Tinjauan Pustaka Upaya Partai Golkar Dalam Menarik Simpati Rakyat Pada Pemilihan Umum Pada Tahun 1999 Dikabupaten Dairi

Sedangkan manfaat penelitian yang diharapkan antara lain sebagai berikut: 1. Bagi Partai Golkar di Kabupaten Dairi, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan deskripsi sehingga para kader Golkar akan dapat mengetahui keadaan Partai Golkar saat jatuhnya orde baru 2. Bagi para kader khususnya, tulisan ini diharapkan mampu menjadi acuan dalam melakukan transformasi sebagai upaya peningkatan prestasi Partai Golkar dalam hal menarik simpati rakyat untuk dijadikan acuan pada pemilu-pemilu selanjutnya 3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan atau juga sebagai penggerak bagi penulis lain yang ingin menulis tentang pemilu maupun kedudukan dan keberadaan suatu partai 4. Tulisan ini diharapkan mampu menjadi koleksi sejarah Partai Golkar itu sendiri.

1.4 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka sangatlah diperlukan dalam suatu penelitian, dimana hal ini dapat berfungsi sebagai suber pendukung penelitian sehingga hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan tidak keluar dari rumusan masalah yang telah dibuat. Oleh sebab itulah, relevansi literatur yang digunakan menjadi sebuah tuntutan dalam sebuah penelitian Affan Gaffar dalam bukunya Javanese Voters: A Case Study Of Election Under a Hegemonic Party System hasil penelitiannya di Desa Brobanti, Yogyakarta. Ia berasumsi bahwa perilaku pemilih dalam menentukan pilihannya pada pemilu Universitas Sumatera Utara berdasarkan atas beberapa alasan yaitu, kedekatan sosial religi. Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa orang-orang santri di Brobanti akan mendukung dan memilih partai politik yang ideologinya berdasarkan Islam, sedangkan abangannya umumnyamendukung partai politik non Islam. Selain sosial-religius, ia juga berpendapat bahwa identifikasi partai ikut menentukan perilaku pemilih. Dua elemen lain yang ikut mempengaruhi calon pemilih adalah pola kepemimpinan dan kelas sosial. 11 Ia juga melihat kemenangan Golkar berkaitan erat dengan keberhasilan pemerintah orde baru dalam merancang sistem politik dan kepartaian. Adanya intimidasi dan aparat keamanan yang represif serta tidak adanya kebebasan dari partai-partai politik untuk mengajukan calonnya merupakan indikasi dari keadaan yang dikondisikan oleh pemerintah dalam memenangkan Golkar. 12 Tulisan lain yang yang dapat dijadikan sumber adalah Materi Penyegaran Kader Golongan Karya oleh Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya 1998. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana upaya yang dilakukan Partai Golkar serta kebijakan program prioritas Golongan Karya tahun 1998-1999, diawali dari pengorganisasian anggota, kaderisasi, pengabdian masyarakat dan lain sebagainya sebagai upaya menarik simpati dan hati rakyat menjelang Pemilu 1999. Penelitian lainnya dilakukan oleh R. William Liddle melalui bukunya yang berjudul Partisipasi dan Partai Politik. Ia melihat bahwa kemenangan Golkar adalah 11 Ibid., hal. 193-195 12 Setiap partai politik peserta pemilu harus menyerahkan daftar nama calonnya untuk diseleksi oleh PPI Panitia Pemilihan Indonesia yang kemudian diseleksi lagi oleh Kopkamtib sehingga calon yang ditetapkan berdasarkan kehendak pemerintah. Universitas Sumatera Utara mengandung nuansa intimidasi dan taktik “bulldozer” atau sebuah kemenangan karena terdapat unsure paksaan dan juga adanya dukungan aparat militer setempat. Dalam Rapat Konsultasi Daerah Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara Tahun 1998 membahas tentang terciptanya fungsionaris yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan kegiatan partai. Dibahas pula mengenai penugasan fungsionaris, kerjasama dan koordinasi pelaksanaan tugas, strategi pemenangan Pemilu 1999, pengkaderan, peningkatan kesejahteraan rakyat, perkuatan basis daerah, dan pencitraan untuk memperoleh hasil yang maksimal menghadapi Pemilu 1999. Al Chaidar dalam bukunya “Pemilu: Pertarungan Ideologis Partai-Partai Islam versus Partai-Partai Sekuler,” menceritakan bahwa Golkar merupakan hasil rekayasa pemerintah orde baru akan mengalami kehancuran pada Pemilihan Umum 1999, kecuali dalam waktu singkat melakukan perombakan total, seperti melepaskan diri dari pengaruh birokrasi dan mengganti para pemimpinnya. Independensi dari birokrasi merupakan syarat mutlak bagi seluruh partai jika ingin berjaya pada pemilu 1999. Golkar harus melakukan perombakan diri dan menghilangkan citra sebagai perpanjangan tangan birokrasi.

1.5 Metode Penelitian