TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN

TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN

--Tanggung Jawab Pendidikan--

                       “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ” (Q.S At- Tahrim, [66]:6)

Judul ini muncul ketika penulis merenungkan problematika pendidikan yang sangat kompleks, dan output pendidikan yang pandai itu ternyata hanya terpelajar tapi kurang ajar! belum terdidik sampai hati mungkin karena mendidiknya tidak sepenuh hati, sehingga melahirkan sarjana-sarjana yang malas, manja, kalaupun pinter kebelinger pandai memanipulasi data untuk menimbun harta, memperoleh tahta. Hasil pendidikan yang panjang itu hanya membuahkan retorika tanpa fakta yang nyata, hiasan-hiasan teori dalam berbagai buku dan pedoman tanpa aksi.

Lantas sebenarnya pendidikan itu milik siapa? Apakah hanya orang kaya atau orang yang mampu saja yang berhak memiliki pendidikan? Lalu pendidikan ini tanggung jawab siapa? Apakah orang tua, masyarakat atau pemerintah?

Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen pada pasal 31 menyebutkan:

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

--Tanggung Jawab Pendidikan--

(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang- kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan serta kesejahteraan umat manusia

Menurut UUD 1945 pasal 31 tersebut jelas bahwa pendidikan adalah tanggungjawab negara/pemerintah. Namun demikian dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), (Ketetapan MPR No.IV/MPR/1978), dinyatakan bahwa: “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah serta masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”. Pengertian dari tanggung jawab adalah suatu sikap seseorang yang secara sadar dan berani mau mengakui apa yang dilakukan / kemudian ia berani memikul segala resikonya… 2) .

Dengan demikian jelas bahwa tanggung jawab pendidikan selain pemerintah, juga adalah keluarga dan masyarakat. Tetapi dalam perspektif Islam pendidikan adalah tanggung jawab semua individu, orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah secara bersama. Mengapa demikian? Sebab dalam pendidikan, faktor keberhasilannya bukanlah tunggal! Antara satu komponen dengan komponen lainnya saling berkaitan dan memberikan pengaruh, bahkan doa orangtua dan guru juga ikut memberikan implikasi, terakhir termasuk hidayah Ilâhiyah juga berperan dalam meningkatkan pendidikan manusia secara paripurna.

A. Individu

Setiap individu ataupun manusia disebut sebagai “Homo Sapiens” yang artinya sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan, salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala sesuatu di

--Tanggung Jawab Pendidikan--

sekelilingnya yang belum diketahuinya, berawal dari rasa ingin tahu maka timbulah ilmu pengetahuan. Ajaran Islam memandang manusia sebagai tubuh, akal, dan hati nurani, manusia pun mempunyai kemampuan untuk berkembang secara bertahap. Sebagai khalifah Allah Swt di muka bumi, maka manusia dituntut untuk mengelola alam dengan Ilmu Pengetahuan. Maka tampaklah bahwa manusia sangat membutuhkan ilmu, dan juga memiliki tanggung jawab untuk selalu mencari ilmu dan sebisa mungkin ilmu tersebut dipelajari dan diamalkannnya.

Firman Allah Swt Q.S. Al- ‘Alaq, [96]:1      

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

“Mencari Ilmu itu wajib kepada setiap muslim” 48 Rasulullah Saw bersabda:

Hadis Ibnu Umar r.a: Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w katanya: Baginda telah bersabda: Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang pemerintah adalah pemimpin manusia dan dia akan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin

48 Muhammad bin Yazid Abu Abdillah al-Qazwaeni, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Dar Fikr, t. th), Juz. I, hlm. 81.

--Tanggung Jawab Pendidikan--

bagi ahli keluarganya dan dia akan bertanggungjawab terhadap mereka. Manakala seorang isteri adalah pemimpin rumah tangga, suami dan anak-anaknya, dia akan bertanggungjawab terhadap mereka. Seorang hamba adalah penjaga harta tuannya dan dia juga akan bertanggungjawab terhadap jagaannya. Ingatlah, kamu semua adalah pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin (HR. Bukhari)

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Semua manusia adalah pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

2. Pemerintah adalah pemimpin manusia dan dia akan bertanggungjawab terhadap rakyatnya.

3. Suami adalah pemimpin bagi ahli keluarganya dan dia akan bertanggungjawab terhadap mereka.

4. Isteri adalah pemimpin rumah tangga, suami dan anak- anaknya, dia akan bertanggungjawab terhadap mereka.

5. Hamba adalah penjaga harta tuannya dan dia juga akan bertanggungjawab terhadap jagaannya.

Dengan demikian jelas bahwa setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya dan seterusnya, karena pemimpin merupakan amanah yang harus disampaikan atau dilaksanakan. Sudahkah anda menjadi pemimpin bagi diri anda? Jika belum jadilah pemimpin yang bertanggungjawab, jujur, amanah, fathonah, cerdas, terampil, kreatif, inovatif dan berkualivaid serta memiliki jiwa kemandirian atau sering disebut dengan n

Tanggung jawab individu terhadap pendidikannya sendiri adalah bahwa kewajiban yang melekat pada dirinya sebagai seorang mukallaf, tidak akan bisa dilakukan kecuali dengan ilmu, ilmu itu diperoleh melalui belajar, belajar itu berarti pendidikan. Individu yang mau berubah, berarti individu yang mau dididik.

