tambah yang berbentuk suatu nilai tawar (bargaining power). Jaringan komunikasi dan informasi akan dibutuhkan dalam jaringan sosial ini.

3. Norma sosial dibangun karena apa yang dilakukan dalam kelompok masyarakat perlu diatur. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang dirugikan. Semua merasakan adanya rasa keadilan. Rasa keadilan ini akan dicapai apabila norma yang dibangun diataati bersama. Norma ini akan menjadi tumbuh dengan baik,


(29)

bila setiap anggotanya menghormati dan menjalankan secara konsekuen. Perangkat penegak norma sosial sebagai kontrol sosial juga perlu diperhatikan. Karena itu sanksi juga bisa diberikan bila ada pelanggaran.

4. Membangun kepercayaan ini membutuhkan konsistensi usaha, ketepatan janji, dan pemahaman akan hak dan kewajiban sebagai bagian dari masyarakat. Menurut Lesser modal sosial ini sangat penting bagi komunitas karena (1) memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi angota komunitas; (2) menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam komunitas;(3)mengembangkan solidaritas;(4) memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas;(5) memungkinkan pencapaian bersama; dan (6) membentuk perilaku kebersamaam dan berorganisasi komunitas.

Pembangunan merupakan suatu proses terencana dilakukan oleh golongan tertetu dengan tujuan tertentu seperti meningkankan kesejahteraan, menciptakan perdamaian. Ciri yang paling mendasar dalam pembangunan yakni direncanakan dan adanya campur tangan dari pihak tertentu. Dalam negara pihak yang merancang konsep, melaksanakan, intervensi terhadap pembangunan yakni

pemerintah dengan objek pembangunan

masyarakat(ttp:/halimsani.wordpress.com/2010/05/26/kapital-sosial-dalam-pembangunan masyarakat/), diakses tanggal 16 desember 2010 pukul 09.37 WIB. Masyarakat seharusnya dilibatkan langsung dalam proses pembangunan, dimana masyarakat memiliki potensi dan kemampuan dalam mengembangkan kualitas hidupnya.

Francis Fukuyama (1999) dengan meyakinkan berargumentasi bahwa modal sosial memegang peranan yang sangat penting dalam memfungsikan dan


(30)

memperkuat kehidupan masyarakat modern. Modal sosial sangat penting bagi pembangunan manusia, pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan stabilitas demokrasi. Konsep Modal sosial memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Dalam proses perubahan dan upaya untuk mencapai tujuan, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak dan bertingkah laku serta berhubungan dengan pihak lain. Beberapa acuan nilai dan unsur yang merupakan ruh modal sosial antara lain sikap yang partisipatif (participative), hubungan timbal balik (resiprosity), saling percaya (trust), dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma (norms) serta membangun jaringan (networking) serta penciptaan kreasi dan ide-ide baru dikutip dari("http:// alexa.ngeblo gs.com/2009/12 /04/modal-sosial-bermasyarakat/),diakses_ tanggal 27 Januari 2010 pukul. 15.58 WIB.


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisa deskriptif berusaha menggambarkan model hubungan antara berbagai variabel dengan memberikan penafsiran ilmiah dan analisis yang logis atas hubungan antar faktor sedangkan pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan dan tingkah laku yang didapat dari apa yang dapat diamati (Nawawi, 1994:203). Berkenaan dengan penelitian ini sebagai studi deskriptif maka penelitian ini menjelaskan dan menggambarkan bagaimana penggunaan peluang modal sosial dalam upaya pemeliharaan prasarana jalan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kecamatan Dolok Masihul, kabupaten Serdang Bedagai. Melihat kondisi prasarana jalan di desa ini yang mengalami kerusakan namun belum mendapat penanganan yang maksimal. Mengingat juga bahwa lokasi desa Pertambatan ini berdekatan dengan daerah asal peneliti sehingga dapat memberi kemudahan dalam proses pengumpulan data di lapangan.

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1 Unit Analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek

penelitian (Arikunto, 2002 : 121). Yang menjadi unit analisis atau objek kajian dalam penelitian ini adalah para stakeholder yaitu orang-orang yang memanfaatkan ruas jalan desa Pertambatan yaitu para pengusaha, tokoh


(32)

masyarakat, pemerintah, masyarakat dan masyarakat yang berasal dari luar desa Pertambatan yang dianggap dapat menjawab permasalahan dari penelitian ini. Informan terdiri dari informan kunci dan informan biasa.

3.3.2 Informan

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang ikut memanfaatkan prasarana jalan umum yang ada di desa Pertambatan yaitu Masyarakat desa Pertambatan, Masyarakat kecamatan Silou Kahean, Pengusaha (Perusahaan Perkebunan), dan Pemerintah. Penentuan informan dilakukan dengan memperhatikan potensi informan untuk dapat menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Informan dibagi atas informan kunci dan informan biasa.

3.3.2.1 Informan Kunci

Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah:

1. Pemerintah 2 orang, 1 orang dari pemerintah desa, 1 orang dari pemerintah kecamatan. 2. Pengusaha 3 orang yaitu 1 orang dari PT. PN III (Persero) Kebun Silau Dunia, dan 1 orang dari PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar

3. Tokoh masyarakat 2 orang

3.3.2.2 Informan Biasa

Adapun yang menjadi informan biasa dalam penelitian ini adalah:

1. Masyarakat biasa 3 orang yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan


(33)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan dibagi menjadi dua cara yaitu:

3.4.1 Data Primer

Dalam mendapatkan data primer dalam menjawab masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan studi lapangan yaitu melalui :

3.4.1.1 Wawancara mendalam

dalam penelitian ini dilakukan wawancara mendalam (in-depth

interview) dengan cara mengumpulkan data atau informasi secara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan bantuan alat perekam dan pedoman wawancara.

3.4.1.2 Observasi

Observasi atau pengamatan yaitu pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian. Dalam penelitian ini data penelitian diperoleh dengan pengamatan langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada penelitian.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder (Bungin, 2001 : 128). Data ini diperoleh dari buku-buku referensi jurnal, internet, dokumen, dan artikel yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.


(34)

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangan. Data-data yang diperoleh dari lapangan diatur, diurutkan, dikelompokkan kedalam kategori, pola, atau uraian tertentu. Disini peneliti mengelompokkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan sebagainya yang dipelajari dan ditelaah secara seksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik (Moleong, J Lexy 2006:151). Data-data yang diperoleh dari lapangan diatur, diurutkan, dikelompokkan kedalam kategori, pola, atau uraian tertentu.

3. 6 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan Proposal Penelitian

√ √

4 Seminar Proposal Penelitian √

5 Revisi Proposal Penelitian √

6 Penelitian ke Lapangan √

7 Pengumpulan dan Analisis Data

8 Bimbingan √ √ √

9 Penulisan Laporan Akhir √ √


(35)

3.8 Keterbatasan Penelitian

Peneliti dalam melakuakan penelitian ini mengalami banyak kendala yang menjadi keterbatasan penelitian. Adapun yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan dalam kemampuan dalam pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian ilmiah.

