Ekplorasi Isyarat Metode Pendidikan dalam Al-Quran

1. Ekplorasi Isyarat Metode Pendidikan dalam Al-Quran

Metode pendidikan dalam Islam yang paling pertama adalah membaca dan menulis sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, dan qalam (pena) sampai saat ini masih menjadi alat pengajaran penting dalam kehidupan manusia. Tetapi terdapat juga beberapa metode lain yang tidak kalah pentingnya dalam membentuk insan yang berkualivaid sesuai dengan situasi dan kondisi para pendidik dan pesertanya, diantaranya :

Firman Allah Swt dalam Q.S As-Shaf, [61]:2-3:          “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang

tidak kamu perbuat? ”           “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-

apa yang tiada kamu kerjakan. ”  Munasabah

Ayat sebelumnya menyatakan bahwa semua makhluk yang ada di langit dan di bumi itu bertasbih kepada Allah Swt, kemudian pada ayat ini Allah Swt menegur orang-orang beriman yang berkata sesuatu yang baik tetapi tidak mengamalkan sesuatu yang baik itu. Dan Allah Swt membenci orang yang seperti itu.

--Metode Pendidikan--

 Metoda yang dapat diambil dari Q.S As-Shaf:2-3 Pengajaran lewat praktek, pengalaman dan pengamalan

 Implikasinya terhadap metode pendidikan Mendidik manusia berbeda dengan melatih hewan, karena

hewan tidak dapat dididik, tetapi hanya dapat dilatih. Dan diantara metode yang unggul dan berhasil adalah lewat metode praktek, terlebih lagi jika terdapat materi-materi yang justru harus lebih banyak melalui praktek misalnya, program keterampilan, kecakapan, ketangkasan, dan sebagainya.

Oleh karena itu seorang pendidik harus mengetahui metodologi suatu materi agar substansi dan tujuan pencapaian materi tersebut dapat tercapai dengan baik. Sebagai contoh terhadap metode praktek ini adalah misalnya seorang ayah menyuruh anaknya shalat, maka yang harus dilakukan adalah ayah tersebut menuntun anaknya shalat bersamanya. Jadi bukan menyuruh shalat tapi ayahnya tidak shalat, atau hanya menyuruh tetapi tidak memantau. Dengan demikian bahwa karakteristik model dari metode praktek ini adalah:

- Mengajak untuk berbuat baik - Lalu memberikan contoh dan - Membimbingnya dengan baik dari mulai proses sampai

hasil. Firman Allah Swt dalam Q.S Al-Ahzab, [33]:21

                  “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiama t dan dia banyak menyebut Alla”

--Metode Pendidikan--

 Munasabah Pada ayat sebelumnya diceritakan keadaan orang-orang

munafik tidak mau berperang bersama Rasulullah Saw karena mereka takut mati, mereka malah bersembunyi di dusun-dusun. Dan kalaupun mereka ikut berperang itu hanya sebentar saja.

 Metoda yang dapat diambil dari Q.S Al-Ahzab, [33]:21 Suri tauladan, memberikan contoh

 Implikasinya terhadap metode pendidikan Rasulullah Saw merupakan sosok pribadi yang harus dituruti

atau ditauladani oleh manusia karena tidak ada bagian-bagian yang cacat pada diri Rasulullah Saw. Oleh karena itulah beliau menjadi panutan orang banyak, bahkan disegani oleh musuh-musuhnya.

Cepatnya para sahabat dalam menerima pelafalan wahyu dari Rasulullah Saw karena memang beliau senantiasa memberikan tauladan yang baik. aspek ini tidak hanya menyentuh aspek intelektual saja, tetapi sampai menyentuh kepada aspek hati yang paling dalam. Sehingga melahirkan sifat ingin mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali. Bahkan cara beliau tidurpun diikutinya.

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seorang guru sebagai pendidik, maka ia harus menjadi tauladan bagi peserta didiknya. Dan diharapkan peserta guru meniru dan mengikuti prilaku baik para pendidiknya.

Firman Allah Swt dalam Q.S Al-Furqan, [25]:27-28

--Metode Pendidikan--

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya 136 , seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul."

       “Kecelakaan besarlah begiku : kiranya aku (dulu) tidak menjedikan

sifulan 137 itu teman akrab (ku).”  Munasabah

Pada ayat sebelumnya dinyatakan bahwa kekuasaan mutlak pada hari kiamat itu bagi Allah Swt, sementara bagi orang-orang kafir maka itu adalah hari-hari yang sulit, karena mereka tidak dapat terhindar dari pengadilan Allah Swt dan siksaan-Nya.

 Metoda yang dapat diambil dari Q.S Al-Furqan:27-28 Metode persahabatan, persuasif  Implikasinya terhadap metode pendidikan Q.S Al-Furqan;27-28 memberikan isyarat bahwa menjalani

proses hidup secara makro dan pendidikan secara mikro manusia tidak akan lepas dari kehidupan sosial yang saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Dari proses tersebut terjalin bentuk interaksi, diantaranya ialah persahabatan.

Metode bersahabat merupakan salah satu bentuk dari metode pendidikan yang bersifat general, tetapi realitasnya metode ini sangat mempengaruhi terhadap perubahan prilaku seseorang. Oleh karena itu seorang pendidik dalam mendidik harus senantiasa menggunakan metode persahabatan, artinya bahwa ketika ia mengajar dan membimbing para peserta didik harus senantiasa bersahabat, tidak killer, sehingga peserta didik akan lebih leluasa berani

berkonsultasi dan menceritakan keluhan serta

136 Menggigit tangan (jari) maksudnya menyesali perbuatannya. 137 Yang dimaksud dengan sifulan, ialah setan atau orang yang telah

menyesatkannya di dunia

--Metode Pendidikan--

problematikanya. Dengan demikian seorang pendidik akan mengetahui keadaan jiwa peserta didik, sehingga dengan mudah dapat memberikan masukan atau memberikan suatu pemahaman kepada peserta didik.

Firman Allah Swt dalam Q.S Adz-dzariyat, [51]:55 dan Q.S Al- ‘Asr, [103]:3

(Q.S Adz-dzariyat:55)       “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan

itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. ”  Munasabah

Ayat sebelumnya menegaskan agar Nabi Muhammad Saw berpaling dari orang-orang kafir dan itu tidak membuatnya tercela. Pada ayat ini Nabi Muhammad Saw diperintah untuk senantiasa memberikan peringatan, karena peringatan itu sangar bermafaat bagi orang-orang yang beriman.

Q.S (Al- ‘Asr:3)           “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan

nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

 Munasabah Pada ayat sebelumnya dinyatakan bahwa seluruh manusia

benar-benar berada dalam kerugian, dan pada ayat disini merupakan takhsish pengkhususan bahwa tidak semua manusia berada dalam kerugian, sebab ada manusia yang beruntung yaitu manusia yang