45
J. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
Dalam keilmuan teknologi pendidikan, terdapat tiga aspek yang dilihat dalam menilai hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Beberapa
ahli berpendapat bahwa, hasil belajar merupakan keluaran outputs dari suatu sistem pemerosesan masukan inputs. Masukan dari sistem tersebut berupa
bermacam informasi, sedangkan keluaran merupakan perbuatan atau kinerja performance. Dengan perbuatan yang telah dilakukan, hal tersebut
merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi. Hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan ketrampilan.
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan diskripsi tentang hal yang diharapkan seperti perilaku yang diinginkan, diskripsi perubahan perilaku
yang diinginkan dan deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi.
Gagne dan Briggs dalam Nashar 2009: 18-20, mengklasifikasikan hasil belajar menjadi lima, yaitu:
a. Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelek merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten. Kemampuan ini, berhubungan dengan kemahiran
berbahasa seperti menyusun kalimat sampai pada kemahiran tingkat tinggi, seperti teknologi rekayasa dan kegiatan ilmiah.
b. Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan kemampuan yang mengatur perilaku belajar, mengingat dan berfikir. Contoh strategi kognitif adalah
46
kemampuan mengendalikan perilaku ketika membaca keadaan pada suatu masalah untuk memperoleh inti masalah. Kemampuan yang berada
di dalam strategi kognitif, digunakan oleh pembelajar dalam memecahkan masalah.
c. Informasi Verbal
Informasi verbal merupakan kemampuan yang diperoleh
pembelajar dalam bentuk informasi. Pembelajar telah memiliki memori yang umumnya digunakan dalam bentuk informasi, seperti nama bulan,
hari, minggu, bilangan, huruf, 25 kota, dan negara. Informasi verbal yang dipelajari diharapkan dapat diingat kembali setelah pembelajar
menyelesaikan kegiatan belajar. d.
Keterampilan Motorik Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang berkaitan
dengan kelenturan syaraf atau otot. Pembelajar naik sepeda, menyetir mobil, menulis halus, merupakan beberapa contoh yang menunjukkan
keterampilan motorik. Dalam kenyataannya, pendidikan di sekolah lebih banyak menekankan pada fungsi intelektual dan sering kali mengabaikan
keterampilan motorik, kecuali untuk sekolah teknik. e.
Sikap Sikap merupakan cara dari seseorang dalam menentukan atau
memilih sesuatu. Setiap pembelajar memiliki sikap terhadap benda dan orang yang berada disituasi sekitarnya. Efek sikap ini dapat diamati dari
47
reaksi pembelajar terhadap benda, orang, ataupun situasi yang sedang dihadapi.
Jika melihat segala tinjuan yang telah dilakukan, salah satu anggapan tercapai atau tidaknya proses pembelajaran yaitu dengan melihat hasil belajar
yang dicapai oleh siswa. Meskipun peneliti mengangap hasil belajar yang didapatkan seorang siswa hanyalah mitos, karena kecerdasan manusia
sebenarnya berbeda-beda dan tidak bisa diukur. kebanyakan orang memandang hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan
dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi.
2. Pengukuran Dan Evaluasi Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3 hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar dapat
dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh pengajar mata pelajaran.
Namun, perlu diketahui untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran sebenarnya sangatlah sulit, karena setiap nilai yang diambil
pada dasarnya masih sangat jauh dari kepastian apakah hasil yang didapatkan siswa adalah hasil sebenarnya.
Djamarah, 2006: 107 terdapat beberapa taraf atau tingkatan dalam mengukur keberhasilan, ialah sebagai berikut:
a.
Istimewamaksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.
48 b.
Baik sekalioptimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76-99.
c.
Baikminimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60-75.
d.
Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60. Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa
dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Hasil belajar sering digunakan dalam arti yang sangat luas,
yakni untuk aturan yang dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung,
dan tes akhir. Hasil belajar memiliki ciri sebagai berikut: a.
Hasil belajar tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
b. Hasil belajar merupakan pengetahuan asli atau otentik.
Pengetahuan pada hasil belajar bagi siswa seolah merupakan bagian kepribadian bagi setiap siswa. Sehingga, dapat mempengaruhi pandangan
dan cara mendekati suatu permasalahan. Artinya, pengetahuan tersebut dihayati dan penuh makna bagi dirinya. Salah satu kegiatan pengukuran,
baik yang berfungsi formatif maupun sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran.
Penilaian atau evaluasi, pada dasarnya memberikan pertimbangan, harga, nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar mengajar adalah
proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman
49
belajar. Fungsi dari penyelesaian hasil belajar dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dalam hal ini
adalah tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi tersebut dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang harus dikuasai oleh
para siswa. b.
Untuk mengetahui keefektivan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh pengajar. Dengan fungsi tersebut pengajar dapat
mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran. Dengan demikian, fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar
bermanfaat ganda bagi siswa dan bagi pengajar. Penilaian hasil belajar dapat dilaksanakan dua tahap. Pertama, tahap jangka pendek, yakni penilaian yang
dilaksanakan pengajar pada akhir proses belajar mengajar. Penilaian ini disebut penilaian formatif. Kedua, tahap jangka panjang, yakni penilaian
yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya penilaian tengah
semester atau penilaian pada akhir semester. Penilaian ini disebut penilaian sumatif.
K. Kerangka Berfikir