2. Keterbatasan dalam mendapatkan teori dalam pemahaman analisis data. Pemilihan teori yang cocok dan analisis yang agak rumit sehingga membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam menyelesaikannya.

3. Keterbatasan untuk memperoleh data tentang kewilayahn berupa luas penduduk dan sejarah desa yang tidak ada dalam catatan administrasi desa Pertambatan sehingga data tentang sejarah dan luas wilayah tersebut tidak dapat dicantumkan oleh peneliti dalam hasil penelitian ini.

4. Kesulitan dalam menentukan waktu untuk dapat melakukan wawancara terhadap informan mengingat bahwa variasi informan berasal dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, masyarakat dan pengusaha.


(36)

BAB IV

INTERPRETASI DATA

4.1 Setting Daerah Lokasi

Desa Pertambatan adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Dolok Masihul kabupaten Serdang Begadai. desa Pertambatan ini merupakan desa yang dikelilingi oleh daerah perkebunan kelapa sawit dan karet maka tidak mengherankan, begitu memasuki desa ini yang pertama sekali yang dapat dilihat adalah hamparan kebun kelapa sawit dan karet. Perkebunan tersebut sangat dekat dengan perumahan penduduk bahkan pembatas yang memisahkan antar dusun di desa ini adalah perkebunan kelapa sawit dan karet. Desa Pertambatan ini sebelah Timur berbatasan dengan PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar, sebelah barat berbatasan dengan Sungai Belutu, sebelah utara berbatasan dengan PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar dan sebelah selatan Berbatasan dengan Kecamatan Silou Kahean kabupaten Simalungun

Desa Pertambatan memiliki enam dusun, yaitu: Pertambatan, Bandar Pamah, Silau Bandar, Batu Hobot, Bandar Bayu, dan Huta Melayu. Setiap dusun dikepalai oleh satu orang kepala dusun.Jarak antar dusun cukup jauh. Jarak antara dusun Pertambatan dengan dusun Silau Bandar cukup jauh bahkan letak dusun Silau Bandar dan dusun Batu Hobot lebih berdekatan dengan daerah kecamatan Silou Kahean, sementara jarak antara dusun Pertambatan dengan Bandar Pamah sangat dekat. Antar dusun di desa Pertambatan ini dipisahkan oleh daerah perkebunan dan posisinya berlapis dengan pembatas kebun kelapa sawit dan karet.


(37)

Bagi penduduk yang memiliki lahan pertanian sendiri di desa ini lahan pertanian tersebut berada di samping ataupun dibelakang rumah yang ditanami dengan tanaman yang bisa dimanfaatkan seperti sayuran ataupun bahan bumbu-bumbu dapur seperti lengkuas, serei, kunyit maupun jahe serta ubi, jagung, kacang-kacangan ataupun sayuran untuk konsumsi sendiriz. Namun lahan pertanian ini tidak luas.

Adapun dua perkebunan besar yang mengelilingi desa Pertambatan ini adalah PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar dan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Silau Dunia. Selain itu di desa ini juga terdapat sebuah tambang galian pasir milik persero dan dikelola oleh pemerintah desa Pertambatan.

Penduduk desa Pertambatan adalah 2.738 orang. Sebagian besar pendudukn ya bermata pencaharian sebagi buruh tani maupun buruh perkebunan. Kondisi perumahan penduduk cukup beragam, ada perumahan yang telah permanen namun masih ada perumahan penduduk yg terbuat dari papan kayu ataupun bambu.

Daerah desa Pertambatan yang dikelilingi oleh perkebunan menyebabkan penduduk setempat hanya memiliki sedikit lahan untuk pertanian. Oleh karena itu sebagian besar penduduk desa Pertambatan bermata pencaharian sebagai buruh dan untuk sampingan warga berinisiatif untuk melakukan usaha ternak lembu dengan memanfaatkan rumput-rumput yang tumbuh disekitar area perkebunan yang mengelilingi desa mereka. Seperti yang dikatakan informan U (Lk, 40 tahun), yaitu:

“kami buat ternak lembu..sampingan lah dek..hampir semua orang disini ada ternak lembunya”


(38)

Perangkat pemerintah desa Pertambatan juga mengakui bahwa sebagian besar penduduknya memang bekerja sebagai buruh dan untuk sampingan dilakukan usaha ternak lembu. Hal ini seperti yang dikatakan informan M.N (Lk, 40 tahun), yaitu:

“sekitar 70 persen warga kami bekerja sebagai buruh kebun dan sebagianya ada juga yang petani..mereka biasanya buat ternak lembu untuk sampingan..lumayan..”

Sementara itu bagi penduduk yang ingin memiliki lahan pertanian mereka harus membeli lahan yang jauh dari desa mereka. Hal ini seperti yang dikatakan informan S (Lk, 50 tahun), yaitu:

“desa pertambatan ini sebenarnya ga luas dek..lihat saja itu..di belakang rumah aja udah kebun itu..makanya lahan orang sini kan dikit cuma cukup untuk rumah aja..kalaupun mau bertani harus beli lahan di luar..itu pun jauh..”

Hal yang sama juga dikatakan informan U (Lk, 40 tahun) sebagai berikut:

“penduduk desa kami kalau mau membeli lahan pertanian sendiri ya harus jauhlah dari desa ini…seperti saya lahan pertanian saya ada di dolok masihul (dolok masihul: nama salah satu desa di kecamatan dolok masihul yang jaraknya jauh dari desa Pertambatan) sana, karena di desa kami kan gada lahan untuk pertanian”.

Sarana beribadah bagi penduduk cukup lengkap dan letaknya tersebar di beberapa dusun. Bagi penduduk yang beragama muslim di desa Pertambatan ini terdapat empat mesjid dan dua mushola yang tersebar di beberapa dusun yaitu dusun Bandar Pamah, dusun Pertambatan, dusun Huta Melayu dan dusun Bandar Bayu. Bangunan mesjid-mesjid di desa ini sudah permanen. Selain mesjid juga


(39)

terdapat mushola yaitu di dusun Bandar Pamah dan dusun Pertambatan. Letak tempat beribadah ini tidak jauh dari perumahan penduduk.

Bagi penduduk yang beragama kristen juga terdapat sarana beribadah yaitu gereja yang terletak di semua dusun dan khusus di dusun Batu Hobot dan dusun Silau Bandar terdapat dua gereja di masing-masing dusun ini karena sebagian besar penduduknya beragama kristen. Sama halnya dengan mesjid letak gereja juga dibangun tidak jauh dari perumahan penduduk dan telah memiliki bangunan permanen.

Di desa Pertambatan ini terdapat sarana pendidikan yang cukup lengkap mulai dari pendidikan yang sejajar TK yaitu adanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang terletak di dusun Bandar Pamah tepatnya di kantor kepala desa, terdapat 2 sekolah dasar yaitu SD (Sekolah Dasar) Negeri di dusun Batu Hobot dan MDA Alittihadiyah yang terletak di dusun Bandar Pamah, satu MAS Alittihadiyah yang terletak di dusun Bandar Pamah, satu MTS Alittihadiyah yang terletak di Bandar Pamah. Bangunan sekolah ini sudah permanen kecuali PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang masih diadakan di kantor kepala desa yang memiliki ruangan kosong dan dimanfaatkan untuk penyelengaraan pendidikan bagi anak dibawah umur 5 tahun tersebut.

Sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat di desa ini diselengarakan dengan adanya sebuah Puskesmas yang terletak di dusun Pertambatan. Puskesmas ini adalah bangunan semi permanen dengan fasilitas kesehatan yang masih sederhana dan terletak tidak berjauhan dengan mesjid yang ada di dusun Pertambatan. Selain adanya Puskesmas tersebut di desa ini terdapat beberapa


(40)

praktek bidan yang juga turut membantu dalam upaya fasilitasi kesehatan masyarakat setempat.

Balai desa yang berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan desa terletak di dusun Bandar Pamah. Balai desa dijadikan sebagai pusat kegiatan administrasi desa dan juga sebagai tempat berkumpulnya lembaga desa seperti LKMD (Lembaga Ketahan masyarakat Desa), PKK, BPD (Badan Perwakilan Desa), dan lembaga desa lainnya. Wadah rapat maupun rembug desa seperti kegiatan Musrembang (Musyawarah Rencana Pembangunan). Balai desa Pertambatan ini merupakan bangunan baru yang diperbaiki atas gagasan kepala desa. Seperti pengakuan yang disampaikan dalam wawancara dengan informan M.N (Lk,40 tahun), yaitu:

“ini ruangan ini seperti ini karena saya yang mengusulkan ini bu…kalau ga dulunya mana gini bu..”

Hal tersebut juga dibenarkan disampaikan informan A.Z (Lk, 50 tahun), yaitu: “iya memang..sejak kades barulah itu di bangun jadi

begitubangunannya.. kalau dulunya memang kantor kepala desanya ga bagus.”

Selain sebagai pusat kegiatan administrasi pemerintahan desa, balai desa juga mempunyai lokasi khusus untuk PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang setara dengan TK (Taman Kanak-kanak) yang terbentuk berdasarkan gagasan isteri Bupati Serdang Bedagai. Guru yang mengajara di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ini adalah para ibu-ibu dari kesatuan PKK desa Pertambatan sementara muridnya sendiri adalah anak-anak dari desa Pertambatan itu sendiri.

Di daerah pembatas antara dusun Bandar Pamah dan dusun Pertambatan terdapat sebuah lapangan bola yang cukup luas. Lapangan ini digunakan para


(41)

pemuda desa untuk bermain bola pada sore hari. Berdasarkan pengamatan peneliti pada sore hari jika ada pertandingan bola antar pemuda desa maka disekeliling lapangan tersebut terlihat beberapa penduduk yang berjualan makanan maupun minuman.

4.2 Gambaran Sosial Masyarakat dan Dinamika Sosial

Penduduk desa Pertambatan terdiri dari suku yang heterogen. Namun hal ini juga tidak pernah membuat munculnya konflik di masyarakat. Penduduk desa Pertambatan ini terdiri dari suku Melayu, batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Banten, Jawa, Minang, Tionghoa dan Nias. Penduduk desa Pertambatan yang bersuku Jawa menjadi mayoritas di desa Pertambatan ini khususnya di dusun Pertambatan dan dusun Bandar Pamah. Sementara itu penduduk yang bersuku batak Toba mayoritas berada di dusun Batu Hobot dan Pertambatan.

Hal ini sperti yang dikatan informan M.N (Lk, 40 tahun), yaitu: “penduduk kalau dari suku, di dusun Bandar Pamah ini dan dusun Pertambatan itu kebanyakan suku jawa dan kalau kita batak itu kebanyaknnya di dusun batu hobot, sama silau bandar.”

Keberagaman suku di desa ini terjadi karena sebagian dari penduduk desa Pertambatan adalah pendatang dari berbagai daerah. Desa Pertambatan yang dikelilingi oleh perusahaan perkebunan menyebabkan banyak warga berasal dari penduduk luar yang pada awalnya ingin mencari pekerjaan. Walaupun sebagian penduduk berasal dari daerah ataupun suku yang berbeda namun hal tersebut tidak pernah menjadi pemicu konflik suku antar warga dalam pergaulan di masyarakat. Gambaran interaksi tersebut seperti yang disampaikan oleh informan U (Lk,40 tahun), yaitu:


(42)

“ah ga pernah ada kejadian itu..walaupun disini macam-macam sukunya kayak saya ini Jawa sementara tetangga sekitar saya banyak batak tapi ga pernahlah..setiap suku kan ada kebiasaannya yang penting bagi kami saling menghargai aja namanya kita bergaul ya harus bias saling menerima masing-masing”.

Hal yang sama dikatakan informan M.N (Lk, 40 tahun), yaitu:

“kalau konflik karena suku ga pernah ada..seingat saya ga pernah ada bu..aman saja kalau masalah itu.”

Informan A.S (Lk, 51 tahun), dari perkebunan PT. PN III Silau Dunia mengatakan:

“kalau masalah itu sebenarnya kami tidak tau pasti ya dek..bagaimana..tapi seingat saya selama saya kerja di kasdun (kasdun: pt. pn 3 kebun silau dunia) ini karena kan dekat ajanya ini sama pertambatan itu..tapi ga pernah ada masalah mereka karena suku..dan kami juga sama kami ga pernah mau ada bikin-bikin masalah sama mereka.”

Penduduk desa Pertambatan terdiri dari agama Islam, Protestan, Katolik dan Budha. Mayoritas masyarakat desa Pertambatan adalah beragama Islam yang tersebar di beberapa dusun.

Desa Pertambatan ini memang memiliki masyarakat yang heterogen baik dari segi agama. Namun hal ini tidak menjadi alasan munculnya konflik agama dalam masyarakat. Seperti yang dituturkan oleh informan S (Lk,50 tahun), yaitu:

“perbedaan agama tidak pernah jadi masalah disini…kalau misalnya agama jadi memicu konflik ga pernah itu….kalau ada pesta ataupun acara disini ya sama-sama bantu…saling menghargai…”.

Hal serupa juga dikatakan informan S.H (Lk, 50 tahun), yaitu:

“ooo…tidak pernah ada masalah itu..saya sudah lama tinggal disini tetapi tidak pernah ada masalah karena perbedaan agama atau apa begitu..saling menghargai ya walaupun beragama dan suku yang berbeda.”


(43)

Hal tersebut juga dibenarkan informan A (pr, 70 tahun), yaitu:

“tidak ada masalah walaupun beda agama,.saya saja sama tetangga saya itu kan..yang itu adek liat..itu batak..tapi gak pernah kami ada masalah karena agama..”

Informan perusahaan yang ada di desa ini yaitu PT. PN III (Persero) Kebun Silau Dunia) juga membenarkan hal yang sama, seperti yang dikatakan informan A.S (Lk, 51 tahun), yaitu:

“saya tidak pernah mendengar ada masalah di desa itu lagi pula kalau kami pihak kasdun (kasdun: pt. pn 3 kebun silau dunia) selalu berusaha membuat kesamaan..apalagi kalau kasih bantuan misanlya kalau yang Kristen butuh bantuan untuk bangun gereja kami bantu yang Islam juga begitu..jadi gada masalah.”

