Pendidikan Formal

A. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang/tingkat, dalam periode waktu-waktu tertentu, berlangsung dari semenjak pendidikan dini sampai ke universitas dan tercakup disamping studi akademis umum, serta berbagai program khusus dan lembaga untuk latihan tekhnis dan profesional.

Pendidikan formal yang kita kenal dengan pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Pendidikan di sekolah merupakan proses yang strategis

54 Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), Cetakan ke 2, hlm. 61.

--Jenis - Jenis Pendidikan--

untuk pemerintah dalam masyarakat untuk membina warga negara yang baik. 55

Pendidikan formal di sekolah merupakan lanjutan pengembangan pendidikan yang telah diberikan orang tua terhadap anak-anaknya didalam keluarga, dimana hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, antara lain:

1. Faktor keterbatasan orang tua, yaitu tidak setiap orang tua memiliki wawasan yang dibutuhkan anak.

2. Faktor kesempatan waktu, yaitu dikarenakan kesibukan orang tua dengan tanggung jawabnya yang besar dan banyak, walaupun pengetahuan orang tua memadai.

3. Faktor perkembangan anak, yaitu sudah masanya anak-anak mendapatkan pengajaran dan pendidikan disekolah karena secara jasmani, emosi dan pikirannya sudah matang untuk menerima semua itu.

4. Faktor lingkungan, yaitu kemungkinan terpengaruh abad modern dengan kemajuan yang pesat dibidang ilmu pengetahuan dan bidang lainnya.

Ciri-ciri proses pendidikan formal:

1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis;

2. Usia siswa (anak didik) disuatu jenjang relatif homogen;

3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.

4. Isi pendidikan (materi) lebih banyak yang bersifat akademis dan umum;

5. Mutu pendidikan sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang.

55 Yustina Rostiawati, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta;Gramedia Pustaka Utama, 1992), Cetakan kedua, hlm. 43.

--Jenis - Jenis Pendidikan--

Fungsi pendidikan formal, sebagai berikut:

1. Pendidikan formal harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu melalui pembekalan dalam semua bidang studi.

2. Dalam tekhnik pengkajian bidang studi perlu dikembangkan sikap sosial, gotong royong, toleransi, demokrasi dan sejenisnya.

3. Dalam pendidikan formal, anak harus mendapat pendidikan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan pancasila.

4. Apabila mengkaji studi pendidikan agama, pendidik harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk yang religius.

Pada pendidikan formal ada struktur tertentu yang harus dilalui dan ditempuh oleh murid dengan jenjang/masa belajar tertentu pula. Direncanakan secara sistematis dengan periode waktu tertentu melalui tahapan-tahapannya. Tahapan-tahapan pendidikan formal itu adalah sebagai berikut.

1. PAUD/Play Group

PAUD/Play Group adalah jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan, ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani supaya anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD ini diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Rentangan anak usia dini menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya dibeberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

PAUD sangat berperan penting dalam memberikan perkembangan masa depan anak, terbukti dari berbagai sudut pandang penelitian telah menyimpulkan bahwa anak usia dini

--Jenis - Jenis Pendidikan--

adalah masa emas "golden age". Periode perkembangan kognitif, bahasa dan sosial emosional mengalami titik puncaknya. Keterlambatan stimulasi pada usia ini mempunyai efek jangka panjang dalam kehidupan seorang manusia. Hal ini membuktikan bahwa pemberian pendidikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak anak.

2. TK/RA

TK/RA merupakan lembaga pendidikan sekolah yang mempunyai masa program belajar paling lama 3 tahun, menjelang anak umur 7 tahun dan merupakan satu kesatuan. Pertumbuhan dasar seorang anak selama umur pra sekolah (1-6 tahun) amat menentukan perkembangan lebih lanjut. Pendidikan anak-anak pada usia tersebut terutama adalah tannggung jawab keluarga.

a. Pemilihan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan anak belajar.

b. Penerapan strategi pembelajaran yang berpusat pada anak.

c. Penerapan strategi pembelajaran melalui bermain. Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan dan fleksibel. Fungsi bermain pada anak TK adalah menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa untuk melakukan berbagai peran yang ada dalam kehidupan nyata.

d. Penerapan strategi pembelajaran melalui berceria. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh guru menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dilaksanakan

--Jenis - Jenis Pendidikan--

penilaian dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita.

e. Penerapan strategi pembelajaran melalui bernyanyi. Bernyanyi pada dasarnya merupakan bakat alamiah yang dimiliki seorang sejak lahir.

3. SD/MI

SD/MI sebagai satu kesatuan dilaksanakan dalam masa perogram belajar selama 6 tahun. Jenjang ini meupakan unit terminal yang mempunyai kesinambungan dengan unit terminal

yang lainya. 56 Dalam UU RI no. 20 pasal 13 menyebutkan: pasal (1)

pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengkuti pendidikan menengah. Pasal (2) syarat-syarat dan tata cara pendirian, bentuk satuan, lama pendidikan dasar dan penyelenggaraan pendidikan dasar ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Tingkatan perkembangan jasmaninya pesat. Anak yang pesat selalu giat,tidak suka tinggal diam dan selalu mencari kesibukan. Suka bersaing dan suka mengumpulkan sesuatu, suka yang aneh- aneh dan menghargai kenyataan. Hidup berkelompok dan seolah- olah tidak perlu akan perlindungan orang dewasa, tetapi masih berubah-ubah. Cara mendidiknya guru perlu mengenali karakteristik anak terlebih dahulu, kenali kebutuhan mereka, setelah itu refleksikan semuanya dalam rencana pembelajaran harian.

