Sedangkan manfaat penelitian yang diharapkan antara lain sebagai berikut: 1.
Bagi Partai Golkar di Kabupaten Dairi, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan deskripsi sehingga para kader Golkar akan dapat
mengetahui keadaan Partai Golkar saat jatuhnya orde baru 2.
Bagi para kader khususnya, tulisan ini diharapkan mampu menjadi acuan dalam melakukan transformasi sebagai upaya peningkatan prestasi Partai
Golkar dalam hal menarik simpati rakyat untuk dijadikan acuan pada pemilu-pemilu selanjutnya
3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan atau juga sebagai
penggerak bagi penulis lain yang ingin menulis tentang pemilu maupun kedudukan dan keberadaan suatu partai
4. Tulisan ini diharapkan mampu menjadi koleksi sejarah Partai Golkar itu
sendiri.
1.4 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka sangatlah diperlukan dalam suatu penelitian, dimana hal ini dapat berfungsi sebagai suber pendukung penelitian sehingga hasil penelitian tersebut
sesuai dengan yang diharapkan dan tidak keluar dari rumusan masalah yang telah dibuat. Oleh sebab itulah, relevansi literatur yang digunakan menjadi sebuah tuntutan
dalam sebuah penelitian Affan Gaffar dalam bukunya Javanese Voters: A Case Study Of Election Under
a Hegemonic Party System hasil penelitiannya di Desa Brobanti, Yogyakarta. Ia berasumsi bahwa perilaku pemilih dalam menentukan pilihannya pada pemilu
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan atas beberapa alasan yaitu, kedekatan sosial religi. Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa orang-orang santri di Brobanti akan mendukung dan memilih
partai politik yang ideologinya berdasarkan Islam, sedangkan abangannya umumnyamendukung partai politik non Islam. Selain sosial-religius, ia juga
berpendapat bahwa identifikasi partai ikut menentukan perilaku pemilih. Dua elemen lain yang ikut mempengaruhi calon pemilih adalah pola kepemimpinan dan kelas
sosial.
11
Ia juga melihat kemenangan Golkar berkaitan erat dengan keberhasilan pemerintah orde baru dalam merancang sistem politik dan kepartaian. Adanya
intimidasi dan aparat keamanan yang represif serta tidak adanya kebebasan dari partai-partai politik untuk mengajukan calonnya merupakan indikasi dari keadaan
yang dikondisikan oleh pemerintah dalam memenangkan Golkar.
12
Tulisan lain yang yang dapat dijadikan sumber adalah Materi Penyegaran Kader Golongan Karya oleh Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya 1998. Dalam
buku ini dijelaskan bagaimana upaya yang dilakukan Partai Golkar serta kebijakan program prioritas Golongan Karya tahun 1998-1999, diawali dari pengorganisasian
anggota, kaderisasi, pengabdian masyarakat dan lain sebagainya sebagai upaya menarik simpati dan hati rakyat menjelang Pemilu 1999.
Penelitian lainnya dilakukan oleh R. William Liddle melalui bukunya yang berjudul Partisipasi dan Partai Politik. Ia melihat bahwa kemenangan Golkar adalah
11
Ibid., hal. 193-195
12
Setiap partai politik peserta pemilu harus menyerahkan daftar nama calonnya untuk diseleksi oleh PPI Panitia Pemilihan Indonesia yang kemudian diseleksi lagi oleh Kopkamtib
sehingga calon yang ditetapkan berdasarkan kehendak pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
mengandung nuansa intimidasi dan taktik “bulldozer” atau sebuah kemenangan karena terdapat unsure paksaan dan juga adanya dukungan aparat militer setempat.
Dalam Rapat Konsultasi Daerah Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara Tahun 1998 membahas tentang terciptanya fungsionaris yang memiliki kompetensi dalam
melaksanakan kegiatan partai. Dibahas pula mengenai penugasan fungsionaris, kerjasama dan koordinasi pelaksanaan tugas, strategi pemenangan Pemilu 1999,
pengkaderan, peningkatan kesejahteraan rakyat, perkuatan basis daerah, dan pencitraan untuk memperoleh hasil yang maksimal menghadapi Pemilu 1999.
Al Chaidar dalam bukunya “Pemilu: Pertarungan Ideologis Partai-Partai Islam versus Partai-Partai Sekuler,” menceritakan bahwa Golkar merupakan hasil
rekayasa pemerintah orde baru akan mengalami kehancuran pada Pemilihan Umum 1999, kecuali dalam waktu singkat melakukan perombakan total, seperti melepaskan
diri dari pengaruh birokrasi dan mengganti para pemimpinnya. Independensi dari birokrasi merupakan syarat mutlak bagi seluruh partai jika ingin berjaya pada pemilu
1999. Golkar harus melakukan perombakan diri dan menghilangkan citra sebagai perpanjangan tangan birokrasi.
1.5 Metode Penelitian