4.3 Fungsi Ruas Jalan desa Pertambatan bagi Masyarakat, Perusahaan dan Masyarakat Silou Kahean

Di desa Pertambatan ini terdapat sebuah jalan umum yang terletak memanjang di tengah-tengah pemukiman penduduk. Pada awalnya jalan tersebut dibangun sebagai sarana transportasi untuk upaya lalu lintas dan distribusi antar masyarakat dan antar daerah yaitu dengan kecamatan Silou Kahean kabupaten Simalungun yang bersebelahan dengan desa tersebut dan juga dimanfaatkan untuk prasaran pengakutan hasil panen bagi perkebunan yang berdiri di desa tersebut. Namun seiring dengan berjalanya waktu penggunaan terhadap jalan tersebut semakin banyak bahkan tidak sesuai lagi dengan muatan maksimal jalan. Hal tersebut mengakibatkan jalan menjadi rusak ditambah pula upaya pemeliharaan rutin yang tidak pernah dilakukan mengakibatkan kerusakan jalan semakin parah.


(44)

Ruas jalan umum yang rusak di desa Pertambatan ini merupakan prasarana umum yang memiliki fungsi yang sangat besar bagi penggunanya karena jalan ini merupakan satu-satunya jalan lintas untuk keluar masuk desa Pertambatan dan kecamatn Silou Kahean serta juga dimanfaatkan perusahaan yang berada di desa tersebut untuk distribusi hasil panen mereka.

Bagi tokoh masyarakat desa Pertambatan fungi ruas jalan yang ada desa Pertambatan tersebut identik dengan kegunaanya sebagai prasarana transportasi dan jalur lintas bagi masyarakat desa Pertambatan, masyarakat Silou Kahean dan juga perusahaan yang ada di desa tersebut.

Gambaran diatas sesuai dengan yang dikatakan informan A.Z (Lk, 50 tahun) yang mengatakan:

“jalan di desa kami ini jalan lintas satu-satunya untuk desa Pertambatan dan Silou Kahean itu bahkan perusahaan juga memakai jalan ini untuk mengangkut hasil panen mereka…silou kahean itu kan rata-rata sawit semua itu..mau jual hasil pertanian dan perkebunan mereka ya lewat jalan ini..PN 3..socfin juga makai…jadi memang sebenarnya penting sekali jalan ini untuk kami..”

Hal yang sama juga diutarakan informan S (Lk, 50 tahun) yang mengatakan: “kalau masalah fungsi jelas utamanya itu untuk

transpotasi ya..mau dari silou kahean..pertambatan…socfindo (pt.socfin indonesia)…pt.

pn 3 semua pake jalan ini karena memang cuma ini jalur keluar masuk daerah sini..silou kahean itu kalau mau keluar kan pasti dari sini.”

Pemerintah memandang fungsi ruas jalan umum di desa Pertambatan identik dengan penggunaan jalan tersebut selain sebagai prasarana transportasi bagi masyarakat juga funsinya sebagai penghubung antar daerah. Dalam hal ini


(45)

terkait dengan wilayah kecamatan Silou Kahean yang berbatasan dengan desa Pertambatan. Secara otomatis melalui ruas jalan umum desa Pertambatan.

Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan oleh informan M.N (Lk, 40 tahun) yang mengatakan:

”kalau kami sebenarnya sedikitnya memakai jalan ini bu...kalau dalam kegiatan distribusi ya..karena kami kan ada sawit pun kami jualnya ke silou kaheannya..trus mereka bawa keluar ya lewat jalan ini..silou kahean sana bisa orang mau ke situ ya lewat jalan ini..jadi kalau secara fungsi utama itu sebenarnya penghubung..bagaimana orang dari luar bisa kesana ya lewat desa kami..mereka pun kalau mau keluar daerah mereka ya lewat sini..jadi pemakaiannya tu sama-sama.”

Hal yang sama juga diutarakan oleh informan S.A (Lk, 38 tahun) yang mengatakan:

”desa Pertambatan itu kan perbatasan dengan silou kahean..jadi sebenarnya kalau fungsi utamanya itu untuk penghubung dua daerah..saya yakin kalau pemakainya itu lebuh banyaknya dari siloh kahean..penyebab kerusakan itu uga dari meraka..distribusi barang maupun jasa sebenarnya lebih banyak dari situ,”

Pengusaha yaitu PT. PN III Kebun Silau Dunia berpendapat bahwa fungsi rusa jalan umum di desa Pertambatan tersebut diidentikkan dengan penggunaanya sebagai prasarana distribusi untuk hasil usaha mereka dan jalan tersebut merupakan satu-satunya jalur lintas yang bisa dimanfaatkan untuk distribusi hasil usaha tersebut. Dalam kegiatan usaha mereka memasukkan fungsi jalan tersebut dalam kegiatan produksi.

Gambaran diatas sesuai dengan yang dikatakan oleh informan A.S (Lk, 51 tahun) yang mengatakan:

”jelas ada ya dek..jalan itu kan jalan utama untuk kami untuk kegiatan pengakutan panen jadi..penting sekalilah


(46)

buat kami..itu satu-satunya jalan mau keluar dari sini..masih termasuk dalam kegiatan produksi itu..”

Namun tidak semua perusahaan mengatakan hal yang sama. PT. Socfin Indonesia memandang bahwa jalan tersebut tidak memiliki fungsi dalam usaha mereka karena mereka punya jalan sendiri. Maka mereka tidak merasa memiliki tanggung jawab terhadap jalan tersebut karena mereka juga beranggapan bahwa biaya yang seharusnya mereka beri untuk jalan tersebut telah diberi melalui pajak yang mereka berikan ke kabupaten Serdang Bedagai.

Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan informan H.M.S (Lk,56 tahun) yang mengatakan:

“kami punya jalan sendiri..jalan itu bukan urusan kami..lagipula kami sudah bayar pajak untuk memakai jalan itu..tanya sajalah ke pusatnya...jangan-jangan banyak gayus-gayus disana.”

Sementara itu masyarakat memandang fungsi jalan umum di desa mereka tersebut sebagai prasarana transportasi untuk kegiatan angkutan barang dan jasa namun masyarakat Pertambatan juga memandang bahwa jalan desa mereka itu sebenarnya lebih memiliki banyak fungsi terhadap masyarakat Silou Kahean yang berbatasan dengan desa mereka dari pada desa mereka sendiri misalnya saja untuk hasil pertanian, karena masyarakat desa Pertambatan sebagian besar adalah buruh maka jalan itu tidak memiliki fungsi yang cukup besar terhadap distribusi hasil pertanian bagi masyarakat mereka. Sedangkan menurut mereka masyarakat Silou Kahean sebagian besar adalah petani dan memiliki lahan kelapa sawit yang luas.

Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan informan S.H (Lk, 50 tahun) yang mengatakan:

”kalau fungsi secara garis besarnya kami makai jalan ini untuk lalu lintas..ya adek tau sendirilah..kalau mau


(47)

keluar masuk dari sini pasti kami mamakai jalan ini..tapi ya dek...kalau besarnya fungsi jalan kami ini lebih berfungsi sama orang silou kahean itu..disana kan rata-rata orang bertani...kelapa sawit itu banyak sekali itu keluarannya dari situ..kalau kami kan jarang ada yang bertani disini..adapun satu-satu orang yang punya sawit dijual sama merekanya..”

