55
3.9. Batasan Operasional
1. Jenis operasi yang dimaksud adalah operasi berencana yang lokasinya bukan di daerah leher, sekitar mulut dan tenggorokan, operasi bedah
syaraf, operasi bedah thoraks dengan posisi terlentang atau litotomi dengan lama operasi 1 – 2 jam.
2. Klasifikasi mallampati 1 dimana terlihatnya dengan jelas pilar faring, uvula dan palatum mole dan palatum durum. Sedangkan mallampati II
dimana yang terlihat jelas yaitu uvula, palatum durum dan palatum mole. 3. Status fisik ASA I yaitu pasien sehat secara organik, fisiologik, psikiatrik,
biokomia, sedangkan ASA II yaitu pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang.
4. Berkumur adalah proses berkumur yang dilakukan dengan kepala menengadah yang dilakukan selama 60 detik.
5. Pelaku intubasi endotrakeal adalah peneliti. Pemasangan ETT dengan menggunakan laringoskop. Pemasangan maksimal satu kali gagal.
6. ETT yang dipakai adalah ETT nomor 7,O ID untuk wanita dan nomor 7,5 IDuntuk laki – laki.
7. Lama operasi dihitung mulai N20 dihidupkan sampai N2O dimatikan. 8. Penilaian sadar berdasarkan skor pemulihan JA Aldrette.
9. Nyeri tenggorok adalah keluhan pasien pasca operasi, yang sangat bervariasi mulai dari yang ringan seperti rasa gatal, serak, batuk, nyeri
ringan sampai keluhan yang berat pada tenggorok. Dinilai menggunakan pain scale dengan nilai 0 - 3 :
Skor 0 = Tidak ada nyeri tenggorok VAS 0 Skor 1 = Nyeri tenggorok ringan adalah dijumpai nyeri tenggorok namun
tidak nyeri pada saat menelan VAS 1 – 3 Skor 2 = Nyeri tenggorok sedang adalah dijumpai nyeri tenggorok dan
nyeri saat menelan VAS 4 – 6 Skor 3 = Nyeri tengorok berat adalah dijumpai nyeri tenggorok disertai
susah menelan VAS 7 – 10
Universitas Sumatera Utara
56
10. Penilaian suara serak yaitu: Nilai 0 : Tidak didapatkan suara serak.
Nilai1 : Suara serak ringan hanya dirasakan oleh penderita, namun tidak terdengar oleh pemeriksa.
Nilai 2 : Suara serak sedang dapat didengar oleh pemeriksa. Nilai 3 : Suara serak berat yaitu afonia
11. Kriteria pemasangan berhasil adalah : 1. Ventilasi baik, terlihat pengembangan dada dan tidak terasa adanya
hambatan pada waktu pemberian tekanan positif 2. Pada waktu pemberian tekanan positif tidak terdengar kebocoran di
rongga mulut, lambung, auskultasi epigastrium dan tidak ditemukan darah pada ETT pada saat ekstubasi.
12. Kriteria gagal pemasangan adalah : pemasangan yang lebih dari dua kali dan terdapatnya darah pada ETT pada saat ekstubasi dan 2 x kali
pemasangan tidak berhasil. 13. Keefektifan dinyatakan bermakna jika pasien tidak nyeri tenggorok atau
suara serak lebih dari 50 pada kelompok yang diberi obat kumur.
3.10. Analisa Data