b. Makanan pati biji-bijian konsentrat tinggi menghasilkan propionat tinggi, sesuai untuk ternak daging
c. Rasio antara konsentrat dan hijauan pakan d. Bentuk fisik pakan ukuran pakan
e. Level intake banyaknya asupan pakan f. Frekuensi pemberian pakan
Penyerapan VFA tergantung pada perbedaan antara konsentrasinya di dalam cairan rumen dan di dalam sel-sel epitel atau darah. Laju penyerapan VFA
dari rumen meningkat sejalan dengan penurunan pH cairan rumen. Sapi memperoleh 50 - 70 energi dari VFA yang diproduksi di dalam rumen.
Fapet_IPB, 2005.
2.10. Amonia NH
3
Amonia NH
3
merupakan produk utama dari proses deaminasi protein menjadi asam amino dan kecukupannya dalam rumen untuk memasok sebagian
besar N untuk pertumbuhan mikroba merupakan prioritas utama dalam mengoptimalkan fermentasi hijauan Leng, 1990. Sintesa protein mikroba yang
optimal diperlukan keseimbangan energi VFA dan nitrogen dalam bentuk N- NH
3
. Kekurangan salah satu unsur ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba rumen. Produk hidrolisa protein sebagian besar akan mengalami katabolisme lebih
lanjut deaminasi, sehingga dihasilkan amonia NH
3
. Amonia asal perombakan protein pakan tersebut sangat besar kontribusinya terhadap amonia rumen.
Diperlukan kisaran konsentrasi amonia tertentu untuk memaksimumkan laju
20
sintesa protein mikroba. Karena itu kelarutan dan degradibilitas protein pakan sangat penting untuk diketahui Arora, 1989.
Konsentrasi amonia di dalam rumen ikut menentukan efisiensi sintesa protein mikroba yang pada gilirannya akan mempengaruhi hasil fermentasi bahan
organik pakan. Hasil fermentasi tersebut dapat dilihat sebagai konsentrasi Volatile Fatty Acid
VFA di dalam cairan rumen. Konsentrasi amonia tersebut antara lain ditentukan oleh tingkat protein pakan yang dikonsumsi, derajat degradabilitasnya,
lamanya makanan berada di dalam rumen dan pH rumen Haryanto, 1994 dalam Kaunang, 2005.
Konsentrasi amonia sebesar 50 mg100ml setara dengan 3.57 mML di dalam cairan rumen dapat dikatakan optimum untuk menunjang sintesa protein
mikroba rumen Satter Slyter, 1974, sedangkan kadar amonia yang dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan mikroba rumen yang maksimal berkisar antara 4-
12 mM Erwanto et al., 1993 dalam Kaunang, 2005. Pengamatan secara in vivo yang dilakukan oleh Mehrez et al., 1977 dalam Kaunang 2005, kadar amonia
cairan rumen yang optimal untuk pertumbuhan mikroba yang maksimal adalah 16,79 mM. Konsentrasi amonia menggambarkan kecepatan produksi dari
pencernaan nitrogen.
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2007, di laboratorium Nutrisi Ternak, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi
PATIR, Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN, Pasar Jum’at Jakarta Selatan.
3.2. Bahan dan Alat 3.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jerami sorgum Sorgum hasil iradiasi 300 Gy PATIR BATAN yang digunakan seperti batang, daun dan
bagian yang lain kecuali biji sorgum, starter BMFbiofad dengan konsentrasi 0, 0,25, 0,5, 0,75 dan urea 0,3. Satu ekor hewan percobaan kerbau
untuk diambil cairan rumennya. Larutan HCO
3
bufer, larutan makro mineral, larutan mikro mineral, larutan resazurin, dan larutan reduksi, akuades H
2
O. Neutral Detergent Solution
NDS 2 kali konsentrasi Terlampir, air panas, aseton, H
3
BO
3
, K
2
CO
3
, HCL 0,1 N, H
2
SO
4
, NaOH 0,1 N, Akuades dan phenol ptalin indikator.
3.2.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kantong kertas, oven 60 - 70
C, timbangan analitik O’haus, pisau, plastik, tong besar untuk tempat fermentasi, pH meter Knick model 766 kalimatik, alat semprot, tisu, blender,
gelas ukur 50 ml. Cawan porselin, timbangan Sartorius dan eksikator. Beaker glass
, magnetik stirer dan pemanas air. Termos, termometer, kain kasa 4 lapis,
22