61
Ditinjau dari lama operasi, lama operasi pada kelompok ketamin adalah 108,46 menit SD 14,951 dan kelompok Benzydamine Hydrochloride adalah
108,46 menit SD 14,951 . Hasil uji varian F di dapat p value 0.815 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian. Hal ini berarti berbeda tidak bermakna
rerata lama operasi menurut kelompok obat p 0,05 . Distribusi pasien juga dapat dilihat dari jenis operasi yang digambarkan
oleh departemen tempat operator bernaung. Dari data dapat dilihat bahwa distribusi pasien tersebar secara merata pada masing – masing bagian
departemen.Terdapat perbedaan secara persentase, namun dari hasil uji chi Square didapat nilai p value 0,329. Hal ini berarti bahwa secara statistik tidak bermakna
antar departemen terhadap kelompok obat p 0,05 . Jadi berdasarkan uji Chi Square dan T- test menurut karakteristik jenis
kelamin, umur, ASA, mallampati, lama operasi, ID ETT serta jenis operasi pada kedua kelompok Ketamin dan Benzydamine Hydrochloride secara statistik
tidak bermakna P0,05, hal ini berarti sampel yang diambil adalah homogen dan layak untuk dibandingkan.
4.3. Insiden Nyeri Tenggorok Dan Suara Serak Berdasarkan Pemberian Obat
Penelitian ini mempunyai tujuan utama membandingkan insiden nyeri tenggorok dan suara serak berdasarkan pemberian obat kumur Ketamin dan
Benzydamine Hydrochloride akibat intubasi endotrakeal. Pemeriksaan nyeri tenggorok dilakukan pada jam 1, ke – 6,ke – 12,ke –24.
Derajat nyeri tenggorok pasca operasi Skor 0 = Tidak ada nyeri tenggorok VAS 0
Skor 1 = Nyeri tenggorok ringan adalah dijumpai nyeri tenggorok namun tidak nyeri pada saat menelan VAS 1 – 3
Skor 2 = Nyeri tenggorok sedang adalah dijumpai nyeri tenggorok dan nyeri saat menelan VAS 4 – 6
Universitas Sumatera Utara
62
Skor 3 = Nyeri tenggorok berat adalah dijumpai nyeri tenggorok disertai susah menelan VAS 7 – 10
Tabel 3 : Insiden Nyeri Tenggorok Berdasarkan Pemberian Obat Jam
Insiden Ketamin
Benzydamine total
Uji p-value I
Tidak Nyeri 14 53,8 18 69,2
32 61,5 Chi Square
Ringan 9 34,6
6 23,1 15 28,8 0
0,522 Sedang
3 11,5 2 7,7
5 9,6 Berat
6 Tidak Nyeri 12 46,2
17 65,4 29 55,8
Chi Square Ringan
12 46,2 8 30,8
20 38,5 0,369
Sedang 2 7,7
1 3,8 3 5,8
Berat 12 Tidak nyeri
17 65,4 23 88,5
40 76,9 Chi Square
Ringan 8 30,8
3 11,5 0 11 21,2
0,124 Sedang
1 3,8 1 1,9
Berat 24 Tidak nyeri
24 92,3 23 88,5
47 90,4 0 Chi Square
Ringan 2 7,7
3 11,5 5 9,6
0,638 Sedang
Berat Keterangan : p - value 0,05 secara statistik berbeda tidak bermakna
Jam I Pengumpulan data pada jam pertama adalah satu jam setelah pasien selesai
operasi saat pasien masih berada diruang pemulihan. Dari tabel dapat dilihat insiden nyeri tenggorok pada jam I lebih rendah pada kelompok Benzydamine
Hydrochloride dibandingkan dengan kelompok ketamin, baik pada insiden nyeri tenggorok ringan Ketamin 34 , Benzydamine 23,1 , sedang Ketamin
11,5, Benzydamine 7,7 maupun tidak ada nyeri Ketamin 53,8 , Benzydamine 69,2 . Terdapat perbedaan secara persentase, namun dari hasil
Universitas Sumatera Utara
63
uji chi Square didapat nilai p value 0,522, hal ini berarti bahwa secara statistik tidak bermakna antara kedua kelompok obat terhadap nyeri tenggorok akibat
intubasi endotrakeal pada jam I setelah selesai operasi p 0,05 .