--Tanggung Jawab Pendidikan--

B. Orang Tua

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak- anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Selain itu orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anaknya.

Melalui Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003, bangsa Indonesia juga menyadari bahwa pendidikan tidak terlepas dari pranata keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat. UUSPN No 20 tahun 2003/Bab IV/Pasal

7 ayat 1 dan 2 menyebutkan, “Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.’’ Meski UUSPN hanya menyebutkan peran keluarga dalam memilihkan pendidikan formal, tak dapat dipungkiri bahwa keluarga juga turut berperan dalam membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, berketerampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan Indonesia.

Islam juga memandang perlunya peran dan tanggung jawab keluarga, terutama orang tua. Keluarga turut membentuk seseorang memiliki kepribadian muslim yang bertugas sebagai khalifah Allah

dalam memakmurkan bumi 49

Firman Allah :        “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka …..” (QS.At-Tahrim, [66]: 6)

49 Zakiah Daradzat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), Ed I, Cet III hlm :152.

--Tanggung Jawab Pendidikan-- Yang dimaksud dengan 50 :

- Menurut Imam Ali bin Abi Thalib ialah ajarilah diri dan

keluargamu kebaikan dan didiklah mereka.(HR.Baihaqi, Abdul Razaq, Al-Faryabi, Said bin Mansur, Abd bin Hamid, Ibnu Jarir, Ibnu Mundzir, dan Hakim)

- Ibnu Abbas mengatakan ajarkanlah mereka untuk taat kepada

Allah Swt dan takutlah maksiat kepada-Nya, perintahkan keluargamu dengan berdzikir niscara Allah Swt akan menyelamatkanmu dari Api neraka (HR. Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir)

- Suatu saat Rasulullah Saw membaca lalu para sahabat bertanya bagaiman kami menjaga keluarga kami

dari api neraka! Lalu Rasulullah Saw bersabda: “kamu menyuruh mereka dengan sesuatu yang dicintai oleh Allah Swt dan melarang mereka dari sesuatu yang dibenci oleh Allah Swt (HR. Ibnu Marduwaih bersumber dari Zaid bin Aslam)

- Mujahid mengatakan wasiatilah keluargamu untuk takwa

kepada Allah Swt (HR. Abd bin Hamid dari Mujahid). - Menurut Dhahak, Muqatil merupakan hak seorang muslim

ialah mendidik keluarga, kerabat dan amat-abdnya terhadap apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah Swt

Peranan dan tanggung jawab keluarga, terutama orang tua, di mulai dari ketika anak lahir sampai menikah di usia dewasa. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW,’’Kewajiban orang tua kepada anaknya, yaitu memberi nama yang indah, mengajari sopan santun, membaca dan menulis, berenang, memanah dan mengawinkannya apabila ia telah dewasa. (HR.Hakim).

50 Lihat Suyuthi, Tafsir Durul Mantsur, Juz. 29 Surat At-Tahrim CD Maktabah Maarif Islamiyah

--Tanggung Jawab Pendidikan--

C. Guru

Guru berasal dari bahasa sansakerta; yang berarti guru, orang yang pekerjaanya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. 51 Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluai peserta didik, dan juga ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Karenanya seorang guru dapat melanjutkan pendidikan yang telah diberikan oleh orang tua terhadap anaknya dan juga dapat memberikan pendidikan ilmu pengetahuan dan dibarengi dengan pendidikan agama. Selanjutnya Zakiah Drajat mengatakan bahwa “di sekolah guru merasa bertanggung jawab terhadap pendidikan otak murid- muridnya”. Ajaran Islam memerintahkan bahwa guru tidaklah hanya mengajar tetapi juga mendidik. Ia harus memberi contoh dan menjadi teladan bagi muridnya dan dalam segala mata pelajaran ia dapat menanamkan rasa keimanan dan akhlak sesuai dengan ajaran Islam.

Agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan (guru, ulama), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup.

Firman Allah Swt dalam Q.S Al-Mujadilah, [58]:11           …Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…’’(QS. Al-Mujadilah,[58] 11).

Nabi bersabda :

51 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdikbud, 1988), hlm. 288.

--Tanggung Jawab Pendidikan--

“Barang siapa ditanya tentang ilmu kemudian menyimpan ilmunya (tidak mau mengajarkan), maka Allah akan mengekang dia dengan kekangan api neraka pada hari kiamat”. 52 H.R. Abu Daud

Kewajiban seorang guru atau pendidikan tidak hanya transfer of knowledge tetapi lebih itu ia harus mampu transfer of value sebab guru adalah agent of change. Perubahan-perubahan perbaikan karakter bangsa hanya bisa dirubah dengan perbaikan, dan guru adalah perubahnya. Oleh karena itu ruanglingkup pendidikan adalah semua aspek yang ada pada diri manusia, mulai dari pendidikan fisik, emosi, intelektual sampai dengan pendidikan spritual dan pendidikan hati.

