22
natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga,
teman dekat atau relasi. Dukungan sosial ini bersifat nonformal. Sementara itu yang dimaksud dengan dukungan sosial artifisial adalah dukungan sosial yang dirancang
ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial.
Sumber dukungan sosial yang bersifat natural berbeda dengan sumber dukungan sosial yang bersifat artifisial dalam sejumlah hal. Perbedaan tersebut
terletak dalam hal sebagi berikut: keberadaan sumber dukungan sosial natural bersifat apa adanya tanpa dibuat-buat sehingga mudah diperoleh dan bersifat spontan,
memiliki kesesuaian dengan norma yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan, berakar dari hubungan yang telah lama, memiliki keragaman dalam
penyampaian dukungan sosial, mulai dari pemberian barang-barang nyata hingga sekedar menemui seseorang dengan menympaikan salam, dan dukungan sosial yang
natural itu juga terbebas dari beban dan label psikologis.
2.2.4 Efek dukungan sosial
Ada dua model efek dukungan sosial yang dinyatakan oleh Gottlieb 1983, yaitu: 1. Efek langsung direct effect
Dukungan sosial dengan model efek langsung adalah dukungan yang diberikan secara langsung dan tidak terkait dengan keadaan stres sebagai peningkatan
kesejahteraan dan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang.
23
2. Efek pelindung buffering effect Efek pelindung menggambarkan adanya peranan penting pada dukungan sosial
dalam memelihara keadaan psikologis seseorang dalam keadaan mengalami tekanan. Karenanya, model ini melihat sumber daya dalam hubungan sosial yang
menimbulkan pengaruh positif sebagai pelindung terhadap efek negatif dari stres.
2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial
Banyak faktor menentukan pada seseorang untuk memperoleh dukungan sosial. Karenanya, tidak semua individu memperoleh dukungan sosial. Sarafino
1990 menjelaskan bahwa faktor-faktor tersebut berkaitan dengan potensi penerima dukungan sosial seperti: orang tidak mungkin menerima dukungan jika mereka tidak
bergaul, tidak menolong orang lain, dan tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka butuh pertolongan.
Menurut Sarafino 1990, ada faktor lain yang mempengaruhi dukungan sosial, berkaitan dengan potensi pemberian dukungan, seperti ada atau tidaknya
sumber-sumber yang dipercaya, ada atau tidaknya sensitivitas akan kebutuhan dari orang lain, komposisi dan struktur dari jaringan sosial yang merupakan pertalian yang
dimiliki dalam keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
dukungan sosial itu ada dua yaitu faktor penerima dukungan sosial dan faktor pemberi dukungan sosial.
24
2.3 Pembantu Rumah Tangga
Pembantu rumah tangga sering diidentifikasi terhadap seseorang yang melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, membersihkan rumah, dst. Karenanya,
pekerjaan yang ditugaskan terhadap para pekerja rumah tangga ini sering kali tidak disertai jam kerja yang jelas. Juga, entah atas dasar apa pekerja rumah tangga
kemudian disebut dengan pembantu rumah tangga. Pembantu rumah tangga adalah pelaku kerja kerumahtanggaan dimana
mereka memiliki peran produktif yang penting dalam membantu kelangsungan aktivitas kehidupan sehari- hari suatu keluarga rumah tangga.
Terdapat dua faktor utama yang melatarbelakangi kehadiran PRT yaitu karena kemiskinan dan faktor kebutuhan tenaga kerja domestik yang selama ini
dibebankan kepada perempuan. Kemiskinan itu sendiri bukanlah hal yang alamiah melainkan disebabkan oleh perkembangan sistem kapitalisme dunia yang bersifat
eksploitatif. Kebijakan ekonomi internasional tersebut diikuti oleh kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat adanya kemiskinan
struktural. Pembantu rumah tangga sebagai salah satu kelompok pekerja yang
keberadaannya secara realitas kurang mendapat perhatian dari pemerintah meskipun secara tidak langsung pekerjaan tersebut membantu mengatasi masalah
pengangguran.
25
Pertama-tama, hak yang harus dikedepankan dari mereka adalah pengakuan sebagai manusia, bukan mesin atau robot yang boleh diperlakukan semau
penggunanya. Juga kesadaran mereka memiliki jiwa dan akal budi. Mempekerjakan PRT di dalam sebuah rumah tangga bukanlah sekadar menarik hubungan pembayar -
pelaku, atau majikan - buruh, tetapi selalu terdapat nilai-nilai yang memberi nuansa hubungan tersebut. Ada hak dan kewajiban yang saling melekat. Dan, di balik
profesionalitas relasi hak - kewajiban itu masih ada pertimbangan keajekan hubungan karena saling bertemu pada mobilitas pekerjaan di rumah.
Pembantu rumah tangga hampir sebagian besar adalah kaum perempuan. Hal ini sering dikaitkan dengan sosok perempuan yang diidentikkan sebagai orang yang
ulet, penurut, detil, lembut, sabar serta hal lain yang dianggap sesuai karakterisasinya dengan pekerjaan rumah tangga. Di Indonesia, pembantu rumah tangga dapat
digolongkan kepada dua kelompok. Pertama, PRT migran yakni PRT yang bekerja dan bermigrasi hingga ke luar negeri. Kedua, PRT domestik atau lokal yaitu PRT
yang bekerja di negara asal. Untuk yang terakhir PRT ada yang bekerja dan bertempat tinggal di rumah dimana ia bekerja dan ada pula yang bekerja kemudian
pulang ke rumahnya jika pekerjaan telah dianggap selesai.
