Negara Indonesia, sebagai negara kesatuan republik, dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan asas desentralisasi, telah menjadi
bahan pembicaraan jauh sebelum proklamasi 17 Agustus 1945, Murtir Jeddawi dalam bukunya mengutip tulisan Mohammad Hatta dalam tulisan ke arah Indonesia
merdeka 1933 menyebutkan: “ Oleh karena Indonesia terbagi atas beberapa pulau dan golongan bangsa, mendapat hak menentukan nasib sendiri, asal saja peraturan
masing-masing tidak berlawanan dengan dasar-dasar pemerintahan umum” dan ia menegaskan pembentukan pemerintahan daerah pemerintahan yang berotonomi,
merupakan salah satu aspek pelaksanaan paham kedaulatan rakyat.
13
Visi otonomi daerah itu sendiri dapat dirumuskan dalam tiga ruang lingkup interaksinya yang utama yaitu: Politik, ekonomi, serta sosial dan budaya. Dalam
bidang politik, karena otonomi daerah adalah buah dari kebijakan desentralisasi dan demokrasi, maka ia harus dipahami sebagai sebuah proses untuk membuka ruang
bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis. Demokratisasi pemerintah juga berarti transparasi kebijakan. Membangun sistem
dan pola karir politik dan administrasi yang kompetitif. Juga penguatan DPRD dalam keberhasilan atau kegagalan kepemimpinan kepala daerah. DPRD juga
memiliki hak pengawasan politik terhadap jalannya pemerintahan daerah. Di bidang ekonomi, otonomi daerah harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan
ekonomi nasional didaerah, serta terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan
pendayagunaan potensi ekonomi didaerahnya. Dan dalam bidang sosial dan budaya,
13
Murtir Jeddawi, Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah Analisis Kewenangan, Kelembagaan, Manajemen Kepegawaian, dan Peraturan Daerah Yogyakarta: Kreasi total Media,
2008, h. 133
otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin demi menciptakan dan memelihara harmoni sosial dan pada saat yang sama memelihara nilai-nilai lokal.
14
Dalam Otonomi daerah ada pembagian kekuasaan yang menyangkut urusan pemerintahan pusat dan pemerintah daerah. Dan urusan pusat meliputi: politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter atau fiskal nasional dan agama. Urusan pemerintah Provinsi Dekonsentrasi berwenang mengatur dan
mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional lintas kabupatenkota, sedangkan urusan kabupatenkota Desentralisasi berwenang
mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal dalam suatu kabupatenkota.
15
Pada dasarnya urusan daerah provinsi bersifat atau memiliki dampak dan manfaat lintas kabupaten dan kota dan urusan yang belum mampu dijalankan oleh
kabupatenkota. Urusan wajib yang menjadi kewenangan provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi, sementara urusan wajib bagi kabupatenkota
merupakan urusan wajib bagi kabupatenkota merupakan skala kabupatenkota. Urusan tersebut berupa perencanaan dan pengendalian pembangunan, perencanaan,
pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, penyediaan sarana dan prasarana umum, penanganan
bidang kesehatan, penyelenggaraan bidang pendidikan khusus provinsi ditambahkan pila urusan alokasi sumber daya manusia potensial, penanggulangan
14
M. Ryaas Rasyid, “Otonomi Daerah: Latar Belakang dan Masa Depannya” dalam Syamsuddin Haris editor, Desentralisasi dan Otonomi Daerah Desentralisasi, Demokratisasi,
Akuntabilitas Pemerintahan Daerah , h.10-11
15
J.Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah Suatu Solusi Dalam Menjawab Kebutuhan
Lokal dan Tantangan Global , h. 172
masalah sosial, pelayanan bidang ketenaga kerjaan, pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah, pengendalian lingkungan hidup, pelayanan pertahanan,
kependudukan, dan catatan sipil, dan urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
16
Memberi otonomi kepada daerah sama seperti dengan mengizinkan “negara mini”. Rakyat akan membentuk organisasi pemerintahan daerahnya sendiri selaras
dengan kondisi daerah setempat. Pemerintahan daerah itu masing-masing akan membuat dan menjalankan kebijakan berdasarkan kehendak masyarakat. Meskipun
demikian, kebijakan daerah tersebut tidak boleh bertentangan dengan perundang- undangan negara, dan harus sesuai dengan kewenangan yang diserahkan oleh
pemerintah pusat.
17
Otonomi daerah menjadi suatu hal yang sangat penting, bukan semata-mata karena otonomi memberikan kewenangan yang besar kepada daerah, tetapi dengan
otonomi, sebuah pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran akan lebih dimungkinkan. Dan dengan otonomi, pemerintah suatu daerah lebih dapat
melaksanakan program ekonomi dan politik yang mandiri sesuai kondisi daerah yang ada didepan mata pemerintah daerah.
B. DPRD Dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah