Faktor Yang Melatar Belakangi Peraturan Daerah Tentang
pelayanan umum atau pelayanan publik. Publik disini adalah masyarakat yang berhak menerima pelayanan yang baik tanpa memandang status warganya.
Pelayanan atau service adalah kata kunci dari otonomi daerah. Karena otonomi daerah adalah milik masyarakat daerah yang dijalankan oleh pemerintah
daerah, maka akuntabilitas pemerintah daerah kepada rakyatnya dapat dilihat dari jenis dan kualitas dari pelayanan yang disediakan untuk warganya. DPRD sebagai
lembaga politik harus membuat peraturan daerah tentang pelayanan publik yang bertujuan untuk mensejahterakan warganya. DPRD Kota Bekasi membuat peraturan
daerah tentang penyelenggraan pelayanan publik karena belum ada peraturan ini sebelumnya di Kota Bekasi.
Penyelenggaraan pelayanan publik didaerah menjadi suatu kemutlakan oleh karena kewajiban pemerintah baik pusat maupun didaerah sebagai penyelenggara
pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Dan memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa, dan
pelayanan administrasi maka penyelenggaraan pelayanan publik harus memberikan perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh. Dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan publik upaya yang dilakukan antara lain menertibkan berbagai landasan peraturan perundang-undangan dibidang pelayanan publik.
67
Atas dasar tersebut serta adanya tuntutan masyarakat yang semakin meningkat, khususnya dibidang penyelenggaraan pelayanan publik yang semakin
transparan dan berkualitas, maka harus dibarengi tersedianya pedoman landasan
67
Penjelasan Umum, Dalam Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Kota Bekasi. h. 25
bergerak bagi setiap lembagaorganisasi penyelenggara pelayanan, termasuk perorangan guna memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai bidang pelayanan yang
diinginkan.
68
Disadari bahwa kondisi penyelenggaraan pelayanan publik didaerah masih belum efektif bahkan cenderung kurang berkualitas, termasuk aspek sumber daya
manusia dan aparatur pemerintahan yang belum memadai. Untuk mengatasi kondisi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas penyelenggaraan pelayanan
publik secara berkesinambungan demi mewujudkan pelayanan publik yang prima. Dalam usaha perbaikan kualitas pelayanan dimaksud dilakukan melalui
pembenahan sistem pelayanan publik secara menyeluruh dan terintegrasi yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan berupa peraturan daerah.
Dalam UU 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah ada suatu hal yang baru yaitu mulai diterapkannya Standar Pelayanan Minimum SPM dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
69
, SPM merupakan standar minimal pelayanan publik yang wajib disediakan oleh pemerintah daerah kepada
masyarakat. Adanya SPM akan menjamin pelayanan minimal yang berhak diperoleh masyarakat dari pemerintah daerah.
70
Pada prinsipnya, terdapat banyak jenis pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, namun secara generik pelayanan yang diberikan pemerintah dibagi
menjadi dua pelayanan publik. Yaitu: pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar basic
68
ibid
69
Lihat pasal 11 ayat 4 dalam UU 32 tahun 2004, yang menyebutkan bahwa “penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib harus berpedoman pada SPM yang
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah”.
70
Sarundajang, Babak Baru Sistem Pemerintahan Daerah, h. 154
services dan pelayanan pengembangan sektor unggulan core competence
71
. Yang menjadi pelayanan dasar seperti, kewargaan, pendidikan kesehatan, transportasi,
perumahan, lingkungan, fasilitasi jalan, dll. Pelayanan sektor unggulan seperti, pertanian, pertambangan, pariwisata, perdagangan dll. Pelayanan sektor unggulan
adalah pelayanan pendukung yang ada di daerah. Namun setiap daerah otonom wajib memberikan pelayanan dasar sesuai dengan SPM yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat. Dengan adanya SPM pemerintah daerah bisa memenuhi pelayanan dasar dan diharapkan akan terjadi pemerataan pelayanan publik dan
menghindari kesenjangan pelayanan antar daerah.
72
Didasari dengan pentingnya suatu pelayanan yang harus diberikan pemerintah daerah kepada warganya, maka DPRD Kota Bekasi membuat program
rancangan peraturan daerah Kota Bekasi tentang penyelenggaraan pelayanan publik. Agar pelayanan dasar masyarakat bisa terpenuhi dan bisa dirasakan merata
oleh elemen masyarakat. Tanpa proses yang berbelit-belit. Dan pembentukan peraturan daerah tentang penyelanggaraan pelayanan publik juga untuk
mengaktualisasikan UU 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang mewajibkan setiap daerah otonom untuk memberikan pelayanan publik terhadap
warganya. Dengan adanya peraturan daerah Kota Bekasi tentang penyelenggaraan
pelayanan publik diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan fungsi pelayanan dari Dinas, Instansi, dan BUMD Badan Usaha Milik Daerah yang ada
71
dengan mengacu pada pendekatan core competence, maka isi otonomi dari satu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya tergantung dari sektor mana yang akan dikembangkan oleh
daerah tersebut.
72
Oentarto, Format Otonomi Daerah Masa Depan, h.169-174
dikota bekasi. Dan disadari bahwa selama ini ketidakdisiplinan terhadap pelayanan publik yang ada dikota bekasi merugikan pemerintah kota bekasi. Tuntutan
masyarakat agar adanya proses perizinan yang baik membuat DPRD menyusun rancangan peraturan daerah ini. Karena harapan DPRD kota bekasi agar peraturan
daerah ini mempunyai daya laku peningkatan disiplin pelayanan yang terdapat dalam sector swasta dan pemerintah.
73
Adanya peraturan daerah penyelenggaraan pelayanan publik ini untuk membentuk badan, kantor, dinas dan sayap-sayapnya yang harus dipayungi oleh
peraturan daerah, dan ini digabung dalam satuan kerja perangkat daerah SKPD
74
yang akan dikoordinasikan oleh badan pelayanan perizinan terpadu BPPT
75
, sehingga dinas yang terkait dengan pelayanan masyarakat tidak memonopoli semua
bentuk perizinan. Masyarakat harus KBPPT dahulu, proses ini yang akan disebut Unit pelayanan satu atap SPSA.
76
Atas dasar bahwa pemerintah Kota Bekasi mengharapkan pelayanan yang baik terhadap masyarakat kota bekasi maka peraturan daerah tentang
penyelenggaraan pelayanan publik harus ada di kota bekasi, untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan perizinan yang prima dan terstruktur dengan baik melalui
73
Data Diambil Dalam Risalah Rapat paripurna Penetapan dan Penandatangan Hasil Pembahasan Panitia Khusus 28 dan Persetujuan DPRD Kota Bekasi Tentang Laporan Perhitungan
Anggaran LPA Tahun Anggaran 2006, Bekasi,22 Agustus 2007, Dewan Perwakilan Rakyat Kota Bekasi 2007.
74
Selanjutnya akan disebut SKPD
75
Selanjutnya akan disebut BPPT
76
Wawancara pribadi dengan anggota DPRD Kota Bekasi periode 2004-2009 yang merupakan ketua pansus 28 dalam pembentukan perda ini, yaitu Ir. Muhammad Hasim Afandi,
Bekasi 2 juni 2010
kegiatan organisasi maupun personal dilingkungan pemerintah daerah khususnya dan di instansi pemerintah pada umumnya.
77