27
Penyebabnya dapat karena trauma karena kesulitan intubasi, posisi kepala hiperekstensi atau mungkin karena tekanan kaf pipa endotrakeal. Saraf rekuren
laring letaknya tidak terlindung kira – kira 0,5 – 1 cm dibawah pita suara sehingga bagian ini merupakan bagian rawan dan mudah tertekan oleh kaf pipa endotrakeal
bila kaf pipa endotrakeal waktu intubasi letaknya pada daerah tersebut. Sebaiknya jarak kaf sekitar 1,5 cm dibawah pita suara sehingga tidak terjadi penekanan saraf
rekuren laring. Paresis bilateral lebih jarang terjadi. Gejalanya yaitu timbul keluhan sesak nafas mendadak segera sesudah ekstubasi diikuti stridor dan
takipnoe. Biasanya diperlukan tindakan intubasi ulang dan akan sembuh dalam beberapa bulan.
21,26
Penyebab suara serak pasca intubasi lainnya adalah perdarahan submukosa, ulkus karena lamanya kontak dengan kaf, subglotik edem, laringitis
dan sebagainya. Pipa nasogastrik dapat juga menyebabkan suara serak, diduga terjadi gangguan pada cabang posterior saraf rekuren laring.
21,26
2.12.1. Inflamasi
Inflamasi adalah sekumpulan perubahan yang terjadi dalam jaringan sebagai reaksi dari kerusakan jaringan. Pada awalnya semata – mata peristiwa
lokal, dengan manifestasi nyeri, pembengkakan atau keduanya, dan menimbulkan rasa panas dan berdenyut pada bagian yang luka. Pada tempat inflamasi timbul
kemerahan dan licin, meradang dan nyeri, bila disentuh sebagai hasil perubahan pembuluh darah lokal dan limfatik. Jaringan dapat kembali normal atau menjadi
jaringan parut.
34,37,38
Karakteristik inflamasi adalah : 1. Vasodilatasi pembuluh darah lokal dengan konsekuensi peningkatan aliran darah lokal. 2 Peningkatan
permeabilitas kapiler disertai kebocoran sejumlah cairan menuju rongga interstisial. 3 terjadi bekuan cairan dirongga intertisial disebabkan fibrinogen
yang berlebihan dan kebocoran protein – protein lain dari kapiler. 4 migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit dalam jaringan dan 5 pembengkakan sel
sel jaringan.
34,37,38
Universitas Sumatera Utara
28
Inflamasi umumnya dibagi dalam 3 fase : akut, respon imun, dan kronis.
34,37,38
1. Inflamasi akut adalah respon awal dari luka jaringan yang diperantarai oleh pelepasan autokoid histamin, serotonin, bradikinin, prostaglandin,
leukotrien yang biasanya melalui respon imun. 2. Respon imun terjadi bila sel yang memiliki kemampuan imunologik
diaktifasi untuk menimbulkan respon terhadap organisme asing atau zat antigenik yang dilepaskan selama respon inflamasi akut atau kronis.
3. Inflamasi kronis melibatkan pelepasan sejumlah mediator yang tidak menonjol pada respon akut seperti interleukin 1,2,3, granulosit
macrophaq-colony stimulating factor GM-CSF , tumor nekrosis factor alpha TNF alpha , interferon, platelet derived growt factor PDGF.
Pengobatan penderita inflamasi meliputi 2 sasarn utama : 1 menghilangkan rasa sakit dan 2 perlambatan mengistirahatkan proses
kerusakan jaringan. Pengurangan inflamasi dengan obat – obat anti inflamasi sering mengakibatkan perbaikan rasa sakit selama periode yang
bermakna.
2.12.2. Prostaglandin