Tugas dan Fungsi Guru

D. Tugas dan Fungsi Guru

Guru sebagai pendidik mempunyai tugas dan fungsi utama untuk mendidik peserta anak didik. Menurut Undang-Undang SISDIKNAS 2003, UU RI No.20 Th.2003 pada bab XI pasal 39 ayat 2 menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

menilai

hasil

80 Ali Abdul Wahid Wafi, Ibnu Khaldun: Riwayat dan karyanya, (Jakarta:Grafitipress, 1985), Cetakan pertama, hlm. 158-161 dengan

ringkasan. 81 Ahamd Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Rosda, 2006),

Cetakan pertama, hlm. 25. 82 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2006), Cetakan ke enam, hlm. 42-44 dengan ringkasan.

--Pendidik --

pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 83

Menurut undang-undang tersebut, nampak jelas bahwa tugas guru tidak hanya mendidik, tetapi juga merencanakan dan menilai hasil dari pendidikan. Dengan demikian maka sorang guru harus profesional, agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru. Berbicara profesional, berarti guru tersebut dihormati dengan penghormatan yang layak baik yang diberikan oleh negara maupun masyarakat.

Ag. Sojono (1982:62) sebagaimana dikutif oleh Ahmad Tafsir 84 merinci tugas pendidik (termasuk guru) sebagai berikut:

1. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket dan sebagainya;

2. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang;

3. Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak didik memilihnya dengan tepat;

4. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik; dan

5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya.

Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS 2003 tersebut maka tugas seorang guru dalam mendidik secara rinci maka ia harus:

1. Membuat rencana pengajaran;

2. Mengajar;

83 Undang-Undang SISDIKNAS 2003, Op. Cit. , hlm. 20. 84 Ahmad Tafsir, Op. Cit. , hlm. 79.

--Pendidik --

3. Mengevaluasi hasil pembelajaran (kognitif, afektif dan psikomotorik); dan

4. Membuat laporan perkembangan individual berkenaan dengan perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak didik.

Ahmad Tafsir menyebutkan dalam mendidik dapat dilakukan dengan bentuk mengajar, sebagian dalam bentuk memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan,

dan lain-lain. 85 Secara spesifik terdapat beberapa kemampuan yang harus

dimiliki serta dilaksanakan pendidikan ketika ia mengajar, yaitu:

1. Menguasai bahan atau materi pelajaran

2. Mengelola program dan proses pembelajaran

a. Terampil merumuskan tujuan pembelajaran.

b. Mengenal kemampuan peserta didik.

c. Memilih dan menyusun proses pengajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keadaan.

d. Melaksanakan program pembelajaran.

e. Pandai menggunakan metode mengajar.

f. Merencakan dan melaksanakan pengajaran remidial.

3. Mengelola kelas dengan kondusif, efektif, efesien, serat produktif.

4. Menggunakan media dan sumber belajar.

a. Mengenal, memilih dan menggunakan media.

b. Membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana.

85 Ibid. , hlm. 78.

--Pendidik --

c. Menggunakan dan mengembangkan sumber belajar seperti laboratorium, perpustakaan, multi mediam dan sebagainya.

5. Menguasai landasan-landasan kependidikan, seperti psikologi, administrasi pendidikan dan ilmu pendidikan.

6. Mengelola interaksi atau proses belajar-mengajar.

7. Menilai prestasi anak atau peserta didik untuk kepentingan pengajaran.

8. Mengenal serta melaksanakan fungsi serta program bimbingan dan konseling atau penyuluhan.

9. Mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah.

10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran atau pembelajaran.

Selain itu ada lima langkah yang harus diperhatikan dalam mengajar:

1. Pengenalan motivasi (semangat belajar).

2. Penegenalan tujuan pengajaran atau pembelajran.

3. Penyajian materi dalam pembelajaran dengan menggunakan alat metode, alat media dan gaya mengajar yang relevan dengan materi pelajaran.

4. Mengadakan pemantapan atau pendalaman terhadap materi pengajaran atau pembelajaran, misalnya memberi tugas di rumah (PR), mengadakan penelitian, observasi referensi dan sebagainya.

5. Mengadakan evaluasi sesuai kebutuhan dan program. 86

86 Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: Rosda, 2005), hlm. 155-156.

--Pendidik --

Kesimpulannya bahwa tugas dan fungsi guru tersebut adalah

1. Tugas guru dalam konteks pendidikan (education) :

a. Sebagai konservator (pemelihara) system nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan dan inovator (pengembang) system nilai ilmu pengetahuan.

b. Sebagai transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada sasaran didik.

c. Sebagai transformator (penerjemah) sistem-sistem nilai tersebut melaui penjelmaan kepada pribadinya dan perilakunya melaui proses interaksinya dengan sasaran didik.

d. Sebagai organisator (penyelenggara) yang mampu menciptakan

edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara formal maupun secara formal.

proses

2. Tugas guru dalam konteks pengajaran (intruksional) :

a. Planner (perencana) yang dapat mempersiapkan apa yang akan dilakukan didalam proses belajar mengajar.

b. Organizer (pelaksana) yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakan, mengarahkan, kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana.

c. Evaluator (penilai) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan. Dan memberikan penilaian berdasarkan pertimbangan atas keberhasilan belajar mengajar tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

Tugas dan fungsi seorang guru sebagai pendidik idealnya seperti demikian. Namun pada tataran praktisnya, fungsi tersebut tidak berjalan sebagaimana semestinya. Seperti ketidaksesuaian antara undang-undang guru yang menyatakan bahwa yang berhak menentukan kelulusan adalah guru, tetapi kenyataannya tidak demikian. Kelulusan peserta didik 100% ditentukan oleh ujian negara/ujian nasional dengan alokasi biaya yang besar, dan yang dinilai adalah aspek kognitifnya saja (ini juga bertentangan).

--Pendidik --

Jadi sementara ini, fungsi guru hanya sebagai pendidik dalam tanda petik hanya merancang dan melaksanakan pengajaran, tidak menilai. Walaupun ada nilai rapot sebagai hasil dari ujian harian, ujuan bulanan, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Namun tidak banyak berpengaruh terhadap kelulusan peserta didik, terutama untuk memperoleh ijazah.

Memang ada alasan-alasan yang menyebabkan demikian, yaitu ketidakpercayaan pemerintah terhadap guru sebagai pendidik. Ini lahir karena kualifikasi guru tidak sesuai dengan standar dan keahlian dalam bidang profesinya masing-masing. Sehingga tidak aneh kalau satu guru memegang semua mata pelajaran seperti yang terjadi di level sekolah dasar, karena bagaimanapun walau itu adalah level sekolah dasar, namun sebagai wujud profesionalisme dan syarat guru, maka ia harus ahli di bidangnya. Dengan demikian maka kualitas/mutu pendidikan akan tercapai.

Untuk mewujudkan itu, maka turunlah kebijakan-kebijakan agar guru sebagai pendidik menempuh kembali pendidikannya sesuai dengan keahlian atau bidang studi yang diampuh. Teknisnya adalah seperti diadakannya pelatihan-pelatihan (walaupun kurang kontribusinya), diklat, sertifikasi guru, sampai disekolahkan kembali agar menjadi sarjana dan ahli di bidangnya.