2.4 Kerangka Berpikir
Fenomena pembantu rumah tangga merupakan gejala masyarakat modern. Ini disebabkan oleh kebutuhan dan meningkatnya aktivitas kerja. Pekerjaan pembantu
26
rumah tangga ini tidak termasuk kedalam profesi seperti profesi-profesi lain yang biasa ditemui di lingkungan kerja.
Karena bukan profesi maka dalam hierarki jam kerja, jenis pekerjaan, dan hak-haknya, pembantu belum bisa diklasifikasikan ke dalam golongan buruh baik
yang bersifat formal maupun informal. Buruh mempunyai jam kerja yang jelas, jenis pekerjaannya jelas, ada hak-haknya yang dilindungi pemerintah dan yang pasti ada
status yang jelas dalam pemerintah Sedangkan pembantu, mereka merupakan pekerja yang mempunyai keunikan tersendiri, yang tidak dimiliki oleh pekerja lainnya karena
ia bekerja tanpa ada pembagian jam yang jelas, jenis pekerjaannnya tidak pasti, gaji yang rendah dan belum ada undang-undang yang dapat melindungi hak mereka.
Pembantu bekerja mulai dari subuh sampai malam pun dia belum berhenti sampai kondisi rumah sudah tenang, jenis pekerjaannya bisa beragam tidak terpaku
pada satu jenis saja melainkan dia bekerja serabutan mulai dari memasak, membersihkan rumah, dengan gaji yang rendah. Kondisi yang semacam ini dapat
menyebabkan rendahnya harga diri pembantu. Harga diri pembantu rumah tangga juga berkaitan dengan kondisi relasi di
lingkungan sosialnya atau disebut sebagai dukungan sosial. Sarafino dalam bahri, 2006 menjelaskan bahwa dukungan sosial berarti kenyamanan, perhatian ,
penghargaan atau bantuan yang didapat seseorang dari orang lain. Dengan demikian, dukungan sosial sangat berarti bagi harga diri pembantu rumah tangga.
27
Adanya hubungan antara perhatian keluarga, majikan dan teman akan mempengaruhi terhadap harga diri seseorang. Harga diri adalah apa yang dirasakan
mengenai diri yang akan mempengaruhi tindakan selanjutnya. Dengan hal tersebut mengantarkan peneliti pada sebuah hipotesa sementara
bahwa ada hubungan antara dukungan sosial terhadap harga diri pembantu rumah tangga.
Skema 2.1 hubungan dukungan sosial dengan harga diri
Dukungan Sosial
Dukungan Materi Dukungan Emosional
Dukungan Penghargaan Dukungan Informasi
Dukungan Integritas Sosial
Harga Diri
Feelings of Belonging Feeling of Competence
Feeling of Worth
2.5
Hipotesa
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan harga
diri pembantu rumah tangga. Ha
: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan harga diri pembantu rumah tangga.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan dan metode penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena analisa data akhir dilakukan dengan penghitungan secara statistik. Sedangkan
metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel penelitian. Metode korelasi
bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain.
Menurut Arikunto 2002 metode penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta
berarti atau tidaknya hubungan itu. Alasan menggunakan metode korelasi adalah, penelitian ini mencoba meneliti hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti,
yaitu ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial dengan harga diri pembantu rumah tangga.
3.2 Definisi Variabel dan Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Penelitian bertujuan untuk mencari hubungan diantara berbagai faktor. Berdasarkan hubungannya, variabel dapat
dibedakan menjadi variabel bebas independent variable dan variabel terikat
28
29 dependent variable. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi penyebab bagi variabel lain. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain. Namun, suatu variabel tertentu dapat
sekaligus menjadi variabel bebas dan variabel terikat Irawan Soehartono,2008. Sedangkan menurut Sugiyono 2009 variabel independen: variabel ini sering
disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel dependen: sering disebnut sebagai variabel out put,
kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah dukungan sosial, dan variabel terikatnya adalah harga diri
Dalam penelitian ini dirumuskan definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Dukungan sosial adalah hasil pengukuran atau skoring dari beberapa indikator
yang menjadi penentu terbentuknya sebuah dukungan terhadap seseorang dengan berdasarkan pada dukungan materi, dukungan emosional, dukungan penghargaan,
dukungan informasi dan adanya integritas sosial yang memungkinkan seseorang untuk melakukan aktivitas sosial.
2. Harga diri adalah berupa kondisi yang dirasakan oleh seseorang dengan berdasarkan penilaian terhadap perasaan memiliki dan dicintai, perasaan memiliki
kemampuan dan berharga ketika berhasil melakukan sesuatu serta adanya perasan dihargai oleh orang lain. Harga diri bisa mengalami peningkatan atau penurunan
30 dimana hal tersebut tergantung dari pengalaman seseorang baik positif atau
negatif dan dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai skor dengan nilai dalam kategori skor harga diri.
3.3 Pengambilan Sampel
3.3.1. Populasi dan sampel