Penjelasan Singkat Pemekaran Kota Bekasi Dari Kabupaten Bekasi
daerah Kabupaten Bekasi di pindahkan dari kecamatan Bekasi karena perkembangan kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya kecamatan Bekasi.
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 48 Tahun 1981 kecamatan Bekasi ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif Bekasi yang meliputi 4 empat
kecamatan yaitu: Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Timur, Bekasi Utara, dan Bekasi Selatan, keseluruhannya meliputi 18 delapan belas Kelurahan serta 8 delapan
Desa. Peresmianya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982.
Walikota administratif Bekasi pertama dijabat oleh Soedjono 1982-1988, selanjutnya pada Tahun digantikan oleh Drs. Andi R. Sukardi 1988-1991, dan
pada Tahun 1991 Walikota administratif Bekasi dijabat oleh Drs. H. Kailani AR. Sampai Tahun 1997.
10
Dengan adanya kebijakan konsep BOTABEK Bogor Tangerang Bekasi yang merupakan pelaksanaan inpres Nomor 13 Tahun 1976 membawa pengaruh
besar terhadap perkembangan Kota Administrasi Bekasi. Sebagai kota yang berbatasan langsung dengan Ibukota Negara maka Kota Administratif Bekasi dan
kecamatan-kecamatan sekitarnya yang berada dalam wilayah kerja Kabupaten Bekasi mengalami perubahan sangat pesat, sehingga memerlukan peningkatan dan
pengembangan sarana dan prasarana sebagai syarat pengelolaan wilayah.
10
Pemerintah Kota Bekasi, Selayang Pandang Kota Bekasi 2007, h. 9
Perkembangan yang ada telah menunjukan bahwa Kota Administratif Bekasi mampu memberikan dukungan kemampuan dan menggali potensi
diwilayahnya untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, maka melalui UU No. 9 Tahun 1996 Kota Administratif Bekasi ditetapkan menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II
Bekasi dengan wilayah kerjanya meliputi: wilayah kerja Kota administratif Bekasi yaitu Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Timur, Bekasi Utara, dan Kecamatan Bekasi
Selatan ditambah dengan wilayah kerja Kecamatan Pondokgede, Jatiasih, Bantargebang, dan Kecamatan pembantu Jatisampurna. Keseluruhannya meliputi
23 Desa dan 27 Kelurahan. Selaku pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi dijabat
oleh Drs. H. Kailani AR, selama satu tahun. Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah
Tingkat II Bekasi Definitif yang pertama dijabat oleh Drs. H. Nonon Sonthanie. Dalam perkembangan telah terjadi perubahan dalam jumlah dan status
KelurahanDesa. Berdasarkan surat Menteri Dalam Negeri No. 1402848puod tanggal 3 September 1998 dan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa
Barat No. 50 Tahun 1998 telah terjadi perubahan status 6 Desa menjadi 2 Kelurahan baru, sehingga jumlah DesaKelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II
Bekasi menjadi 52 terdiri dari 35 Kelurahan dan 17 Desa. Dengan diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah telah terjadi perubahan paradigma dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah di Indonesia. Seiring dengan itu Nomenklatur Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi berubah menjadi Pemerintahan Kota Bekasi, selanjutnya
sebagai tindak lanjut pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai daerah Otonom, serta peraturan pemerintah No.84 Tahun 2000 tentang pedoman Organisasi Pejabat Daerah, adalah peraturan pemerintah yang
mendasari ditertibkannya peraturan Daerah No. 9, 10,11 dan 12 yang mengatur tentang organisasi perangkat Daerah, selanjutnya guna meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat melalui peraturan daerah No. 14 tahun 2000 telah dibentuk 2 Kecamatan baru yaitu Kecamatan Rawa Lumbu dan Kecamatan Medan Satria,
sehingga Kota Bekasi terdiri 10 Kecamatan.
