Konstruksi Realitas Politik Teori Konstruksi Realitas

34 rakyat berhak memilih secara langsung siapa yang akan menjadi pemimpin dan program siapa yang telah diiklankan sesuai dengan keinginan rakyat. 25 Oleh karena itu, perlu adanya kinerja politik Political Performance sebagai indikator yang turut mendukung dalam pelaksanaan kehidupan politik. Political Performance atau kinerja politik jika diartikan satu persatu terdiri dari kata kinerja yang berarti suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu institusi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. 26 Serta politik adalah proses pelaksanaan, pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan-keputusan ataupun pengembangan kebijakan-kebijakan secara otoritas yang mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai tertentu. 27 Political Performance sebagai indikator kehidupan politik menurut Bringham antara lain: 28 a Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyatnya. Artinya klaim pemerintah untuk patuh pada aturan hukum didasarkan pada penekanan bahwa apa yang dilakukannya merupakan kehendak rakyat. 25 Kennth N. Waltz, Foreign Policy and Democratic Politic; The American and British Experience, Boston: Little. Brown and Company, 1967, h. 20. dalam Ibnu Hamad ed. 2, Konstruksi Realitas Politik dalam Media massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik, Jakarta: Granit, 2004, h. 32 26 John Witmore, Coaching for Performance: The New Edition of Political Guide, Finland: WS Bookwell, 1997, h. 104 : dalam Ibnu Hamad, Ibid h. 26 27 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta : Rineka Cipta, 2001, h.18 28 Goen Heryanto, Handout Komunikasi Politik, Jakarta : FDK UIN Syahid, 2005. H.4 35 b Pengaturan pengorganisasian perundingan bargaining untuk memperoleh legitimasi dilaksanakan melalui PEMILU yang kompetitif. Pemimpin dipilih dengan interval yang teratur, dan pemilih dapat memilih diantara beberapa alternatif calon. c Partisipasi dalam PEMILU, setiap orang memiliki hak berpartisipasi dalam PEMILU baik sebagai pemilih maupun sebagai calon yang dipilih untuk menduduki jabatan penting. d Kerahasiaan dan independensi. Dalam pemilihan umum yang berlangsung, penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa. e Hak-hak dasar. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar seperti, kebebasan berbicara, berkumpul, berorganisasi dan kebebasan pers. Suatu sistem politik dapat lestari jika sistem politik secara keseluruhan mendapatkan dukungan, seperti penerimaan dan pengakuan dari masyarakat. Manakala dukungan terhadap lembaga-lembaga politik masih lemah maka dalam masyarakat terdapat krisis kelembagaan. 29 Krisis kelembagaan ini tentunya akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin politik, untuk kemudian krisis kebijakan akan terjadi jika masyarakat menilai kebijakan pemerintah hanya menguntungkan sekelompok kecil. Maka legitimasi yang berarti dukungan masyarakat terhadap sistem politik dan pemerintah yang berwenang ini sangatlah penting. Secara umum, terdapat dua alasan utama yang menjadikan legitimasi itu penting. Pertama, legitimasi akan mendatangkan kestabilan politik dan kemungkinan-kemungkinan untuk perubahan 29 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Widiasrama Indonesia, 1992, h.94