Hal yang sama diperkuat oleh informan U (Lk, 40 tahun) yang mengatakan: ”namanya pun jalan ya..untuk transpotasi kamilah..tapi sebenarnya yang banyak makai ini itu silou kahean sana...mereka bawa hasil sawit mereka dari sini..berapa ton itu adek pikir setiap hari lewat truk-truk besar itu dari sini..makanya alan kami ini hancur begini..adek liat ajalah sendiri kan..bus untuk sewa itu kan banyakan penumpangnya dari sana..kalau dari sini ya naik kereta yang banyak.”

Hal yang sama juga diperkuat informan A (Pr, 70 tahun) yang mengatakan: ”kalau untuk keluar masuk desa sini ya pasti pakai jalan ini..orang silou kahean itu juga begitu..malah mereka itu yang lebih banyak makai..”

4.4 Kondisi Kerusakan Jalan desa Pertambatan

Kondisi kerusakan jalan di desa Pertambatan telah merusak pondasi jalan karena upaya pemeliharaan rutin yang tidak pernah diperhatikan. Hal ini mengakibatkan jalan menjadi rusak parah. Berdasarkan pengamatan peneliti di sepanjang jalan terlihat lubang-lubang besar dan tergenang air jika turun hujan, seperti kumpulan danau-danau kecil ditengah jalan. Kondisi kerusakan jalan ini diakui menghambat terhadap kegiatan masyarakat dan penggunannya. Seperti pengakuan yang disampaikan informan A (Pr,70 tahun), yaitu:

“kalau musim kemarau jadi jorok sekali, debu bertebaran apalagi kalau dilalui kendaran..sedangkan kalau jalan rusak ini membuat musim hujan jadi becek dan licin tu jalanan..’’


(48)

Hal yang sama juga diakui oleh informan U (Lk, 40 tahun) sebagai berikut: “jalan rusak ini membuat jarak tempuh keluar dari desa kami itu bias dua kali lipat lamannya, yang tadinya bisa di lalui 20 menit jadi 40 menit, itulah karena jalan yang rusak ini, apalagi kalau baru dating hujan, becek sekali”. Hal ini juga diperkuat informan S (Lk, 50 tahun) yang mengatakan:

“kerusakan jalan memang sangat menganggu kami, jelas sangat mengganggu dalam kegiatan transportasi, memperlambat kendaraan melewati jalan ini, kalau hujan deras jalanan jadi becek, di jalan itu air semua tapi kalau sudah musim kemarau debu banyak”.

Hal yang serupa juga dikatakan informan A.S (Lk,51 tahun), yaitu: “menggangu terhadap jarak tempuh kendaraan truk untuk mengangkat sawit..yang tadinya bias setengah jam jadi satu jam..menambah biaya produksi.”

Sementara itu informan dari pemerintah M.N (Lk, 40 tahun) mengatakan:

“kerusakan jalan di desa ini jalan sangat menghambat dalam kegiatan distribusi barang dan jasa baik dari daerah kami maupun dari daerah silou kahean, makanya seharusnya jalan ini menjadi perhatian banyak pihak”.

4.5 Profil Informan 4.5.1 Informan Kunci 4.5.1.1 Pemerintah

1. M.N (Lk, 40 tahun)

M.N adalah seorang laki-laki menjabat sebagai kepala desa Pertambatan. informan mengepalai enam dusun di desa Pertambatan. Berusia 40 tahun, beragama Islam, bersuku Banten dan tinggal di dusun 2 Bandar Pamah. Pendidikan terakhir dari M.N adalah SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). M.N adalah asli kelahiran desa Pertambatan. Informan sudah menikah dan


(49)

memiliki 2 orang anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Selain itu informan juga memiliki seorang anak angkat.

M.N menjabat sebagai Kepala Desa di desa Pertambatan sejak tahun 2008. Sejak bapak M.Nmenjabat sebagai kepala desa di desa Pertambatan tersebut banyak usaha demi perubahan desa tersebut yang telah dilakukan oleh informan, diantaranya melakukan perbaikan terhadap kantor kepala desa Pertambatan yang dulunya menurut M.N tidak layak disebut sebagai kantor kepala desa, dibentuknya kembali keanggotaan baru dari institusi desa seperti LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), BPD (Badan Perwakilan Desa) dan Pokja (Kelompok Pekerja), berdirinya PAUD (Pendidikan Anka Usia Dini) yang ditempatkan di kantor kepala desa serta terlaksananya upaya pemeliharaan jalan di dusun 2 Bandar Pamah sepanjang 300 meter.

2. S.A (Lk, 38 tahun)

S.A adalah seorang laki-laki dan bekerja sebagai sekretaris camat kecamatan Dolok Masihul kabupaten Serdang Badagai. S.A menamatkan pendidikan terakhir pada jenjang strata satu sebagai sarjana hukum. S.A beragama Islam, bersuku Jawa. Beliau berusia 38 tahun. Informan adalah asli kelahiran Dolok Masihul dan menetap disana sampai sekarang. Informan menjabat sebagai sekretaris camat kurang lebih 3 tahun. Informan sudah menikah dan memiliki 1 orang anak.

4.5.1.3 Pengusaha

1. A. S ( Lk, 51 tahun)

A.S adalah laki-laki berusia 51 tahun, bersuku jawa, dan beragama Islam. A.S sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Informan tinggal di Emplasmen


(50)

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Silau Dunia di Silau Dunia. A.S telah bekerja selama 11 tahun di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Silau Dunia sebagai asisten Personalia.

A.S adalah seorang yang memiliki kepribadian terbuka dan rendah diri terlihat dari sikapnya yang sangat respek terhadap kehadiran peneliti untuk mencari data di perusahaan tersebut.

2. H.M.S (Lk, 56 tahun)

H.M.S adalah seorang laki-laki berusia 56 tahun, bersuku jawa, beragama islam dan tinggal di desa Martebing.pendidikan terakhir adalah sarjana. Informan sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Informan bekerja sebagai kepala pimpinan di perusahaan PT. Socfin Indonesia. Informan telah kurang lebih 10 tahun bekerja di perusahaan tersebut.

4.5.1.4 Tokoh Masyarakat

1. A.Z (Lk, 50 tahun)

A.Z adalah seorang laki-laki berusia 50 tahun, seorang muslim, bersuku banten dan tinggal di dusun 2 Bandar Pamah. Informan mememiliki tiga orang anak, dua diantaranya perempuan dan satu laki-laki. A.Z juga memiliki seorang anak asuh yang disekolahkan dan tinggal di rumahnya. A.Z asli kelahiran desa Pertambatan dimana orang tuanya dulunya memang adalah pendatang yang pertama sekali menempati desa Pertambatan ini. Informan adalah ketua LKMD (Lembaga Ketahanan Masayarakat Desa) Pertambatan, selain sebagai ketua LKMD A.Z adalah seorang petani yang memiliki sedikit lahan perkebunan kelapa sawit yang lokasinya tidak jauh dari desa. A.Z ini adalah saudara kandung dari kepala desa Pertambatan.


