Sistematika Penulisan
9 Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan. Bab ini menggambarkan tentang latar belakang permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Kemudian pokok permasalahan, penjelasan kerangka teori yang akan digunakan, model analisa, operasionalisasi konsep, hipotesa, signifikansi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II. Peran Militer Dalam Politik Dan Ekonomi 1945-1965. Bab ini membahas bagaimana militer mulai memainkan perannya dalam berbagai masalah sosial, politik dan ekonomi selama tiga periode pasca kemerdekaan (revolusi fisik, demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin). Hal ini perlu dipahami sebelum melihat lebih jauh tentang bisnis militer. Karena bagaimanapun juga pelaksanaan bisnis militer akan selalu didukung oleh adanya militer yang terlibat dalam politik. Selain itu dalam bab ini juga dibahas mengenai bagaimana negara Indonesia pasca kemerdekaan mulai memainkan perannya secara lebih aktif dalam membentuk kelas-kelas kapitalis pribumi. Sedang militer sendiri yang pada saat bersamaan juga tumbuh sebagai kekuatan politik, juga tampak mulai memainkan perannya dalam bidang ekonomi secara luas.
Bab III. Bisnis Militer: Amal Atau Komersil? Setelah mengetahui asal usul dan perkembangan keterlibatan militer dalam ekonomi dan politik, maka bab ini mengkaji perkembangan dari keberadaan bisnis militer pada masa Orde Baru secara lebih mendalam. Terutama yang dilakukan oleh Yayasan Kartika Eka Paksi. Selain itu juga
35 W.Lawrence Neuman, Social Research Methods:Qualitative And Quantitative Approaches 3 rd Edition, Boston, Allyn and Bacon, 1997, hal:14.
akan dilihat tujuan serta implikasinya pada sistem politik dan ekonomi di Indonesia masa Orde Baru.
Bab IV. Liberalisasi Ekonomi Dan Pengaruhnya Pada Patronase Bisnis Militer. Adanya fenomena patronase bisnis (bisnis militer) tersebut kemudian menjadi sesuatu yang menarik untuk diamati secara lebih jauh lagi, terutama hubungannya dengan krisis ekonomi serta adanya desakan liberalisasi. Karena itu bab ini kemudian juga membahas tentang bagaimana peran modal asing dalam struktur ekonomi Indonesia (khususnya pada permasalahan patronase bisnis militer) di masa mendatang.
Bab V. Krisis Ekonomi, Militer dan Proses Demokratisasi Pasca Orde Baru. Dengan terjadinya krisis ekonomi tersebut ternyata patronase bisnis militer tidak hanya harus berhadapan berbagai tantangan baru yang bersifat ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ternyata di lain pihak juga telah menimbulkan berbagai implikasi politik, termasuk di dalamnya adalah berkembangnya desakan demokratisasi dari masyarakat. Dalam bab ini akan dibahas bagaimana kemampuan dan kekuatan masyarakat domestik dalam penghapusan bisnis militer Indonesia pasca Orde Baru.
Bab VI. Kesimpulan.
Bab II
Peran Militer Dalam Politik Dan Ekonomi
1945-1965
Pada awal bagian latar belakang bab I, secara umum dan singkat telah disebutkan bahwa keterlibatan militer dalam politik Indonesia adalah sangat dominan. Militer di Indonesia tidak hanya sebagai kekuatan militer semata, tetapi juga telah menjadi kekuatan sosial politik yang sangat penting. Oleh sebab itu tidak berlebihan apabila
militer Indonesia dapat disebut sebagai aktor utama dalam arena politik di Indonesia. 36 Dalam proses perkembangannya menjadi sebuah kekuatan sosial politik yang
dominan di Indonesia setidaknya sampai pemilu 1999, militer Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa politik yang secara otomatis juga turut mempengaruhi pembentukan karakter dari organisasi kemiliteran itu sendiri. Semenjak proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh Sukarno dan Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, telah banyak peristiwa politik penting yang terjadi di dalam negara Republik Indonesia, mulai dari perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, pergantian di tingkat elit pemerintahan sampai dengan penggantian sistim politik yang dianut. Pada saat-saat seperti inilah militer Indonesia lahir dan berkembang menjadi sebuah kekuatan militer yang juga sekaligus sebagai sebuah kekuatan sosial politik. Hal inilah yang telah memberikan gambaran kepada Harold Crouch bahwa selama masa revolusi fisik tahun 1945 sampai tahun 1949 tentara telah terlibat dalam perjuangan kemerdekaan, dimana tindakan politik
dan militer saling menjalin dan tak dapat terpisahkan. 37 Agar dapat memahami keterlibatan militer yang begitu besar dalam arena politik
di Indonesia secara lebih mendalam, perlu kiranya terlebih dahulu untuk melihat kembali bagaimana organisasi kemiliteran itu lahir dan berkembang. Setelah itu kita dapat melihat bagaimana proses politisasi itu terjadi, terutama pada kalangan elit (perwira) militer itu
36 Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia, Kestabilan, Peta Politik Dan Pembangunan, Jakarta, Rajawali Press, 1993, hal:49. Meski demikian dominasi peran militer tersebut hanya terjadi sampai dekade 80an.
Dalam perkembangannya yang mendominasi adalah Suharto. Militer sendiri kemudian dijadikan alat untuk melanggengkan kekuasaannya.
37 Harold Crouch, Militer dan Politik Di Indonesia, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1999, hal:21.
sendiri. Karena berbagai peristiwa atau gejolak politik tersebut diatas sedikit banyak telah mempengaruhi dalam penciptaan militer sebagai sebuah kekuatan sosial politik yang dominan di Indonesia, maka penulis membagi bab ini menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah bagaimana organisasi kemiliteran itu terbentuk pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Bagian kedua akan menggambarkan bagaimana awal peran sosial politik dan ekonomi militer masa demokrasi parlementer sampai tahun 1959, dimana Sukarno membentuk sebuah Dewan Nasional. Sedangkan bagian ketiga akan membahas bagaimana peran sosial politik dan ekonomi militer selama demokrasi terpimpin.