Keterlibatan Orang Tua Dalam Belajar

pengembangan hubungan antarpersonal tersebut misalnya dengan merancang kegiatan atau penugasan sebagai kerja kelompok dengan menekankan pentingnya interaksi di antara anggotanya dan kontribusi dari setiap siswa. Dalam proses pembelajaran guru juga dapat menggunakan berbagai bentuk pengajaran kelompok agar tidak membosankan, misalnya bentuk permainan, pertandingan antarkelompok, serta menggunakan metode i nengajar yang bervariasi dan media yang tepat. Lebih lanjut, Ornstein 1993 menegaskan bahwa dalam pembelajaran, faktor kunci yang akan mengembangkan dan memelihara motivasi siswa tidalah pengajaran yang baik serta guru yang mengusahakan pengembangan pribadi dan sosial siswa secara total. Pada tingkat yang lebih tinggi dapat disimpulkan bahwa sekolah atau kelas harus menjadi peristiwa perjumpaan antarpribadi yang saling mengasihi dan kemitraan yang saling memekarkan persaudaraan yang menggembirakan Mangunwijaya, 1998. Hasil proses seperti ini bukan saja terpeliharanya motivasi belajar siswa, tetapi juga tumbuhnya kemampuan kognitifintelektual siswa serta kepekaan sosial, serta kemampuan berkomunikasi dan memberikan kontribusi sosial.

7.3.3 Keterlibatan Orang Tua Dalam Belajar

Keterlibatan orang tua patut diperhitungkan dalam usaha memelihara motivasi belajar siswa. Dalam suatu studi mengenai prestasi belajar siswa, ditemukan hubungan yang kuat:antara keterlibatan orang tua dan prestasi belajar siswa Hester, 1989. Di Indonesia, keterlibatan orang tua ? dalam kegiatan sekolah sangat jarang, seringkali terbatas hanya pada saat menerima rapor siswa. Pada saat penerimaan rapor tersebut terjadi komunikasi antara guru dan orang tua, dalam, bentuk tanya jawab mengenai hasil belajar siswa dan apa yang sebaiknya dilakukan orang tua untuk membantu anaknya, khususnya apabila anaknya bermasalah. Dalam komunikasi tersebut, tidak banyak usaha guru untuk menjaring atau menggali 155 pendapat, persepsi dan saran orang tua terhadap sekolah. Motivasi anak untuk belajar tidak terlepas dari lingkungan keluarga. Motivasi belajar anak berkaitan dengan sejauh mana ibu, ayah dan anggota keluarga yang lain menunjukkan perhatian dan merasa berkepentingan dengan kemajuan belajar anaknya. Lingkungan keluarga yang mendukung keinginan siswa untuk belajar pada umumnya atau untuk mempelajari pengetahuan atau keterampilan barn, akan mempermuclah tugas guru di kelas. Namun demikian, banyak keluarga yang mungkin tidak menyadari hal ini. Atau, mereka tidak tahu bagaimana caranya membantu memotivasi anak. 156 BAB VIII MASALAH-MASALAH BELAJAR Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa belajar giat. Ada siswa pura-pura belajar. Ada siswa belajar setengah hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru bingung menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan konselor sekolah. Kedua petugas pendidikan tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada masalah yang dapat dipecahkan oleh konselor sekolah. Ada pula masalah yang harus dikonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata ada masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswa. Bahkan guru memahami bahwa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar. Setelah mempelajari isi dan menyelesaikan tugas-tugas dalam bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasikan masalah pada. pembelajaran. 1. Menentukan masalah ekstern atau masalah intern pada pembelajaran. 2. Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan masalah-masalah pembelajaran. 3. Menemukan altematif pemecahan masalah-masalah pembelajaran. Guru profesional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. la menemukan bahwa ada bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa belajar. Ada siswa yang tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena pindah tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajar topik tertentu. Ada pula siswa yang giat belajar karena ia bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar 157 merupakan hal yang sangat penting bagi guru dan calon guru. Dalam bab ini secara, berturut-turut akan dipelajari masalah-masalah belajar. Masalah-masalah belajar yang akan dipelajari meliputi masalah-masalah intern belajar, masalah-masalah ekstern belajar, dan bagaimana upaya menemukan masalah-masalah belajar tersebut. Pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan perangkat kompetensi guru dan calon guru.

8.1 Masalah-Masalah Intern Belajar

Dalam interaksi belajar-mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar, dapat dilukiskan dalam Bagan 8.1. Aktivitas mempelajari bahan belajar tersebut memakan waktu. Lama waktu mempelajari tergantung pada, jenis dan sifat bahan. Lama waktu mempelajari juga tergantung pada kemampuan siswa. Jika bahan belajarya sukar, dan siswa kurang mampu, maka, dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu yang lama. Sebaliknya, jika bahan belajar mudah, dan siswa berkemampuan tinggi, maka proses belajar memakan waktu singkat. Aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu. Aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan belajar. Proses belajar sesuatu dialami oleh siswa dan aktivitas belajar sesuatu dapat diamati oleh guru. 158