Jam ke – 6 Pengumpulan data pada jam ke – 6 adalah 6 jam setelah pasien selesai
operasi saat pasien sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Dari tabel diatas dapat dilihat terjadi peningkatan insiden nyeri tenggorok ringan pada kedua kelompok
ketamin dari 9 pasien atau 34,6 menjadi 12 pasien atau 46,2, Benzydamine dari 6 pasien atau 23,1 menjadi 8 pasien atau 30,8 , sementara terjadi
penurunan insiden nyeri tenggorok sedang pada jam ke – 6 pada kedua kelompok dibandingkan pada jam I. Demikian pula terjadi penurunan insiden tidak ada nyeri
pada jam ke – 6 di banding dengan jam I. Pada kedua kelompok pada jam ke – 6 tidak terjadi nyeri tenggorok berat.Terdapat perbedaan secara persentase, namun
dari hasil uji chi Square didapat nilai p value 0,369 hal ini berarti bahwa secara statistik tidak bermakna antara kedua kelompok obat terhadap nyeri tenggorok
akibat intubasi endotrakeal pada jam ke - 6 setelah selesai operasi p 0,05 .
Jam ke – 12 Pengumpulan data pada jam ke – 12 adalah 12 jam setelah pasien selesai
operasi saat pasien sudah dipindahkan ke ruang rawat inap . Dari data diatas dapat dilihat terjadi peningkatan perbaikan atau pemulihan insiden nyeri tenggorok dari
pemeriksaan dibandingkan pada jam sebelumnya pada kedua kelompok. Walaupun insiden nyeri tenggorok lebih baik pada kelompok Benzydamin,
dimana pada insidentidak ada nyeri pada kelompok Benzydamin 23 pasien atau 88,5 lebih tinggi dibandingkan pada kelompok Ketamin 17 pasien atau
65,4. Demikian pula insiden nyeri tenggorok sedang pada kelompok Benzydamine 3 pasien atau 11,5 lebih rendah dibandingkan kelompok
Ketamin 8 pasien atau 30,8 dan tidak dijumpai insiden nyeri tenggorok berat pada kelompok Benzydamine 0 pasien dibandingkan kelompok Ketamin 1
Universitas Sumatera Utara
64
pasien atau 3,8 . Terdapat perbedaan secara persentase, namun dari hasil uji chi Square didapat nilai p value 0,124 hal ini berarti bahwa secara statistik tidak
bermakna antara kedua kelompok terhadap nyeri tenggorok akibat intubasi endotrakeal pada jam ke - 12 setelah selesai operasi p 0,05 .
Jam ke – 24 Dari data jam ke 24 diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh pasien yang
telah menjalani operasi dengan anestesi umum intubasi endotrakeal tidak mengalami nyeri tenggorok , baik pada kelompok Ketamin 24 pasien atau
92,3 maupun pada kelompok Benzydamine Hydrochloride 23 pasien atau 88,5. Hanya beberapa pasien yang mengalami nyeri tenggorok ringan pada
kelompok Ketamin 2 pasien atau 7,7 dan kelompok Benzydamine Hydrochloride 3 pasien atau 11,5 . Terdapat perbedaan secara persentase,
namun dari hasil uji chi Square didapat nilai p value 0,638 hal ini berarti bahwa secara statistik tidak bermakna antara kedua kelompok obat terhadap nyeri
tenggorok akibat intubasi endotrakeal pada jam ke - 24 setelah selesai operasi p 0,05 .
