7
2. Untuk mengetahui insiden nyeri tenggorok dan suara serak setelah menggunakan obat kumur Benzydamine Hydrochloride22,5 mgakibat
intubasi endotrakeal. 3. Untuk membandingkan insiden dan derajat nyeri tenggorok dan suara
serak setelah menggunakan obat kumur Ketamin 40 mg dan obat kumur Benzydamine Hydrochloride 22,5 mgakibat intubasi endotrakeal.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bidang Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah keilmuan dalam usaha mengurangi insiden nyeri tenggorok dan suara
serak akibat intubasi endotrakeal.
1.5.2. Bidang Pelayanan Masyarakat
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehari – hari.
2. Menjadi alternatif obat untuk mengurangi nyeri tenggorok dan suara serak setelah intubasi endotrakeal.
1.5.3. Bidang Penelitian
1. Dalam bidang penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data untuk penelitian selanjutnya dalam bidang penanganan nyeri
tenggorok dan suara serak paska intubasi endotrakeal. 2. Penelitian ini akan memperkuat landasan teori serta menambah data
tentang kemampuan obat kumur Ketamin 40 mg dan Benzydamine Hydrochloride 22,5 mg dalam mengurangi insiden nyeri tenggorok dan
suara serak akibat intubasi endotrakeal.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Intubasi Trakea
Insuflasi trakea pada binatang pertama sekali dilakukan oleh Vesalius pada tahun 1555 dan Robert Hooke pada tahun 1667. Kite pada tahun1788 melakukan
intubasi oral dan nasal untuk menolong korban tenggelam, Jhon Snow pada tahun 1858 melakukan intubasi melalui lubang trakeostomi pada binatang, sedangkan
Trendelenberg pada tahun 1871 melakukan hal serupa pada manusia. W. Mac Ewen dari Glaslow pada tahun 1878 melakukan intubasi endotrakeal lewat mulut
dengan mengunakan jari-jarinya pada pasien sadar, hal tersebut dilakukan untuk mencegah aspirasi pneumonia pada pembedahan di daerah rongga mulut dan
hidung.
21
Pada tahun 1893 Eisenmenger merupakan orang pertama yang
menemukan pipa endotrakeal dengan kaf. Karl Maydl dan J.P.O. Dwyer pada tahun 1898 mengunakan pipa endotrakeal untuk pasien difteri yang mengalami
gagal nafas.Franz Kuhn pada tahun 1901 menemukan pipa endotrakeal metal. Pada tahun 1907 Barthelemy menemukan pipa endotrakeal karet. Rowbotham dan
Magill pada tahun 1921 menggunakan pipa endotrakeal karet tanpa kaf untuk operasi didaerah leher dan kepala.
21
Tahun 1930 Magill melaporkan hasil penelitiannya mengenai intubasi nasal memakai pipa endotrakeal karet tanpa kaf. Walaupun pipa endotrakeal yang
memakai kaf telah ditemukan sejak tahun 1893, namun pipa endotrakeal tanpa kaf lebih sering digunakan sampai 1950. Tahun 1952 di Kopenhagen terjadi wabah
polio, saat itu banyak pipa endotrakeal dengan kaf digunakan untuk menolong pasien – pasien polio yang mengalami gagal nafas, sejak itulah pipa endotrakeal
dengan kaf merupakan alat baku untuk anestesi. Sejak tahun 1970 penggunaan pipa endotrakeal karet tergeser dengan pipa yang terbuat dari plastik. Begitu pula
rancangan kaf diperbaiki sedemikian rupa untuk mengurangi efek samping yang timbul akibat pemakaian pipa terebut.
21
Walaupun saat ini banyak rancangan pipa
Universitas Sumatera Utara