(51)

Menurut penuturan A.Z pengakatannya sebagai kretua LKMD (Lembaga Ketahan Masyarakat Desa) pada periode baru ini adalah hasil pemilihan dari masyarakat dan pihak pemerintah desa. Sebelumnya AZ juga sempat berhenti dalam institusi desa karena dia menilai sifat masyarakat desa ini yang sulit untuk diarahkan. Namun pada tahun 2008 bapak AZ kembali menjabat dalam institusi desa, hal ini tentunya disebabkan karena banyak pihak yang menilai bahwa bapak AZ memiliki kompetensi untuk posisi tersebut.

A.Z adalah salah satu dari pelopor terlaksananya perbaikan di beberapa jalan-jalan desa di desa Pertambatan ini. Informan pernah berkecimpung di dunia politik sebagai kader partai Golkar sebelum memfokuskan dirinya untuk mengabdi pada bidang sosial kemasyarakatan.

2. S (Lk, 50 tahun)

S adalah seorang laki-laki. Informan adalah salah seorang tokoh masyarakat di desa Pertambatan dengan ide dan pemikirannya yang selalu dipertimbangkan dalam upaya peningkatan kepentingan desa. Informan tinggal di dusun 1 Pertambatan dan asli kelahiran desa Pertambatan. Informan adalah bapak dari dua orang anak dimana kedua anaknya adalah perempuan. Informan berusia 50 tahun, bersuku Jawa dan mengecap pendidikan terakhir pada tingkst SLTP (Sekolah Menengah Tingkat Pertama).

4.5.2 Informan Biasa

4.5.2.1 Masyarakat Desa Pertambatan

1. U (Lk, 40 tahun)

U adalah seorang laki-laki salah seorang penduduk desa Pertambatan. Informan berusia 40 tahun, bersuku Jawa, bekerja sebagai petani, dan beragama


(52)

islam. Pendidikan terakhir yang dijalani U sampai pada tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas).

Walaupun U asli kelahiran desa Pertambatan tetapi waktu mudanya U sering merantau dan pindah-pindah tempat. Walaupun pada akhirnya memang U memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Informan menuturkan bagaimanapun tanah kelahiran sendiri itu lebih baik dari pada dirantau orang. Tempat terakhir yang didatangi oleh U adalah daerah Jambi. Informan akhirnya memutuskan kembali ke desanya karena di Jambi informan sempat terserang penyakit gatal akibat alergi penggunaan air. U beserta anak dan istrinya sudah 12 tahun kembali ke desanya dan memutuskan untuk menetap di sana sampai sekarang. U memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan.

U selain sebagai petani juga memiliki usaha warung bakso di rumahnya. Warung tersebut dikelola oleh istri dan ibu dari bapak U.

2. A (Pr, 70 tahun)

A adalah seorang perempuan yang telah berumur 70 tahun namun walaupun demikian informan masih terlihat sehat bugar dan tampak jauh lebih muda dari pada usianya. Informan adalah seorang muslim, bersuku jawa dan tinggal di dusun Pertambatan. Informan memiliki 3 orang anak yang ketiganya adalah laki-laki. AS sekarang tinggal bersama anaknya yang bungsu yang juga telah berkeluarga. AS asli kelahiran desa Pertambatan. Orang tuanya adalah pemuka desa Pertambatan.

A adalah istri dari mantan sekretaris desa Pertambatan pada tahun 70an. Beliau menjadi salah satu tokoh yang dituakan di desa ini. Walaupun usianya


(53)

yang telah tua AS mengaku selalu berusaha mengeikuti perkembangan yang ada di daerahnya.

3. S.H (Lk, 50 tahun)

S.H adalah seorang laki-laki beragama kristen, bersuku Batak Toba, berusia 50 tahun, dan tinggal di dusun Pertambatan. Informan memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Anak dari informan S.H yang sulung menamatkan kuliah di keperawatan di Pakam sedangkan anak bungsunya masih duduk di bangku SMA. Istri dari S.H adalah seorang Pegawai Negeri mengajar sebagai guru SD (Sekolah Dasar) sementara S.H sendiri selain sebagai sekretaris BPD (Badan Perwakilan Desa) juga bekerja sebagai petani, mereka memiliki sedikit lahan di belakang rumah mereka. Keluarga S.H pada awalnya adalah pendatang di desa ini. Kelahiran S.H adalah di daerah Pakam namun karena ikut istri yang ditugaskan di daerah desa Pertambatan tersebut maka informan pun ikut istri untuk pindah.

Pendidikan terakhir yang diterima oleh S.H adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) tetapi walaupun demikian SH juga adalah tokoh yang disegani dan memiliki pemikiran dan ide-ide kreatif untuk kemajuan desa ini. Dikalangan masyarakat desa Pertambatan yang bersuku batak toba informan adalah salah satu penetua agama dikalangan agama kristen. Informan ramah dan terbuka terhadap perubahan yang positif.

4.5.2.2 Masyarakat Kecamatan Silou Kahean

J.S (Lk, 55 tahun)

J.S adalah seorang laki-laki, beragama kristen, berusia 55 tahun, bersuku simalungun dan tinggal di desa Nagori Dolok tepatnya di sebelah kantor camat


(54)

kecamatan Silou Kahean. J.S menjabat sebagi camat di kecamatan Silou Kahean. J.S asli kelahiran Pematang Siantar. Informan sudah menikah dan memiliki 4 orang anak. Informan menjabat sebagai camat di kecamatan Silau Kahean selama 6 tahun.

4.6 Gambaran Peluang Modal Sosial Masyarakat

Modal sosial didefenisikan institusi sosial yang melibatkan jaringan, norma kepercayaan sosial, yang mendorong sebuah kolaborasi sosial untuk kepentingan bersama. Sedangkan Pierre Bourdie ( dalam Hasbullah 2006: 11) menegaskan modal sosial sebagai suatu yang berhubungan satu dengan yang lain, baik ekonomi, budaya, maupun bentuk-bentuk social capital ( modal sosial) berupa institusi lokal maupun kekayaaan sumber daya alam lainnya.

Bank Dunia (1999) mendefinisikan Modal Sosial sebagai sesuatu yang merujuk ke dimensi institusional, hubungan- hubungan yang tercipta, dan norma norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat. Cohen dan Prusak (2001) memberikan pengertian bahwa Modal Sosial sebagai stok dan hubungan yang aktif antar masyarakat. Setiap pola hubungan yang terjadi diikat oleb kepercayaan (trust) kesaling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif dikutip dari pot.com/2010/03/ definisi-modal-sosial.html) diakses tanggal 13 maret 2011 pukul 11.02 WIB.


(55)

4.6.1 Gambaran Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk formal maupun informal. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi antara warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal ( Ibrahim, 2002:67). Maka jaringan sosial (social networks) meliputi; partisipasi (participation), pertukaran timbal balik (reciprocity), solidaritas (solidarity), kerjasama (cooperation) dan keadilan (equity). Bentuk dari jaringan sosial dalam masyarakat desa Pertambatan ini dapat diuraikan dari beberapa komponen jaringan sosial, yaitu:

4.6.1.1 Gambaran Partisipasi dalam Masyarakat

Pengertian prinsip partisipasi dimana masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasan, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill (PTO PNPM PPK, 2007). Sementara itu menurut Verhangen (1979) dalam Mardikanto (2003) menyatakan bahwa, partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat (ttp://learning-of.slametwi dodo.com/2008/02/01/partisipasi-pemberdayaan-dan-pembangunan/, diakses tanggal 16 desember 2010 pukul 09.58).


