Konsep Berita Konseptualisasi Berita
43
atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan pembaca.
42
Menurut SM. Ali, meskipun pengertian berita bermacam-macam namun definisi berita dapat dirumuskan menjadi laporan tentang sesuatu yang menarik
perhatian orang.
43
Pengertian ini kemudian menjadi luas, dengan luasnya definisi berita tersebut menggambarkan pula banyaknya sesuatu yang dijadikan
berita. walaupun banyaknya definisi berita, namun substansi berita tetap sama, yaitu :
“Information about a recent event or events; The Presentation of such information as report by journalist and other in the media print, radio,
television, electronic, or other, often in a format describle through a compound begaining with news such as news broadcast, news papper,
sometimes used as the title news week, news day and news night.”
44
Setelah merujuk pada beberapa definisi tersebut, penulis berpendapat bahwa berita adalah suatu peristiwa menarik yang baru terjadi dan penting dicari,
dikumpulkan, dibuat dan disusun secara sistematis kemudian dipublikasikan kepada khalayak dalam bentuk teks atau pun gambar.
Dalam penulisan berita ditentukan format dalam bentuk piramida terbalik. Struktur piramida terbalik merupakan struktur yang paling banyak digunakan
dalam penulisan secara langsung.
45
Berita disajikan dengan menggunakan pola piramida terbalik karena berpijak pada tiga asumsi yaitu; memudahkan pembaca
42
Asep Syamsul M. Romli, ed. 3, Jurnalistik Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001, h.2; Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005, h.39
43
Generoso, J. Gill, Jr, Wartawan Asia: Penuntun Mengenai Teknik Membuat Berita, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993, h.1
44
The Oxford Componion to The English Language, h.690: dalam R. Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita Feature, Jakarta: Gramedia, 2006, h.14
45
Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, Jakarta: Logos, 1999, h.164
44
yang tidak mempunyai banyak waktu untuk membaca keseluruhan berita dan menemukan berita yang dianggap penting atau menarik dari lead berita. Dan
memudahkan reporter juga editor memotong bagian berita yang dianggap kurang penting. Kemudian memudahkan jurnalis dalam menyusun berita melalui
rumus baku sekaligus untuk menghindari adanya fakta atau informasi penting yang tidak dilaporkan.
46
Secara sederhana model piramida terbalik tersebut digambarkan sebagai berikut:
Tabel. 2.2 Piramida Terbalik
47
Dalam penulisan berita tersebut menggunakan rumus 5W1H, agar berita itu lengkap, akurat dan memenuhi standar teknis jurnalistik, yaitu; What, Peristiwa apa
yang akan dilaporkan kepada khalayak. Who, siapa pelaku dalam peristiwa tersebut. When, kapan peristiwa itu terjadi. Where, dimana peristiwa terjadi. Why, mengapa
peristiwa terjadi. Dan who, bagaimana peristiwa tersebut terjadi serta bagaimana
46
Haris Sumadira, ed.2, Jurnalistik Indonesia, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 118-119
47
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Jakarta: KalamIndonesia, 2005, h.57
45
cara mengulanginya.
48
Dengan terpenuhinya standar teknis jurnalistik tersebut maka sesuai dengan teori Laswell “who says what in which channel to whom with what
effect”. b.
Nilai Berita
Agar lebih memahami makna sebuah berita maka perlu diketahui nilai- nilai berita karena sebagaimana dijelaskan di atas bahwa tidak semua peristiwa
atau fakta mengandung nilai berita. Oleh karena itu, setelah mengetahui konsep berita barulah penulis dapat mengemukakan nilai berita.
Menurut Downie JR dan Kaiser mendefinisikan nilai berita merupakan hal yang tidak mudah. Istilah ini meliputi segala sesuatu yang tidak mudah
dikonkretkan.
49
Beberapa elemen nilai berita yang mendasari pelaporan kisah berita yaitu sebagai berikut:
a Immadiacy terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering dinyatakan sebagai laporan dari yang baru saja terjadi.
Immadiacy dapat diartikan dengan timelines. Unsur waktu sangat penting dalam sebuah berita.
50
b Proximity adalah kedekatan peristiwa dengan pembaca atau pemirsa dalam keseharian hidup mereka. Khalayak akan tertarik dengan berita yang
menyangkut kehidupan mereka.
51
c Consequence ialah akibat, akibat wajar dari keteguhan pendirian, penetapan atau pemantapan pilihan.
52
Konsekuensi yang dimaksud disini adalah
48
Ibid, h.57
49
Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obar Indonesia, 2005, hal.18
50
Ibid, h.18
51
Ibid, h.18
46
penetapan atau keputusan dari suatu peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan konkrit khalayak. Misalnya penetapan KPU bahwa Pilkada
Tangsel diselenggarakan pada tanggal 13 November 2010. d Conflict yaitu pertentangan paham, pertikaian, perselisihan, persengketaan.
53
Peristiwa yang mengandung konflik lebih potensional disebut berita dibandingkan dengan peristiwa yang bisaa-bisaa saja.
54
Contoh elemen konflik dalam pemberitaan adalah perseteruan antara individu, antar tim,
antar kelompok hingga antar Negara. e Oddity adalah keunikan atau peristiwa yang tidak bisaa terjadi. Sesuatu yang
tidak bisaa akan diperhatikan segera oleh masyarakat. Misalnya pencalonan sarjana yang berprofesi sebagai tukang ojek sebagai anggota legislatif atau
eksekutif. f Sex, menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu seperti pada berita
olahraga, selebritas atau kriminal.
55
g Emotion dapat pula disebut dengan elemen human interest. Elemen ini menyangkut kisah-kisah yang mengandung kesedihan, kemarahan, simpati,
ambisi, cinta, kebahagiaan, dan humor.
56
h Prominance adalah unsur yang menjadi dasar istilah “names make news”.
57
Unsur keterkenalan dari satu tempat, pendapat, peristiwa atau seseorang akan selalu diburu oleh pembuat berita.
52
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Popular edisi Lengkap, Surabaya: Gitamedia Press, 2006, h.260
53
Ibid, h.259
54
Eriyanto, Analisis Framin; Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LKiS, 2002, h.107
55
Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h.19
56
Ibid, h.19
57
Ibid, h.19
47
i Suspense menunjukan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Adanya unsur ketegangan yang disampaikan pada masyarakat. Ketegangan
masyarakat terjadi selama suatu kasus dipublikasikan media. j Progress merupakan elemen perkembangan peristiwa yang ditunggu
masyarakat. Perkembangan dari satu peristiwa atau kejadian yang masih ditunggu dan masih mendapat perhatian khusus dari publik.
Setelah mengetahui nilai berita yang layak dijadikan acuan bagi jurnalis dalam mencari dan menulis berita untuk media. Maka seorang jurnalis idealnya
mampu membedakan antara fakta yang bernilai dengan yang tidak. Melalui pemahaman terkait nilali-nilai berita ini, Tangsel Pos selanjutnya
menurunkan berita Pemilukada Kota Tangsel bahkan menyediakan rubrik politik khusus dengan nama Pilkada Tangsel. Tentunya pada momentum kali pertama
pesta demokrasi, masyarakat Tangsel akan sangat membutuhkan informasi terkait Pilkada Tangsel 2010.