di tengah-tengah masyarakat. Anggapan tersebut nyatanya tidak dapat diterima secara bulat dalam sebuah permainan politik. Iklim politik yang berubah membuat
masyarakat lebih berterima kepada perubahan-perubahan yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini, Golkar merupakan motor dari perubahan tersebut.
2.6.1 Konflik Politik Pada Pemilihan Umum 1971 di Dairi
Di banyak negara, angkatan bersenjata memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan politik. Dominasi militer dalam kehidupan politik ini sering terjadi
karena keinginan pemerintah dalam menjaga stabilitas politik. Penekanan-penekanan oleh militer lebih menjanjikan kehidupan politik yang stabil ketimbang janji-janji
politis oleh partai-partai sipil. Walaupun keterlibatan militer itu sering mengakibatkan matinya kehidupan yang demokratis.
Konflik politik selain dapat menjadi pengganggu integritas dan kestabilan politik juga dapat menjadi jaminan bagi kestabilan politik itu sendiri. Dengan
terciptanya sebuah konflik, pemerintah dapat melakukan intervensi langsung ke tengah-tengah partai dan massa pendukungnya.
Dalam pertikaian politik antara PNI-Parkindo dan massa pendukungnya, pemerintah dengan strateginya yang tepat menempatkan Golkar pada posisi di antara
keduanya. Secara perlahan dan ditambah sedikit intimidasi elit politik masing-masing kelompok, terutama para pemuka masyarakat dipaksa masuk ke tubuh Sekretariat
Bersama Sekber Golkar. Walaupun demikian, kita tidak menutup mata terhadap
Universitas Sumatera Utara
program Golkar ketimbang pertikaian partai yang lama kelamaan membosankan masyarakat.
Dalam situasi yang demikian, pemerintah melakukan intervensi ke dalam tubuh PNI dan Parkindo. Tujuan pemerintah adalah untuk memasukkan tokoh-tokoh yang
pro pemerintah, dengan demikian akan semakin memperlemah basis partai. Selain itu, orang-orang yang telah dimasukkan ke dalam partai politik itu dengan sendirinya bisa
digunakan untuk mewakili kepentingan pemerintah. Hal inilah yang sebenarnya kurang disadari oleh para pemimpin partai.
23
Bukan tidak mungkin bahwa konflik itu sendiri memang sengaja diciptakan oleh pemerintah. Dengan demikian, pemerintah dapat dengan leluasa menanamkan
pengaruhnya. Intervensi seperti ini terasa pula pada partai-partai Islam.
24
2.6.2 Budaya Politik dan Kemungkinan Perubahan
Hal ini didukung pula oleh jumlah massanya yang sangat sedikit dibandingkan PNI dan
Parkindo. Keseluruhan partai ini juga diadu dengan program masing-masing yang akhirnya menjadi alat pemerintah semata.
Ideologi partai sangat berhubungan erat dengan massa pendukungnya. Melalui ideologi tersebut masyarakat dapat menilai kemampuan partai dalam mengemban
amanat massa pendukungnya. Akan tetapi, ideologi tidak selamanya dapat menjadi jaminan yang mutlak bagi partai untuk mempertahankan dukungan massanya. Hal ini
23
Ibid,. hal. 31
24
Heru Cahyono, Peranan Ulama Dalam Golkar 1971-1980: Dari Pemilu sampai Malari, Jakarta: Sinar Harapan, 1992, hal., 90
Universitas Sumatera Utara
dapat saja terjadi apabila masyarakat mulai bosan dengan ideologi partai tadi. Kemungkinan lainnya adalah kehadiran partai baru dengan ideologi yang lebih
menarik minat masyarakat. Kenyataan seperti inilah yang terjadi dalam Pemilu 1971 di Kabupaten Dairi.
Ideologi partai dan ikatan primordial dijungkir balikkan oleh Golkar dengan ideologi pembangunannya sebagai benteng Orde Baru.
Golkar secara pasti mampu menguasai mayoritas suara dan diduga akan mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama sebagai partai yang dominan. Partai-partai
lama yang menjadi tandingan tidak mampu memberikan kritik yang berarti pada Golkar. Partai-partai politik dengan sendirinya akan hancur oleh tema politik yang
diajukannya.
25
Lalu sampai sejauh mana pengaruh Golkar terhadap pola perilaku dan budaya politik masyarakat Dairi? Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bagaimana ikatan
primordial pada suku-suku di Dairi. Akan tetapi, kondisi yang sangat sulit pada masa itu, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik mengakibatkan lahirnya tuntutan-
tuntutan pada hal-hal baru yang dapat membawa perubahan yang menguntungkan. Tema-tema pembangunan seperti pemenuhan kebutuhan masyarakat akan
pangan, sarana pertanian, dan peningkatan mutu pendidikan sudah barang tentu lebih menarik daripada isu-isu etnis, agama, dan kedaerahan yang banyak disampaikan
oleh partai politik. Perubahan menarik yang terlihat adalah banyaknya orang-orang
25
Daniel Dhakidae, Partai Politik dan Sistem Kepartaian Indonesia, dalam Farchan Bulkin ed., Analisa Politik di Indonesia: Pilihan artikel Prisma, Jakarta: LP3ES, 1991, hal. 216
Universitas Sumatera Utara
Batak Toba yang beralih ke kubu Golkar, demikian pula halnya dengan massa partai yang lain. Golkar secara meyakinkan telah memantapkan dirinya sebagai satu-
satunya partai yang dapat membawa pembangunan ke Kabupaten Dairi. Dengan demikian, Golkar telah melahirkan suatu budaya baru yang terdiri dari berbagai sub
budaya yang ada di Dairi. Hal ini jelas memberikan keuntungan yang sangat besar, di samping kedekatan mereka dengan struktur politik, yaitu pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
UPAYA KONSOLIDASI PARTAI GOLKAR DALAM MENGHADAPI PEMILU 1999
3.1 Partai Golkar Sebelum Pemilu 1999