(56)

Partisipasi masyarakat menurut Hetifah Soemarto (2003) adalah proses ketika warga sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan kebijakan yang langsung mempengaruhi kehiduapan mereka. Menurut Keith Davis, dalam (B. Suryobroto) partisipasi didefenisikan sebagai berikut: “Partisipation is defined as a mental and emotional involved at a person in a group situasion which encourager then contribut to group goal and share responsibility in them”. Dimana dalam pengertian ini partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya dikutip dari (ttp://earning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/partisipasi-pemberdayaan-dan-pembangunan/), diakses tanggal 16 desember 2010 pukul 09.58 WIB.

Dalam interaksi sosial masyarakat hal ini tergambar dari kesediaan anggota masyarakat untuk ikut berpartisipasi meringankan beban sesama anggota masyarakat dalam upacara perkawinan. Jika ada warga yang berpesta dan memiliki niat untuk mengadakan acara hiburan namun biaya tidak mencukupi maka partisipasi masyarakat akan muncul melalui pengumpulan dana secara sukarela agar acara hiburan tetap dilaksanakan. Biasanya biaya untuk hiburan bisa diperoleh lebih dari setengah biaya yang dibutuhkan dan kekurangannya akan ditambahkan oleh orang yang berpesta.

Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan informan S.H (Lk, 50 tahun), sebagai berikut:

“kalau partisipasi kami terhadap sesama ya kalau ada pestalah..kalau misalnya ada yang pesta..sudah seringlah ini terjadi..bisa dibilang memang udah kebiasaan begitu..kalau misalnya yang pesta mau ngundang kibot..rupanya dana


(57)

kurang..ya pemuda-pemuda itu nanti..jalan itu mereka bawa buku kan..mereka kutiplah sumbangan..kayak gitu itu dari satu hari sebelum pesta misalnya udah taulah kan kurang dana..udah jalan itu mereka..begitu itu..”

Hal yang sama dikuatkan oleh informan U (Lk, 40 tahun), yang mengatakan: “kekompakan kami itu kalau ada yang butuh bantuan itu memang disitulah jalannya kekeluargaan itu..apalagi kalau ada pesta kawinan..wah rame memang..satu orang yang pesta sudah seperti pestanya satu kampong apalagi kalau sama orang batak itu dek..kompak kali mereka tu kalau dah ada pesta..kami kalau mau ngundang kibotnya pesta ga susahnya itu..sumbangan untuk undang kibot dikutip berapa secar sukarela.”

Gambaran ini juga diutarakan oleh tokoh masyarakat di desa Pertambatan ini yaitu informan S (Lk, 50 tahun) yaitu:

“kalau bentuk partisipasi warga dalam bentuk penggalangan dana untuk acara hiburan dalam pesta seperti itu memang sangat tinggi, kalau warga yang kurang mampu yang berpesta untuk dana hiburan biasanya uangnya sebagian besar dari para warga saja, yang berpesta hanya menambahi sedikit kekurangannya.”

Sementara itu pihak perkebunan PT. PN III Kebun Silau Dunia yaitu informan A.S (Lk, 51 tahun) mengatakan:

“kalau masalah warga seperti pesta begitu kami kurang berperan karena mereka juga tidak pernah mengikut sertakan kebun tapi kalaupun diundang atau diminta ikut berpartisipasi kami pasti bantu”.

Selain dalam wujud tersebut, bentuk partisipasi masyarakat juga tercermin dalam pembangunan rumah ibadah yaitu kesediaan masyarakat untuk terlibat dalam bentuk dana. Dimana dana tersebut dapat berbentuk dana wajib ataupun


(58)

sumbangan suka rela. Hal ini adalah wujud rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan rumah ibadah yang juga digunakan sendiri oleh mereka.

Gambaran diatas seperti yang dikatakan informan S.H (Lk, 50 tahun) sebagai berikut:

“pembangunan gereja kami ini dulu, gereja sumber dananya itu berasal dari kami sendiri, karena itu memang tanggung jawab kami, kami membuat bentuk sumbangan wajib per kepala keluarga dan sumbangan sukarela bagi yang ingin menyumbang diluar sumbangan wajib yang ditentukan, kami juga dulu menggalang dana dari hasil pelelangan makanan dan barang yang dibuat langsung oleh anggota gereja kemudian dilelang dalam acara amal yang kami buat, dan kami juga dapat sumbangan dana dari luar gereja kami karena kami buat proposal permohonnan dana untuk mereka, hasilnya bisalah dibangun gereja kami itu”.

Adanya wujud partisipasi masyarakat juga tergambar dari pernyataan informan S (Lk, 50 tahun) sebagai berikut:

“kalau masalah pembangunan mesjid selama ini sebagian besar dananya memang hasil partisipasi warga dalam sumbangan wajib dan sumbangan sukarela, kami tidak memberatkan dananya pada pemerintah desa”.

Hal tersebut dibenarkan informan pemerintah desa Pertambatan M.N (Lk, 40 tahun) yaitu:

“pembangunan gereja atau mesjid memang masalah dananya pemerintah tidak terlalu ikut campur menyumbang dana kecuali saya secara pribadi yang juga bagian dari masyarakat, sebagai bagian dari anggota mesjid saya berpartisipasi dana sebagai anggota bukan atas nama pemerintah desa karena itu adalah tanggung jawab saya sebagi anggota mesjid”.

Bentuk partisipasi masyarakat bukan hanya dalam bentuk dana tetapi juga dalam bentuk pengawasan. Dalam masyarakat hal ini bentuk partisipasi masyarakat dalam pengawasan adalah terhadap dibangunnya galian pasir di desa mereka yang mengambil pasir dari sungai yang tepat berada di belakang


(59)

pemukiman penduduk. Hal ini tergambar dari pernyataan informan U (Lk, 40 tahun) sebagai berikut:

“galian pasir yang ada di sungai belutu itu (sungai belutu adalah sungai yang berda tepat dibelakang perumahan penduduk dan dimanfaatkan untuk galian pair) dimulai kalau tidak salah bulan 2 tahun 2010, kami sangat tidak setuju galia itu dibuat karena kalau pasir disungai it uterus di ambil pastinya akan berakibat sungai makin dalam dan bisa longsor itu akibatnya perumahan penduduk yang diatas kan bisa ikut longsor, makanya kami langsung bilang sama kepala desa biar dihentikan, dan bulan 3 kemarin itu dihentikan”.

Hal yang sama juga dibenarkan oleh informan S (Lk, 50 tahun) sebagai berikut: “kalau masalah galian pasir itu memang banyak penduduk

yang tidak setuju dibuat karena kalau pasirnya terus digali dari sungai itu sungainya maki dalam tanahnya bisa longsor padahal sungai itu tepat dibelakang rumah penduduk, makanya bulan 3 itu karena banyak warga yang protes galiannya dihentikan”.

