BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pakan Ternak
Pakan ternak adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh hewan ternak yang mampu menyajikan hara dan nutrien yang penting untuk perawatan tubuh,
pertumbuhan, penggemukan, reproduksi serta laktasi. Semua jenis ternak membutuhkan 6 nutrien esensial yang terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak,
mineral dan vitamin Srigandono, 1998. Pakan ternak terdiri atas hijauan dan konsentrat yang dapat diberikan
kepada ternak untuk
memenuhi kebutuhan
hidup dan produksinya
Reksohadiprodjo, 1988. Hijauan diartikan sebagai bahan pakan ternak yang kandungan serat kasar atau bahan yang sulit dicerna relatif tinggi. Hijauan banyak
mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi. Secara umum penggolongan hijauan
pakan ternak adalah sebagai berikut : 1. Rumput–rumputan
Rumuput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama
di daerah tropis meskipun sering dipotongdisengut langsung oleh ternak. Rumput-rumputan terdiri atas : a. Rumput alam, rumput yang diperoleh dari
alam; b. Rumput kultur, Rumput jenis ini memang sengaja ditanam dan pelihara dengan tambahan pupuk serta pemangkasan pada waktu–waktu
tertentu.
5
2. Leguminosa Leguminosa merupakan jenis kacang-kacangan yang bisa diperoleh
dari alam maupun diberikan secara langsung. Jenis-jenis leguminosa terdiri atas : a. Leguminosa pohon; b. Leguminosa semak; c. Leguminosa
merambat. 3. Limbah Pertanian
Bahan yang tergolong limbah pertanian antara lain jerami padi, daun jagung, daun kacang-kacangan, daun ubi jalar, daun sorgum dan pucuk tebu.
Bahan-bahan yang tergolong pakan konsentrat adalah bahan pakan yang kandungan serat kasar atau bahan yang sulit dicerna relatif rendah. Bahan pakan
konsentrat diantaranya dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit, tepung jagung, tepung gaplek, onggok, ampas tahu dan ampas bir Reksohadiprodjo,
1988. Pakan juga dapat dibedakan menjadi pakan air dan pakan kering. Pakan air
didapatkan dari air minum, air yang terkandung di dalam bahan pakan, atau berasal dari air metabolik sebagai hasil oksidasi dan sintesis molekul-molekul di
dalam tubuh. Pakan kering mengandung sejumlah kecil air kurang dari 20 , terdiri dari bahan organik yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan
vitamin; serta bahan anorganik berupa mineral dan abu Tillman dkk, 1989. Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan
pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Sering juga dilakukan dengan tujuan untuk
mengubah limbah pertanian yang kurang berguna menjadi produk yang berdaya guna Ikhsan, 2004. Usaha pengembangan pakan lokal harus terus dilakukan
6
sebagai sumber devisa negara. Selain itu, pakan ternak merupakan faktor penentu keberhasilan dalam peningkatan produksi peternakan. Oleh karena itu perlu
diupayakan perbaikan gizi pakan secara kualitas maupun kuantitas dan tersedia secara kontinu Yuwanta, 2000.
2.2. Tanaman Sorgum Sorghum bicolor L Moench Sorgum Sorghum bicolor L Moench adalah tanaman serbaguna. Sorgum
didefinisikan sebagai “gandum berbuluh” dimana merupakan tanaman serealia yang potensial dikembangkan di Indonesia sebagai bahan pangan dan pakan
ternak Sirappa, 2003. Tanaman sorgum termasuk ke dalam famili Gramineae yang berasal dari wilayah Timur Laut Afrika lalu menyebar ke India, Italia, Cina,
Asia Barat Daya, Eropa Selatan dan Amerika. Munasik dkk, 1998. Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia
khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Tanaman sorgum di pulau Jawa dikenal dengan nama Cantel, dan biasanya petani menanamnya secara tumpang
sari dengan tanaman pangan lainnya. Produksi sorgum di Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara umum produk sorgum belum tersedia di pasar-pasar
Soeranto, 2005. Sebagai bahan pangan alternatif, sorgum memiliki kandungan nutrisi yang
baik. Di negara maju biji sorgum digunakan sebagai pakan ternak unggas sedang batang dan daun untuk ternak ruminansia. Biji sorgum juga merupakan bahan
baku industri seperti industri etanol, bir, sirup, lem, cat, dan pati termodifikasi. Selain produktivitas tinggi, sorgum juga memiliki sifat keunggulan lain seperti
adaptasi luas, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, dan lebih toleran pada
7
kondisi kekeringan dibandingkan tanaman pangan lain. Oleh karena itu, sorgum memiliki potensi yang besar untuk dibudidayakan dan dikembangkan pada
daerah–daerah kering di Indonesia BATAN, 2005. Sorgum memiliki asam-asam amino esensial siap pakai dan berbagai
bahan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan ruminansia. Namun, perkembangan produksi sorgum nasional belum masuk dalam statistik pertanian
dan menjadi prioritas utama. Karenanya, sorgum sebagai hijauan pakan berpeluang besar untuk dikembangkan dan ditingkatkan pemanfaatannya
Sirappa, 2003.
Gambar 1 . Sorghum bicolor L Moench Soeranto, 2005
2.3. Jerami Sorgum