4. SMP/MTs

SMP/MTs merupakan pendidikan menengah pertama yang diselenggarakan dengan masa program belajar selama tiga tahun dan

56 Fuad Ikhsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cetakan ke satu, hlm. 36

--Jenis - Jenis Pendidikan--

termasuk sekolah menengah umum. UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 menyebutkan pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

5. SMA/MA

Merupakan jenjang pendidikan menengah lanjutan atas dan termasuk pendidikan menengah umum. Pendidikan menengah umum diselenggarakan selain untuk mempersiapakan peserta didik mengikuti pendidikan tinggi, juga untuk memasuki lapangan kerja.

Pada masa ini sering dikatakan masa puber (masa pertentangan) yaitu pertentangan antara masa kebiasaan yang tentram beralih kepada masa dewasa yang bebas dalam berpikir dan berbuat. Oleh karena itu, pada masa ini rentan dengan masuknya berbagai penyakit sosial, salah satunya adalah pergaulan bebas. Penyebab terjadinya pergaulan bebas adalah sebagai berikut.

a. Kurang mendapat perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat.

b. Iman yang lemah

c. Exploitasi sosial dalam video klip, majalah, televisi, dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda.

d. Orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapatpemahaman seks dari salah satu media.

e. Pemahaman religi/agama yang kurang, sehingga tak lagi dapat memahami akibat dari pergaulan bebas, baik berakibat di dunia maupun di akhirat nanti.

--Jenis - Jenis Pendidikan--

6. SMK/STM/MAK

Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 15 ayat 2 menyebutkan bahwa pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar sekolah, pendidikan ke dinasan, dan pendidikan ke agamaan.

Pendidikan menengah kejuruan berfungsi untuk mempersiapkan pelajar memasuki lapangan kerja, sesuai dengan pendidikan kejuruan yang diikutinya atau untuk mengikuti pendidikan keprofesian pada tingkat pendidikan tinggi. Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan untuk memasuki lapangan kerja atau mengikuti pendidikan ke profesian pada tingkat yang lebih tinggi.

Sekolah menengah kejuruan diselenggarakan dengan masa belajar tiga tahun. Jenjang ini terdiri dari sekolah kejuruan tingkat pertama dan sekolah menengah kejuruan tingkat atas.

7. D1, D2, D3

Pada prinsipnya di Indonesia sistem pendidikannya terbagi menjadi 2 kelompok yaitu jenjang pendidikan akademis dan jenjang pendidikan profesional. Jenjang pendidikan profesioal atau biasa disebut vokasional adalah jenjang pendidikan yang khusus dipersiapkan untuk terjun kedalam dunia kerja.

Contoh jenjang pendidikan profesional yaitu SMK, D1, D2, D3, dan D4 (setara S1). Kemampuan yang dipelajari di vokasi adalah kemampuan praktis hingga kemampuan profesional.

8. S1, S2, S3

Pendidikan tinggi mempunyai tujuan majemuk dalam rangka kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam, dan menampung calon mahasiswa yang minat dan kemampuannya berbeda-beda, karena itu perguruan tinggi di Indonesia disusun dalam struktur multi strata. Setiap universitas atau perguruan tinggi membuka program sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan di masyarakat dengan lama studi yang berbeda-beda.

--Jenis - Jenis Pendidikan--

Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempesiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik/profesional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia (Kepmendikbud No. 0186/P/1984).

9. Post Doktoral

Definisi dari National Postdoctoral Association di U.S. mengatakan bahwa (a post doctoral scholar) adalah seseorang yang memegang gelar doktor yang terlibat dalam proyek riset sebagai mentor atau terlibat dalam training ilmiah untuk tujuan memperoleh keahlian profesional yang diperlukan untuk mengembangkan karir yang dipilihnya.

Definisi dari Mark Regets mengatakan bahwa post doktoral ini merupakan posisi riset sementara yang dipegang oleh seorang yang telah menyelesaikan study doktornya. Durasi program ini berkisar dari 6 bulan sampai 5 tahun yang didedikasikan untuk program riset. Postdoktoral ini sangat penting bagi riset karena dengan proram mentoring seperti ini mereka bisa sharing ilmunya

dengan para student yang lagi mengambil riset. 57

57 tentang definisi post doktoral. www.Uq.edu.au

--Jenis - Jenis Pendidikan--

Tabel 4 Perbedaan cara mendidik anak-anak dan dewasa

No Anak Dewasa .

1. Cenderung harus dikenalkan Sedikit hal yang dikenalkan banyak hal

2. Materi pada anak-anak lebih Materi yang diajarkan lebih sedikit

banyak

3. Pada anak ditekankan untuk Terpacu untuk mengaktifkan pembentukan sikap, prilaku otak kanan maupun otak kiri emosional, maupun karakter individu.

Diperlukan pengajar sebagai fasilitator.