proses fermentasi dalam rumen anaerob, sehingga dapat diketahui pengaruh dan perubahan degradabilitas jerami sorgum bagi ternak. Ikhsan, 2004.
2.5. Mikroba Pendegradasi Serat biofad
Dewasa  ini  telah  berkembang  beberapa  perlakuan  biologi  untuk  pakan ternak  ruminansia   menggunakan   probiotik   yang   diproduksi   secara   komersial,
salah satunya biofad. Biofad merupakan starter mikroba yang berasal dari mikroba rumen  dan  kolon  sapi,  mikroba  yang  terkandung  adalah  mikroba  aerob  dan
fakultatif   anaerob   yang   mesophilik   dan   termophilik.   Pada   saat   awal   yang berkembang  adalah  mikroba  aerobik  disusul  mikroba  anaerobik.  Pertumbuhan
mikroba  membutuhkan nitrogen N sehingga pada fermentasi perlu penambahan N   urea,   misalnya,   membutuhkan   kadar   air   tertentu   40      -   50   ,   dan
temperatur tertentu pada 60 – 70°C Utomo, 2004. Biofad  ini  kaya  akan  mikroba  pencerna  bahan  organik,  dapat
meningkatkan  proses  dekomposisi,  nilai  kompos  menjadi  pupuk  organik  lebih sempurna,   meningkatkan   kesuburan   serta   meningkatkan   daya   dukung   tanah.
Selain  itu  biofad  ini  juga  dapat  meningkatkan  efisiensi  cerna  serta  menyebabkan kotoran  ternak  tidak berbau. Berdasarkan  konsentrasi  yang tercantum  dalam label
komposisi biofad, penggunaan biofad untuk sapi atau kerbau antara 0  - 0,8 . Pada  kondisi  fermentasi  yang  diberikan,  mikroba  harus  mampu
menghasilkan perubahan-perubahan yang dikehendaki secara cepat dan hasil yang besar.   Sifat   unggul   yang   ada   harus   dapat   dipertahankan,   sehingga   proses
fermentasi bisa terlaksana dengan baik Hidayat, 2007.
12
Dari  hasil  penelitian  sebelumnya,  pemakaian  biofad  dapat  meningkatkan PK  Protein  Kasar  jerami  dari  4,4    menjadi  7,14  .  Meningkatkan  kecernaan
bahan  kering  dari  45,63    menjadi  46,85    serta  meningkatkan  bahan  organik dari 36,39  menjadi 41,61  Jauhari, 1998 dalam Kurniawati, 2007.
2.6. Hewan Ruminansia
Hewan   ruminansia   merupakan   hewan   poligastrik,   yakni   hewan   yang memiliki  struktur  lambung  kompleks  berupa  rumenperut  handuk,  retikulumperut
jala,   omasumperut   buku,   dan   abomasumperut    kelenjar   Cullison,   2006. Ruminansia   dapat   mencerna   pakan   kasar   dan   memiliki   kemampuan   dalam
degradasi  serat  Hatmono  dan  Hastoro,  1997.  Hewan  ruminansia  menggunakan lidah   untuk   menarik   dan   memotong   rumput   prehensi.   Rumput   dikunyah
mastikasi  sebentar  sebelum  ditelan,  dicampur  dengan  saliva  salivasi  di  dalam mulut  untuk  melumasinya.  Pakan  itu  kemudian  bergerak  ke  esofagus  menuju
rumen  ruang  fermentasi  untuk  dihaluskan  deglusisi,  setelah  dihaluskan  pakan diruminasi  yaitu  mengalami  regurgitasi,  resalivasi  dan  remastikasi.  Kemudian
menuju  retikulum  waterbag,  omasum  berlapis-lapis,  abomasum  perut  sejati, usus halus, cecum, usus besar dan anus Delaval, 2006.
Lambung  ruminansia  terdiri  dari  rumen,  retikulum,  omasum  dan abomasum,  dengan  berat  masing-masing  pada  ternak  dewasa  kurang  lebih  80,
5,  7  dan  7  dari  keseluruhan  berat  perut  ternak  Arora,  1989.  Rumen merupakan  tempat  dimana  makanan  dicerna  secara  fermentatif  yang  di  dalamnya
terdapat   sejumlah   mikroba   anaerob.  Jenis   mikroba  rumen   secara   garis   besar adalah  bakteri,  protozoa  dan  kapang  dengan  jumlah  populasi  terdiri  dari  10
10
13
bakteriml  cairan  rumen,  10
6
ciliate  protozoaml  cairan  rumen  dan  10
6
fungiml cairan  rumen  Dehority,  1998.  Mikroba  rumen  memliki  peran  penting  karena
pakan  yang  masuk  ke  dalam  rumen  akan  didegradasi  menjadi  produk  metabolis yang  sederhana  untuk  dimanfaatkan  oleh  mikroba  yaitu  NH
3
sebagai  sumber  N dan  Volatile fatty acids  VFA  yaitu  antara  lain  asam  lemak  asetat,  propionat  dan
butirat  sebagai  sumber  energi  yang  digunakan  oleh  ternak  ruminansia  Ørskov Ryle, 1990.
Rumen  berperan  penting  bagi  ruminansia,  berupa  reservior  yang  selalu terisi  banyak  massa  pakan  digesta.  Rumen  mampu  menampung  +  100-300  L
ruminansia   besar   dan   +   4-10   L   ruminansia   kecil   Ogimoto   dan   Imai, 1981dalam Nurvianty, 2006 bahan pakan halus, atau sekitar 53 dari total bahan
pakan  yang  ada  di  dalam  saluran  pencernaan  ruminansia. Rumen  mengandung  + 85  cairan  dan  terdapat  dalam  dua  bagian.  Bagian  bawah  merupakan  tempat
pakan  halus  dalam  suspensi  dan  cair,  sedangkan  bagian  atas  untuk  pakan  kasar dan padat bolus Delaval, 2006.
Omasum   merupakan   tempat   penyaringan   partikel-partikel   besar   serat kasar  tidak  dapat  masuk  ke  dalamnya,  penyerapan  air  30-60,  asam-asam
lemak  mudah  menguap VFA,  mineral  dan  nitrogen Delaval,  2006.  Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan makanan secara kimiawi karena
adanya  sekresi  getah  lambung.  Abomasum  juga  mengatur  aliran  digesta  Arora, 1989.  Bahan  pakan  dari  abomasum  menuju  usus  halus  kemudian  menuju  usus
besar Delaval, 2006.
14
Gambar 4. Sistem pencernaan hewan ruminansia Cumming, 2003
2.7. Pengukuran Nilai Kecernaan dan Produksi Gas secara In Vitro