Adapun penilaian suara serak berdasarkan pemberian obat kumur Ketamin dan Benzydamine Hydrochloride tergambar pada tabel berikut ini:
Tabel 4 : Insiden Suara Serak Berdasarkan Pemberian Obat Jam
Insiden Ketamin
Benzydamine total
Uji p-value
I Tidak Serak
16 61,5 18 69,2
34 65,4 Chi Square
Ringan 7 26,9
4 15,4 11 21,2
0,768 Sedang
2 7,7 3 11,5
5 9,6 Berat
1 3,8 1 3,8
2 3,8 6
Tidak Serak 13 50,0
20 76,9 33 63,5
Chi Square Ringan
10 38,5 5 19,2
15 28,8 0,214
Sedang 2 7,7
1 3,8 3 5,8
Berat 1 3,8
1 1,9 12
Tidak Serak 18 69,2
22 84,6 40 76,9
Chi Square Ringan
7 26,9 3 11,5
10 19,2 0,368
Sedang 1 3,8
1 3,8 2 3,8
Berat
Universitas Sumatera Utara
65
24 Tidak Serak
24 92,3 24 92,3
48 92,3 Chi Square
Ringan 2 7,7
2 7,7 4 7,7
1,0 Sedang
Berat
Keterangan : p - value 0,05 secara statistik berbeda tidak bermakna
Jam I Pengumpulan data suara serak pada jam ke – 1 adalah 1 jam setelah
pasien selesai operasi saat pasien masih di ke ruang pemulihan, pengambilan data dilakukan bersamaan dengan data nyeri tenggorok.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebahagian besar pasien tidak mengalami suara serak akibat intubasi endotrakeal setelah operasi, namun pada
kedua kelompok masih terdapat beberapa pasien yang mengalami suara serak ringan kelompok Ketamin 7 pasien atau 26,9 dan kelompok Benzydamine 4
pasien atau 15,4 , suara serak sedang kelompok Ketamin 2 pasien atau 7,7 dan kelompok Benzydamine 3 pasien atau 11,5 dan suara serak berat
kelompok Ketamin 1 pasien atau 3,8 dan kelompok Benzydamine 1 pasien atau 3,8 .Terdapat perbedaan secara persentase, namun dari hasil uji chi Square
didapat nilai p value 0,768 hal ini berarti bahwa secara statistik tidak bermakna antara kedua kelompok obat terhadap suara serak akibat intubasi endotrakeal
pada jam ke – 1 setelah selesai operasi p 0,05. Jam ke – 6
Pengumpulan data suara serak pada jam ke – 6 adalah 6 jam setelah pasien selesai operasi saat pasien sudah dipindahkan ke ruang rawat inap,
pengambilan data dilakukan bersamaan dengan data nyeri tenggorok. Dari tabel diatas apat dilihat adanya penurunan insiden pasien yang tidak mengalami suara
serak pada kelompok Ketamin dari 16 pasien atau 61,5 menjadi 13 pasien atau 50 sementara terjadi peningkatan pada kelompok Benzydamine dari 18
pasien atau 69,2 menjadi 20 pasien atau 76,9 . Namun terjadi peningkatan insiden pada pasien yang mengalami suara serak ringan pada kedua kelompok.
Demikian pula pada suara serak sedang dan berat terjadi penurunan insiden pada
Universitas Sumatera Utara
66
kelompok Benzydamine Hydrochloride. Terdapat perbedaan secara persentase, namun dari hasil uji chi Square didapat nilai p value 0,214 hal ini berarti bahwa
secara statistik tidak bermakna antara kedua kelompok obat terhadap suara serak akibat intubasi endotrakeal pada jam ke – 6 setelah selesai operasi p 0,05 .
Jam ke – 12 Pengumpulan data suara serak pada jam ke – 12 adalah 12 jam setelah
pasien selesai operasi saat pasien sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, pengambilan data dilakukan bersamaan dengan data nyeri tenggorok.Dari data
diatas dapat dilihat bahwa terjadi perbaikan keadaan suara serak dimana adanya peningkatan insiden tidak ada suara serak jam ke – 12 baik pada kelompok
Ketamin 18 pasien atau 69,2 maupun Benzydamine hydrochloride 22 pasien atau 84,6, penurunan insiden suara serak ringan dan sedang pada kedua
kelompok dibandingkan pemeriksaan pada jam sebelumnya. Pada kedua kelompok tidak ditemukan suara serak berat.Terdapat perbedaan secara
persentase, namun dari hasil uji chi Square didapat nilai p value 0,369 hal ini berarti bahwa secara statistik tidak bermakna antara kedua kelompok obat
terhadap suara serak akibat intubasi endotrakeal pada jam ke – 12 setelah selesai operasi p 0,05 .
Jam ke – 24 Pengumpulan data suara serak pada jam ke – 24 adalah 24 jam setelah
pasien selesai operasi saat pasien sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, pengambilan data dilakukan bersamaan dengan data nyeri tenggorok.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh pasien yang telah menjalani operasi dengan anestesi umum intubasi endotrakeal tidak mengalami
suara serak pada kedua kelompok 24 pasien atau 92,3 . Hanya beberapa pasien yang mengalami suara serak ringan pada kedua kelompok 2 pasien atau
7,7 Pada kedua kelompok tidak ditemukan nyeri sedang dan nyeri berat sehingga tidak tercantum pada tabel. Terdapat perbedaan secara persentase,
namun dari hasil uji chi Square didapat nilai p value 1,0 hal ini berarti bahwa
Universitas Sumatera Utara
67
secara statistik tidak bermakna antara kedua kelompok obat terhadap suara serak akibat intubasi endotrakeal pada jam ke – 24 setelah selesai operasi p 0,05 .