Hal ini juga dibenarkan informan dari pemerintah desa Pertambatan yaitu M.N (Lk, 40 tahun) yang mengatakan:

“galian pasir itu dibangun bulan 2 tahun 2010 dan mulai bulan 3 kemaren memang dihentikan karena banyak masyarakat yang protes yang mengatakan bisa merusak lingkungan, bisa longsor padahal galian itu bisa menambah pemasukan kas desa, tapi kalau menurut pandangan saya itu cuma kecemburuan social saja dari salah satu warga karena kalah dalam penentuan untuk pengelola galian pasir itu jadinya ada propokasi”.

Sementara informan dari pemerintah kecamatan S. A (Lk, 38 tahun) mengatakan: “galian pasir di desa Pertambatan itu dikelola sejak

bulan 2 tahun 2010 dan hasil pasirnya itu digunakan pembangunan bandara di kuala namu, tapi dari bulan 3 kemarin di hentikan karena saya dengar banyak warga yang protes kalau-kalau nantinya galian itu bisa membuat longsor, tapi kalau menurut saya wajar saja


(1)

15 T : Wah kenapa bisa begitu pak?

J : Yah..namanya juga sifat orang itu beda-beda ya dek..kita kalau di pemerintahan itu dianggap udah senang-senang..makanya mungkin mereka jadi malas.

T : Dengan kata lain..kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah itu kurang ya pak..

J : Saya rasa juga begitu..mereka juriga kami ada main atau bagaimana..mereka hanya mencibir kalau kita bahas mengenai keadaan desa..menurut mereka kami itu udah yang paling senang..dapat bagian berapalah..dari dulu memang gitu dek..dulu sebelum kades yang sekarang ini lebih parah lagi. T : Jadi …begini pak..terkait dengan kepercayaan tadi..kalau seandainya ada

bantuan dana untuk masyarakat siapa paling bapak percaya untuk mengolahnya pak?

J : Saya…he..he…(menjawab sambil tersenyum) T : Maksud bapak?

J : Maksud saya yang saya yang kelola..karena saya yakin sama diri saya..saya bisa dipercaya..dan bertanggung jawab..dari pada sama orang lain juga belum tentu aman..

T : Tapi terkait jalan ini apa memang belum pernah ada perbaikan pak?

J : Adalah..seperti yang ade liat di dusun inikan..ada sekitar 300 meter itu yang udah di bagusin..dan sebelumnya juga pernah lah ada perbaikan kecil.. T : Jadi dananya dari mana itu pak?

J : Kalau yang 300 meter itu dari pusatlah ya..tapi kalau kecil-kecil itu selama ini kami upaya kan dari pendapatan desa..

LI-

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(2)

16

T : Kalau dana dari masyarakat tidak pernah di kumpul pak? J : Wah..tidaklah..

T : Kalau pekerjanya pak?

J : Ya itu juga urusan pemborong itu..

T : Tapi kalau penyebab utama kerusakan jalan ini menurut bapak itu apa pak.? J : Pemanakaian yang melebihi batas..ini kan jalanya ga terlalu besar tapi yang

lewat sini tu truk-truk besar dan sebenarnya buka dari sini tapi dari simalungun itu..kan disana banyak kebun sawitnya..

T : Melebihi muatan…apa tidak ada pemeriksaan pak? J : Tidak ada itu..

T : Kalau perusahaan yang perkebunan itu pak..bantuan mereka bagaimana? J : Gada itu dek..kayak yang saya bilang tadi mereka itu cuke da pelit..orang

sini bilangnya belanda hitam..mereka tu pintar mereka buat jalan sendiri di balik kebun mereka itu jadi mereka tidak perlu pakai jalan sini..tapi baimana pun sebenarnya mereka tetap pakai kok..itu jalan yang di bawah itu..yang hancur dekat kebun-kebun itu..mereka pakai itu..tapi mang dasar mereka pelit.

T : Apa semua begitu pak?

J : Sama saja itu..tapi yang paling parah memang socfin ini..pelit..(menunjukkan wajah kesal).

T : Kalau dengan simalungun sendiri pak?apa tidak pernah ada kerjasama? J : Kerjasama?oo..ga pernah ada…

T : Kalau warga yang beribadah apa pernah ada keributan begitu pak ?mengingat kan

LI-

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(3)

17

masyarakatnya desa ini terdiri dari agama yang berbeda-beda?

J : jadi sikap saling menghargai dan adanya sikap menghormati itu penting..kalau yang agama Kristen membuat acara keagamaan kami yang non kristen tidak pernah buat masalah untuk mengacaukan acara mereka dan kami juga begitu kalau ada acara keagamaan juga bisa berjalan lancar

T : lembaga pemerintahan desa apakah lengkap di desa ini pak?apa saja?? J : kalau lembaga pemerintahan desa di Pertambatan ada pkk, pokja, bpd, paud

dan musrembang, semua dikepalai satu orang ketua dan perangkat pengurus, kantornya semua ada di kantor kepala desa yang ada di dusun bandar pamah itu

T : dalam pembangunan mesjid pak, itu sumber dananya apaka dari pemerintah atau masyarakat ataua bagaimana pak?

J : kalau pembangunan mesjid kami anggota menggunakan dana dari partisipasi anggota saja, dari sumbangan wajib kami buat perorang kemudian baru dari sumbangan pihak luar yang pastinya kami upayakan sendiri

T : dalam pembangunan mesjid pak, keterangan dana...masalah keterbukaan tentang dana pembangunan itu bagaimana pak?

J : dalam kegiatan pembangunan mesjid kami semua masalah dana kita buat keterangannya untuk anggota, siapa yang menyumbang, kemana alokasi dana semau kami jelaskan kepada anggota mesjid kami, biasanya kami buat catatanya di mading yang ada di mesjid jadi semua jemaat bisa membacanya

LI-

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(4)

1

LAMPIRAN GAMBAR

Kondisi kerusakan jalan yang tergenang air hujan

GI-

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(5)

2

Kantor pt.pn 3 silau dunia bangunan mesjid di Pertambatan

Sekolah MTS di Pertambatan pertanian di sekitar rumah warga

Foto bersama informan dan warga lainnya

GI-

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(6)

3

Warga mengambil jalan lintas untuk lahan

pt.socfin Indonesia yang akan ditanami

menghindari jalan yang rusak

Lahan perkebunan pt. socfin indonesia perkebunan karet pt.pn 3 silau dunia

Tapal batas dengan silou kahean kebun sawit pt. pn 3 silau dunia

GI-

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Konflik Pemekaran Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus:Konflik Horisontal yang Bersifat Laten di Desa Pagar Manik, Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai)

8 84 101

Analisis Usahatani Dan Usaha Pengolahan Sukun (Artocarpus Altilis P.) Di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus : Desa Bantan, Kecamatan Dolok Masihul Dan Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

8 96 92

Analisis Kelayakan Usahatani dan Pengolahan Ubi (Kasus : Kecamatan Dolok Masihul dan Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)

11 135 140

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 10 96

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 11

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 7

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 2 18

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 19