Penggunaan storyboard technique dalam pembelajaran menulis cerpen pada dasarnya adalah memberi ruang atau tempat bagi siswa untuk
mengembangkan ide melalui gambar yang mereka buat dan mengembangkannya ke dalam bentuk cerita. Guru dapat memberi berbagai macam alternatif
pengembangan cerita gambar awal yang dibuat oleh siswa.
6. Evaluasi Menulis Cerita Pendek
Pada akhir pembelajaran guru mengadakan tes untuk melihat sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam menangkap materi pembelajaran. Dengan
mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan menulis cerpen siswa, guru dapat merancang kegiatan apa yang akan dilakukan berikutnya. Jika hasil tesnya tidak
terlalu baik guru sudah mempunyai gambaran mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen pada
pembelajaran selanjutnya. Seperti yang diungkapkan Zainal Arifin via Suriamiharja dkk.,1996:1 bahwa cara untuk mengukur kemampuan siswa adalah
dengan tes. Di dalam sebuah penilaian juga dibutuhkan kisi-kisi sebagai dasar acuan
untuk memberikan skor. Kisi-kisi tersebut akan membantu ketika memberikan skor terhadap hasil evaluasi siswa. Penilaian dalam penulisan cerpen ini
menggunakan skor terendah 2 pada masing-masing aspek. Aspek yang dinilai meliputi aspek alur atau plot, aspek penggambaran tokoh dan penokohan, aspek
pendeskripsian latar, aspek penggunaan gaya bahasa, aspek penggunaan sudut pandang, serta aspek tema. Setiap kriteria penilaian tersebut mempunyai skala
antara 2-5.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini berjudul Keefektifan Penggunaan Storyboard Technique dalam Menulis Teks Cerita Pendek Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Tempel,
Sleman. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian milik Tety Nur Fithriani 2014. Penelitian tersebut berjudul Keefektifan Strategi
Wordless Picture Books dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mlati, Sleman. Hasil perhitungan uji-t data posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol menghasilkan t hitung -4,116 dengan df 56 diperoleh nilai p sebesar 0,000. Nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi 5
p=0,000 0,05. Hasil uji-t tersebut menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen yang signifikan antara siswa yang mengikuti
pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi wordless picture books dan siswa yang mengikuti pembelajaran menulis cerpen mnggunakan strategi
konvensional. Hasil uji-t data pretest dan posttest kelompok eksperimen menghasilkan t hitung sebesar -8,134 dengan df 28, dan nilai p sebesar 0,000.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa strategi wordless picture books efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Mlati, Sleman. Penelitian yang dilakukan oleh Tety Nur Fithriani ini relevan dengan
penelitian ini karena sama-sama menggunakan strategi untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Selain itu, kedua penelitian ini juga memiliki
persamaan yaitu merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Baharudin Adnan yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen