c. Penerapan Storyboard Technique dalam Pembelajaran Menulis
Cerpen
Proses pembelajaran menulis cerpen membutuhkan ruang bagi siswa untuk melatih ketrampilan menulis. Kemampuan menulis cerpen dengan baik tidak
begitu saja dimiliki oleh seseorang. Perlu adanya kesadaran untuk belajar dan juga bimbingan dari luar. Di sekolah, selain siswa berupaya untuk belajar menulis
cerpen, guru ikut berperan dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Storyboard technique dapat digunakan sebagai sebuah alternatif untuk
memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan diri dalam menulis cerpen khususnya. Hal ini dikarenakan storyboard technique ini diawali dengan membuat
kerangka karangan yang berbentuk gambar. Setelah gambar tersebut jadi, kemudian dikembangkan menjadi bentuk paragraf.
Langkah pembelajaran menulis cerpen dengan storyboard technique ini sebagai berikut.
1 Guru meminta siswa membagi selembar kertas menjadi 6-8 bagian. 2 Siswa mencari gagasan tentang ide-ide cerita dan menggambarkan peristiwa
awal dan akhir pada bagian pertama dan terakhir dari kertas tersebut. 3 Siswa mengisi bagian-bagian yang tersisa dalam urutan yang sesuai ketika
mereka mengembangkan ide-ide cerita mereka. 4 Siswa melakukan koreksi atas draf pertama mereka.
5 Siswa mengembangkan gambar yang telah mereka buat menjadi sebuah paragraf dan membuat draf akhir.
6 Siswa memajang hasil karya mereka di dalam kelas dipublikasikan. 7 Siswa dapat membagi cerita dengan siswa lain.
Penggunaan storyboard technique dalam pembelajaran menulis cerpen pada dasarnya adalah memberi ruang atau tempat bagi siswa untuk
mengembangkan ide melalui gambar yang mereka buat dan mengembangkannya ke dalam bentuk cerita. Guru dapat memberi berbagai macam alternatif
pengembangan cerita gambar awal yang dibuat oleh siswa.
6. Evaluasi Menulis Cerita Pendek
Pada akhir pembelajaran guru mengadakan tes untuk melihat sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam menangkap materi pembelajaran. Dengan
mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan menulis cerpen siswa, guru dapat merancang kegiatan apa yang akan dilakukan berikutnya. Jika hasil tesnya tidak
terlalu baik guru sudah mempunyai gambaran mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen pada
pembelajaran selanjutnya. Seperti yang diungkapkan Zainal Arifin via Suriamiharja dkk.,1996:1 bahwa cara untuk mengukur kemampuan siswa adalah
dengan tes. Di dalam sebuah penilaian juga dibutuhkan kisi-kisi sebagai dasar acuan
untuk memberikan skor. Kisi-kisi tersebut akan membantu ketika memberikan skor terhadap hasil evaluasi siswa. Penilaian dalam penulisan cerpen ini
menggunakan skor terendah 2 pada masing-masing aspek. Aspek yang dinilai meliputi aspek alur atau plot, aspek penggambaran tokoh dan penokohan, aspek
pendeskripsian latar, aspek penggunaan gaya bahasa, aspek penggunaan sudut pandang, serta aspek tema. Setiap kriteria penilaian tersebut mempunyai skala
antara 2-5.