Aspek-aspek Harga Diri Hubungan dukungan sosial dengan herga diri pembantu rumah tangga di komplek Bintaro Jaya Sektor 3 RW. 008

15 menunjukkan suatu kepercayaan terhadap kemampuan dirinya dan keyakinan akan keberhasilan dengan ditunjukkan melalui sikap eksploratif. Sedangkan orang dengan harga diri rendah merasa tidak yakin akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan walaupun ia juga mengharapkan dapat mencapai keberhasilan. Ini menunjukkan sikap antisipasi terhadap kegagalan yang dapat menurunkan motivasi atau semangatnya. 4. Pertahanan Defences Perilaku menghadapi ancaman kegagalan atau ketidakberhasilan merupakan cara seseorang melindungi dan mempertahankan dirinya dari kecemasan dengan menurunkan harga dirinya yang membuatnya merasa tidak mampu atau tidak memiliki aspirasi. Karenanya seseorang yang memiliki pertahanan mampu mengatasi stimulus yang menimbulkan rasa cemas serta mampu menjaga perilakunya secara efektif.

2.1.4 Aspek-aspek Harga Diri

Harga diri bukanlah sifat atau aspek tunggal saja, melainkan sebuah kombinasi dari beragam sifat dan perilaku. Dalam bukunya, Maximum Self-esteem, Minchinton 1993 menjabarkan tiga aspek harga diri, yaitu perasaan mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, serta hubungan dengan orang lain. 1. Perasaan Mengenai diri sendiri Seseorang haruslah menerima dan menghargai dirinya secara penuh, apa adanya. Dengan begitu, perasaannya tentang kompetensi dirinya sendiri tidak 16 bergantung pada kondisi eksternal. Jika seseorang tidak menyukai dirinya sendiri, membiarkan orang lain merendahkannya, kerap mencela dirinya sendiri, serta merendahkan diri, ia akan merasakan kepedihan dan penderitaan mental. Seseorang dengan harga diri tinggi memegang kendali atas emosinya sendiri. Sebaliknya, keadaan yang buruk dapat mempengaruhi perasaan seseorang dengan harga diri rendah, akibatnya suasana hati akan menurun. Setiap kali orang lain mengatakan sesuatu tentang dirinya, ia akan menerima komentar tersebut begitu saja dan membiarkan pikiran orang melumpuhkan kehidupannya. Pada akhirnya ia akan merasa tidak bahagia dan depresi. 2. Perasaan terhadap hidup Perasaan terhadap hidup berarti menerima tanggung jawab atas setiap bagian hidup yang dijalaninya. Maksudnya, seseorang dengan harga diri tinggi akan menerima realita dengan lapang dada dan tidak menyalahkan keadaan hidup ini atau orang lain atas segala masalah yang dihadapinya. Ia sadar bahwa semuanya itu terjadi berkaitan dengan pilihan dan keputusannya sendiri, bukan karena faktor eksternal. Karena itu, ia pun akan membangun harapan ataupun cita-cita secara realistis sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Perasaan seseorang terhadap hidup juga menentukan apakah dia akan menganggap sebuah masalah adalah rintangan hebat atau kesempatan bagus untuk mengembangkan diri. Selain itu, seseorang dengan harga diri tinggi juga tidak berusaha mengendalikan orang lain atau situasi yang ada. Sebaliknya, ia akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. 17 3. Hubungan dengan orang lain Seseorang dengan toleransi dan penghargaan yang sama terhadap semua orang berarti memiliki harga diri yang bagus. Ia percaya bahwa setiap orang, termasuk dirinya, mempunyai hak yang sama dan patut dihormati. Krena itu, seseorang dengan harga diri tinggi mampu memandang hubungannya dengan orang lain secara lebih bijaksana. Saat seseorang merasa nyaman dengan dirinya sendiri, iapun akan menghormati orang lain sebagaimana adanya mereka. Ia tidak memaksakan kehendak atau nilai-nilai kepada orang lain karena ia tidak membutuhkan penerimaan dari orang tersebut agar ia merasa berharga. Ketika tidak memandang sejajar pada orang lain dan merasa tidak nyaman dengan diri sendiri, orang akan merasa gelisah dan tidak nyaman berada disekitar orang lain. Akibatnya, ia akan merasa sendirian, menjadi posesif dalam menjalin suatu hubungan, serta merasa lebih nyaman bergaul dengan orang yang juga menganggapnya tidak berharga.

2.1.5 Komponen Harga Diri

Dokumen yang terkait

GAMBARAN HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA

0 7 2

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penerimaan Diri Remaja Dhuafa Di Panti Asuhan.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penerimaan Diri Remaja Dhuafa Di Panti Asuhan.

0 2 19

RELASI SOSIAL PEMBANTU RUMAH TANGGA DENGAN MAJIKAN DI KELURAHAN PEKAN GEBANG.

0 5 28

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MAHASISWA MENGHADAPI Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Osca.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.

1 2 17

DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS.

0 2 8

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETERBUKAAN DIRI PADA PEREMPUAN KORBAN Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri dengan Keterbukaan pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga.

0 2 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri dengan Keterbukaan pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga.

0 1 7