40
oleh media. Media tidak akan menyia-nyiakan momentum peristiwa yang disenangi oleh khalayak.
3 Pihak eksternal ini adalah pemerintah dan lingkungan. Pengaruh pihak eksternal ini sangat ditentukan oleh corak masing-masing lingkungan
eksternal media. Pemerintah dalam banyak hal memegang lisensi penerbitan jika media ingin tetap terbit maka harus mengikuti batas-batas yang telah
ditentukan oleh pemerintah.
e. Level Ideologi
Ideologi diartikan sebagai rangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang digunakan oleh individu untuk melihat realitas. Shoemaker dan Reese melihat
ideologi sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi isi media, ideologi sebagai mekanisme simbolik yang berperan sebagai kekuatan pengikat dalam
masyarakat.
34
Pada level ini akan dilihat pada yang berkuasa di masyarakat dan bagaimana media menentukan. Secara umum dapat dikatakan bahwa ideologi
mempunyai dua pengertian yang berbeda. Pengertian dalam tataran positif, ideologi dipersepsikan sebagai realitas pandangan dunia yang menyatakan sistem nilai suatu
kelompok atau suatu komunitas sosial tertentu untuk melegitimasikan kepentingannya. Sedangkan dalam tataran negatif menyatakan bahwa ideologi
dipersepsikan sebagai realitas kesdaran palsu yang artinya ideologi merupakan sarana manipulative dan deceptive pemahaman manusia mengenai realitas sosial.
35
Ideologi merupakan sarana yang digunakan untuk ide-ide kelas yang berkuasa
34
Ibid, h. 12
35
Karl Mannhein, Ideology and Utopia; an Introduction to The Sociology of Knowledge, London: Rouledge, 1979, h. 24 : dalam Agus Sudibyo, Poitik Media dan Pertarungan Wacana, Yogyakarta :
LKiS, 2006, h. 13
41
sehingga bisa diterima oleh keseluruhan masyarakat sebagai suatu yang alami dan wajar.
36
Menurut Antonio Gramsci mengenai hegemoni kekuasaan tertinggi, penampakan pemimpin politik,
37
media massa adalah alat yang digunakan elit politik untuk melestarikan kekuasaan, kekayaan dan status sosial mereka dengan
mempopulerkan falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka sendiri.
38
Tingkat ideologi menekankan pada kepentingan siapakah seluruh rutinitas dan organisasi
media itu bekerja.
C. Konseptualisasi Berita
a. Konsep Berita
Berita menjadi bagian hidup manusia dalam berinteraksi. Sejak zaman Romawi berita dinyatakan sebagai sebuah peristiwa atau fakta yang secara
khusus disistematisasikan atau dijadikan sebuah medium komunikasi. Namun tidak semua peristiwa atau fakta mengandung nilai berita. Sebelum mengetahui
lebih lanjut mengenai berita sebaiknya perlu memahami konsep dan definisi berita.
George Fox Mott mengingatkan terdapat delapan konsep berita yang harus diperhatikan para praktisi dan pengamat media massa, meliputi: berita
sebagai laporan tercepat news as timely report, berita sebagai rekaman news as record, berita sebagai fakta objektif news as objective fact, berita sebagai
sensasi news as sensation, berita sebagai minat insani news as human
36
John Fiske, Cultur and Communication Studies: Sebuah Pengantar paling Komperhensif, Jakarta: Jala Sutra, 2001 h.239
37
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, Edisi Lengkap, Surabaya: Gitamedia Press, 2006, h. 164
38
James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan, Jakarta: Global, 1998, h.34