D. Masyarakat

Mengapa masyarakat mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan? Karena peserta didik itu hidup ditengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat yang sudah beradab (civil society) menjadi kontrol sosial terhadap pendidikan individu. Perhatian masyarakat terhadap pendidikan dengan sistem kaderisasi dan kemungkinan dibiayai secara kolektif oleh masyarakat telah dilakukan oleh masyarakat Islam sejak dahulu, bahkan dalam ilmu- ilmu tertentu yang langka, mereka sengaja mengutus orang yang memiliki kompetensi di bidangnya. Itu semua karena Al-Quran mendorong hal demikian, sebagaimana firman Allah Swt Q.S At- Taubah, [9]:122

52 Abu Daud, op. cit. , Juz. XI, hlm. 59.

--Tanggung Jawab Pendidikan--

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya ”

Secara sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kelompok individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama. Masyarakat adalah penyelenggara pendidikan, baik pendidikan yang dilembagakan atau tidak dilembagakan. Pendidikan yang dilembagakan berbentuk pendidikan formal dan non-formal, seperti sekolah dan kursus. Sedangkan yang tidak dilembagakan berbentuk pendidikan informal dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat, terlihat peran dan tanggung jawab masyarakat yang besar pada pendidikan. Kemajuan lembaga-lembaga pendidikan sangat didukung oleh partisipasi masyarakat. Tanpa peran serta masyarakat, pendidikan tidak akan dapat berkembang dan tumbuh sebagaimana diharapkan. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan, yang terpenting adalah bahwa masyarakat itu sendiri harus menyadari, siapapun kita harus mengajak orang untuk kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Dalam perspektif bangsa Indonesia, peranan dan tanggung jawab pendidikan oleh masyarakat termaktub dalam Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003. Dalam UUSPN No.20 tahun 2003 juga disebutkan definisi, peranan dan tanggung jawab masyarakat dalam penyelenggarakan pendidikan. UUSPN Pasal 1 ayat 7 menyebutkan, “Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia non-pemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. “Lalu mengenai peranan dan tanggung jawab masyarakat tertuang dalam pasal 8 ayat 1 dan2 yaitu, “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

--Tanggung Jawab Pendidikan--

Dalam perspektif Islam, peranan dan tanggung jawab pendidikan oleh masyarakat juga merupakan sebuah keharusan. Oemar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany 53 Mengemukakan sebagai berikut :

Di antara ulama-ulama mutakhir yang telah menyentuh persoalan tanggung jawab adalah Abbas Mahmud Al-Akkad yang menganggap rasa tanggung jawab sebagai salah satu ciri pokok bagi manusia pada pengertian Al- Qur’an dan Islam, sehingga dapat ditafsirkan manusia sebagai : makhluk yang bertanggung jawab.

Firman Allah dalam QS.Ath-Thûr, [52]: 21       

“Setiap orang bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya.”

Semua anggota masyarakat memikul tanggung jawab membina, memakmurkan, memperbaiki, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang makruf, melarang yang mungkar.

Firman Allah dalam QS.Ali Imran,[3]: 110              “Kamu adalah sebaik-baiknya umat yang dikeluarkan kepada

manusia, kamu memerintahkan yang makruf dan melarang yang mungkar, dan kamu percaya kepada Allah...”

53 Oemar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 381-390.

--Tanggung Jawab Pendidikan--

E. Pemerintah

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD 1945 hasil amandemen) pasal 31 ayat 2 dan 3, “setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur Undang- undang.”

Selain dalam UUD 1945 hasil amandemen, peran dan tanggung jawab pemerintah juga disebutkan dalam UUSPN No 20 tahun 2003. Pada pasal 10 disebutkan peranan pemerintah yaitu, “Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Sedangkan, pada pasal 11 ayat 1 dan 2 dikemukakan tanggung jawab pemerintah, “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Dalam perspektif Islam pemerintah juga memiliki peranan dan tanggung jawab dalam pendidikan. Sebab setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang dipimpinnya.

Sabda Rasulullah Saw :

“Semua kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas yang dipimpin.”

Dengan demikian jelaslah bahwa tanggung jawab dalam Islam bersifat perseorangan dan sosial. Selanjutnya siapa yang memiliki syarat-syarat tanggung jawab ini tidak hanya bertanggung jawab terhadap perbuatannya dan perbaikan dirinya, tetapi juga bertanggung jawab terhadap perbuatan orang-orang yang berada di

--Tanggung Jawab Pendidikan--

bawah perintah, pengawasan, tanggungannya, dan perbuatan masyarakatnya. Ini berlaku atas diri pribadi, ayah, ibu, guru, golongan

lembaga-lembaga pendidikan/(masyarakat), dan pemerintah. Perhatikanlah tabel berikut: