25
Pertama-tama, hak yang harus dikedepankan dari mereka adalah pengakuan sebagai manusia, bukan mesin atau robot yang boleh diperlakukan semau
penggunanya. Juga kesadaran mereka memiliki jiwa dan akal budi. Mempekerjakan PRT di dalam sebuah rumah tangga bukanlah sekadar menarik hubungan pembayar -
pelaku, atau majikan - buruh, tetapi selalu terdapat nilai-nilai yang memberi nuansa hubungan tersebut. Ada hak dan kewajiban yang saling melekat. Dan, di balik
profesionalitas relasi hak - kewajiban itu masih ada pertimbangan keajekan hubungan karena saling bertemu pada mobilitas pekerjaan di rumah.
Pembantu rumah tangga hampir sebagian besar adalah kaum perempuan. Hal ini sering dikaitkan dengan sosok perempuan yang diidentikkan sebagai orang yang
ulet, penurut, detil, lembut, sabar serta hal lain yang dianggap sesuai karakterisasinya dengan pekerjaan rumah tangga. Di Indonesia, pembantu rumah tangga dapat
digolongkan kepada dua kelompok. Pertama, PRT migran yakni PRT yang bekerja dan bermigrasi hingga ke luar negeri. Kedua, PRT domestik atau lokal yaitu PRT
yang bekerja di negara asal. Untuk yang terakhir PRT ada yang bekerja dan bertempat tinggal di rumah dimana ia bekerja dan ada pula yang bekerja kemudian
pulang ke rumahnya jika pekerjaan telah dianggap selesai.
2.4 Kerangka Berpikir
Fenomena pembantu rumah tangga merupakan gejala masyarakat modern. Ini disebabkan oleh kebutuhan dan meningkatnya aktivitas kerja. Pekerjaan pembantu
26
rumah tangga ini tidak termasuk kedalam profesi seperti profesi-profesi lain yang biasa ditemui di lingkungan kerja.
Karena bukan profesi maka dalam hierarki jam kerja, jenis pekerjaan, dan hak-haknya, pembantu belum bisa diklasifikasikan ke dalam golongan buruh baik
yang bersifat formal maupun informal. Buruh mempunyai jam kerja yang jelas, jenis pekerjaannya jelas, ada hak-haknya yang dilindungi pemerintah dan yang pasti ada
status yang jelas dalam pemerintah Sedangkan pembantu, mereka merupakan pekerja yang mempunyai keunikan tersendiri, yang tidak dimiliki oleh pekerja lainnya karena
ia bekerja tanpa ada pembagian jam yang jelas, jenis pekerjaannnya tidak pasti, gaji yang rendah dan belum ada undang-undang yang dapat melindungi hak mereka.
Pembantu bekerja mulai dari subuh sampai malam pun dia belum berhenti sampai kondisi rumah sudah tenang, jenis pekerjaannya bisa beragam tidak terpaku
pada satu jenis saja melainkan dia bekerja serabutan mulai dari memasak, membersihkan rumah, dengan gaji yang rendah. Kondisi yang semacam ini dapat
menyebabkan rendahnya harga diri pembantu. Harga diri pembantu rumah tangga juga berkaitan dengan kondisi relasi di
lingkungan sosialnya atau disebut sebagai dukungan sosial. Sarafino dalam bahri, 2006 menjelaskan bahwa dukungan sosial berarti kenyamanan, perhatian ,
penghargaan atau bantuan yang didapat seseorang dari orang lain. Dengan demikian, dukungan sosial sangat berarti bagi harga diri pembantu rumah tangga.
27
Adanya hubungan antara perhatian keluarga, majikan dan teman akan mempengaruhi terhadap harga diri seseorang. Harga diri adalah apa yang dirasakan
mengenai diri yang akan mempengaruhi tindakan selanjutnya. Dengan hal tersebut mengantarkan peneliti pada sebuah hipotesa sementara
bahwa ada hubungan antara dukungan sosial terhadap harga diri pembantu rumah tangga.
Skema 2.1 hubungan dukungan sosial dengan harga diri
Dukungan Sosial
Dukungan Materi Dukungan Emosional
Dukungan Penghargaan Dukungan Informasi
Dukungan Integritas Sosial
Harga Diri
Feelings of Belonging Feeling of Competence
Feeling of Worth
2.5
Hipotesa
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan harga
diri pembantu rumah tangga. Ha
: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan harga diri pembantu rumah tangga.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan dan metode penelitian