13
menyukai hal baru dan tantangan karena mempunyai kesulitan dalam adaptasi terhadap sesuatu yang belum pasti. 4. Terlihat putus asa karena meerasa tidak
banyak yang bisa diharapkan dari dirinya. 5. Merasa bahwa orang lain tidak memberikan perhatian, merasa terasing dan merasa tidak dicintai. 6.
Beranggapan bahwa apa yang dikerjakan sia-sia dan selalu buruk meski berusaha dengan keras serta mudah menyerah.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
Coopersmith 1967, pembentukan harga diri seseorang dipengaruhi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1. Keberhasilan Success Ada empat macam pengalaman yang dapat menimbulkan perasaan berhasil dalam
diri seseorang, yaitu: Pertama, Keberhasilan dalam area signifikan yaitu keberhasilan yang tolok ukurnya didapat dari seberapa banyak penghargaan,
perhatian, dan kasih sayang yang diterima seseorang dari orang lain. Penghargaan dan perhatian akan memunculkan sebuah ekspresi penerimaan dan popularitas
bagi seseorang sedangkan sebaliknya akan memunculkan penolakan dan isolasi. Kedua, keberhasilan dalam area power, yaitu kemampuan atau keberhasilan
dalam mengontrol perilaku yang akan terjadi pada diri. Pengakuan dan penghargaan yang diterima seseorang dari orang lain dapat memunculkan power
dan dapat menimbulkan perasaan menghargai pandangan secara asertif, energik dan eksploratif dan pendapatnya sendiri dengan percaya diri.
14
Ketiga, keberhasilan dalam area virtue, kemampuan seseorang untuk bisa menyesuaikan diri dengan standar moral dan etika yang berlaku di
lingkungannya. Kepatuhan terhadap nilai, moral dan etika yang dijalaninya diasumsikan mengandung sikap positif.
Keempat, keberhasilan dalam area competence, yaitu keberhasilan menampilkan performa kerja dan prestasi yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Nilai Values Setiap orang menyikapi dan menilai keberhasilan yang telah dicapainya dengan
berbeda-beda. Perbedaan dalam pemberian nilai dan makna terhadap pengalaman merupakan fungsi dari nilai yang diinternalisasi orang dan lingkungan sosial.
Perlakuan menerima dan menghargai cenderung dapat menghasilkan standar nilai yang menimbulkan harga diri serta menumbuhkan standar nilai yang stabil dan
realistis. Tepatnya bahwa standar nilai setiap orang mendapatkan pengaruhnya dari situasi dan kondisi lingkungan sosialnya.
3. Aspirasi Aspirations Ditinjau dari tujuan-tujuan pribadi seseorang memiliki perbedaan pada tingkat
aspirasi antara yang mempunyai harga diri rendah dan tinggi. Orang dengan harga diri tinggi relatif menentukan tujuan yang lebih tinggi daripada seseorang dengan
harga diri rendah. Pasalnya, orang dengan harga diri tinggi mempunyai harapan yang lebih dan merasa lebih berharga dengan cara merealisasikan harapan
tersebut. Intinya, orang dengan harga diri tinggi berusaha mencapai harapan keberhasilan yang lebih tinggi dari yang mungkin ia peroleh. Harapan tersebut
15
menunjukkan suatu kepercayaan terhadap kemampuan dirinya dan keyakinan akan keberhasilan dengan ditunjukkan melalui sikap eksploratif. Sedangkan orang
dengan harga diri rendah merasa tidak yakin akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan walaupun ia juga mengharapkan dapat
mencapai keberhasilan. Ini menunjukkan sikap antisipasi terhadap kegagalan yang dapat menurunkan motivasi atau semangatnya.
4. Pertahanan Defences Perilaku menghadapi ancaman kegagalan atau ketidakberhasilan merupakan cara
seseorang melindungi dan mempertahankan dirinya dari kecemasan dengan menurunkan harga dirinya yang membuatnya merasa tidak mampu atau tidak
memiliki aspirasi. Karenanya seseorang yang memiliki pertahanan mampu mengatasi stimulus yang menimbulkan rasa cemas serta mampu menjaga
perilakunya secara efektif.
2.1.4 Aspek-aspek Harga Diri