Fermentasi Jerami Sorgum TINJAUAN PUSTAKA

Hijauan kering tidak hanya memberikan rasa kenyang bulky tetapi juga memiliki daya cerna dan kandungan protein rendah. Semua bahan pakan yang dipotong-potong atau dicacah-cacah dan difermentasikan dikenal dengan silase. Silase memiliki banyak kandungan nitrogen bila dibandingkan dengan hijauan segar dan hijauan kering Siregar, 1995; widati dan widalestari, 1996. Gambar 2 . Jerami sorgum yang telah dicacah

2.4. Fermentasi Jerami Sorgum

Teknologi fermentasi merupakan salah satu cara mengawetkan bahan organik antara lain limbah hijauan pertanian. Berbagai macam cara fermentasi, yang dilakukan pada limbah hijauan pertanian ini adalah fermentasi asam laktat atau yang dikenal dengan proses ensilasi menghasilkan produk silase hijauan Erowati, 2003. Proses fermentasi yang berjalan baik akan menghasilkan silase yang baik pula. Secara umum silase yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Warna masih hijau atau kecoklatan b. Rasa dan bau asam, tetapi segar dan enak c. Nilai pH rendah 10 d. Tekstur masih jelas, tidak menggupal, tidak berjamur dan tidak berlendir. Gambar 3 . Fermentasi jerami sorgum setelah inkubasi 21 hari Tingkat keberhasilan pembuatan silase pada dasarnya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : a. Populasi bakteri asam laktat, b. Sifat fisik dan kimia hijauan, c. Lingkungan Siregar, 1996. Tujuan pembuatan silase yaitu berawal dari pengawetan hijauan yang berlimpah di musim hujan, untuk digunakan dimusim paceklik atau kapan saja dibutuhkan Parakkasih, 1995. Hijauan yang melebihi kebutuhan dan melimpah di musim hujan jika dibiarkan di udara terbuka akan terjadi penurunan nilai gizi yang disebabkan mikroba aerob. Oleh karena itu, hijauan perlu diawetkan dengan pembuatan silase. Proses fermentasi dalam pembuatan silase dibantu oleh mikroba dalam kondisi anaerob yang mengubah karbohidrat atau gula tanaman menjadi asam laktat oleh Lactobacillus sp. Silase dapat menekan proses aktivitas bakteri pembusuk yang akan menurunkan mutu hijauan sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Proses fermentasi jerami sorgum diharapkan sama dengan 11 proses fermentasi dalam rumen anaerob, sehingga dapat diketahui pengaruh dan perubahan degradabilitas jerami sorgum bagi ternak. Ikhsan, 2004.

2.5. Mikroba Pendegradasi Serat biofad