Secara tradisional hasil uji klinis dilakukan uji hipotesis yang menghasilkan nilai p, namun nilai p saja tidak banyak memberikan informasi
tentang manfaat terapi atau prosedur terapi. Yang lebih informatif adalah berapa persen terapi yang diuji memberi perbaikan dibanding kontrol dengan
menghitung relative riskreduction RRR , atau berapa beda proporsi kesembuhan atau kegagalan antara terapi experimental dan kontrol dengan menghitung
absolut risk reduction ARR . Dari ARR dapat dihitung number needed to treat NNT yaitu jumlah pasien yang diobati untuk mendapat tambahan 1 hasil yang
baik atau menghindarkan 1 kegagalan.
44
Untuk nyeri tenggorok. Besarnya absolute risk reduction ARR dapat dihitung dengan pengurangan besarnya proporsi kegagalan pada kelompok
kontrol control event rate CER dalam hal ini kelompok ketamin dengan proporsi kegagalan pada kelompok experimental experimental event rate EER
dalam hal ini kelompok Benzydamine Hydrochloride. Besar CER yang didapat merupakan jumlah pasien yang mengalami nyeri tenggorok pada kelompok
Ketamin 46,1 34,6 + 11,5. Sementara besar EER yang didapat merupakan jumlah pasien yang mengalami nyeri tenggorok pada kelompok
Benzydamine Hydrochloride 30,8 23,1 + 7,7 . Besarnya ARR pada penelitian ini adalah 15,3. Hal ini berarti bahwa perbedaan keberhasilan obat
kumur Benzydamine Hydrochloride dalam mengurangi nyeri tenggorok pasca operasi dibandingkan kelompok kontrol ketamin sebesar 15,3.
Besarnya relative risk reduction RRR untuk nyeri tenggorok dapat dihitung dengan cara membagi hasil dari ARR dengan nilai pada CER.
Berdasarkan perhitungan didapat hasil RRR adalah 33,1 yang artinya obat kumur Benzydamine dapat menurunkan angka kegagalan 33,1 dibanding
kontrol ketamin . Besarnya number needed to treat NNT untuk nyeri tenggorok didapat dengan rumus 1 ARR dan hasilnya adalah sebesar 6,5 atau 7
pasien, artinya setiap kita mengobati 7 pasien dengan obat experimental akan memperoleh tambahan 1 pasien yang sembuh atau menghindarkan 1 pasien yang
Universitas Sumatera Utara
68
tidak sembuh. Nilai NNT yang semakin kecil berarti semakin baik, namun harus dipertimbangkan pula outcome yang dinilai kematian atau urtikaria, efek
samping obat, harga, ketersediaan, penerimaan pasien dan karakteristik klinis lain yang relevan.
44
Dengan cara perhitungan yang sama untuk suara serak, besarnya absolute risk reduction ARR yang didapat dari pengurangan CER dan EER. Nilai CER
yang didapat merupakan jumlah pasien yang mengalami suara serak pada kelompok Ketamin 38,4 26,9 + 7,7 + 3,8 . Sementara besar EER pada
kelompok Benzydamine Hydrochloride 30,7 15,4 + 11,5 + 3,8. Besarnya ARR pada penelitian ini adalah 7,7. Hal ini berarti bahwa perbedaan
keberhasilan obat kumur Benzydamine Hydrochloride dalam mengurangi suara serak pasca operasi dibandingkan kelompok kontrol ketamin sebesar 7,7.
Besarnya relative risk reduction RRR untuk suara serak adalah 20,1 yang artinya obat kumur Benzydamine dapat menurunkan angka kegagalan 20,1
dibanding kontrol ketamin . Besarnya number needed to treat NNT untuk suara serak adalah nyeri tenggorok didapat dengan rumus 1 ARR dan hasilnya
adalah sebesar 13 pasien, artinya setiap kita mengobati 12 pasien dengan obat experimental akan memperoleh tambahan 1 pasien yang sembuh atau
menghindarkan 1 pasien yang tidak sembuh.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB V PEMBAHASAN