11
Berdasarkan peraturan daerah Kota Bekasi No.02 tahun 2002 tentang Penetapan Kelurahan, maka semua desa yang ada di Kota Bekasi berubah statusnya
menjadi Kelurahan, sehingga pemerintah Kota Bekasi mempunyai 52 pemerintah Keluarahan. Dalam perjalannya guna lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat maka wilayah administrasi Kota Bekasi mengalami pemekaraan kembali, dan melalui peraturan daerah Kota Bekasi No.4 Tahun 2004 tentang
Pembentukan wilayah Administrasi Kecamatan dan Kelurahan maka wilayah administrasi Kota Bekasi menjadi 12 Kecamatan dan 56 Kelurahan, kecamatan
Kota Bekasi yaitu: Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Bekasi Utara, jati Asih, Bantar Gebang, Pondok Gede, Jati Sampurna, Medan Satria, Rawa
Lumbu, Mustika Jaya, Pondok Melati.
11
Dewan Perwakilan rakyat Kota Bekasi, Risalah Kota Bekasi, h.7-8
Perjalanan Kota Bekasi dalam pembentukan wilayah Administratif sampai Kota Madya, mengalami perjalanan yang rumit, hal ini terlihat dari pemekaran
kecamatan yang terus bertambah. Dengan mengikuti dinamika politik dan peraturan pemerintah yang ada. Namun kota bekasi bisa berkembang seiring dengan sistem
yang ada. Kota Bekasi terletak di wilayah pantai utara Propinsi Jawa Barat dengan
luas wilayah 210 Km2 dengan batas wilayah: Bagian Barat berbatasan dengan DKI Jakarta, Bagian Timur berbatasan dengan kabupaten Bekasi, Bagian Utara dengan
Kabupaten Bekasi, dan Bagian Selatan dengan kabupaten Bogor dan Kota Depok. Pada saat Kota Bekasi diresmikan menjadi Kotamadya tahun 1997 tercatat
jumlah penduduk sebanyak 1.471.477 jiwa dan meningkat pada tahun 2000 sebanyak 1.637.610 jiwa. Dan pada tahun 2005 tercatat 2.001.899, dari tahun
ketahun laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi terus mengalami peningkatan. Sehingga laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2007 tercatat 2.143.804
meningkat 3,49 dibanding tahun 2005. Laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi dari tahun ketahun menuntut
pemerintah Kota Bekasi untuk bisa memenuhi kebutuhan warganya dan terus memperbaiki sistem birokrasi yang ada. Kemudian berdasarkan keputusan DPRD
Kota Bekasi No. 37-174.2DPRD2003 tanggal 22 februari 2003 tentang penetapan Walikota dan Wakil Walikota Bekasi 2003-2008, dan ditindaklanjuti dengan
keputusan Mentri Dalam Negeri No. 131.32-113 Tahun 2003 tentang Pengesahan pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Walikota Bekasi Propinsi Jawa
Barat, dan Keputusan Mentri dalam Negeri No. 132.32-114 Tahun 2003 Tentang
pengesahan Pengangkatan Wakil walikota Bekasi propinsi Jawa barat, dan telah ditetapkan H. Akhmad Zurfaih HR, S.Sos yang didampingi oleh Mochtar
Muhammad sebagai Wakil Walikota Bekasi. Yang dipilih oleh anggota DPRD Kota Bekasi dan meraih suara terbanyak.
Dengan adanya UU No.32 Tahun 2004, pemilihan WaliKota dan Wakilnya tidak lagi dipilih oleh DPRD tingkat setempat, seperti pada UU No.22 Tahun 1999,
maka pada tahun 2008 Kota Bekasi merealisasikan UU No.32 Tahun 2004 dengan diadakannya pemilihan Kepala Daerah secara langsung yang dipilih oleh warga
Kota Bekasi. Dan terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota yang baru, dan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri RI No. 131 dan 132.32-77 Tahun
2008 Tanggal 21 Februari 2008 tentang Pengesahan Pemberhentian dan pengesahan Pengangkatan Mochtar Muhammad sebagai Walikota Bekasi dan H.Rahmat Effendi
S.Sos sebagai Wakil Walikota Bekasi masa Jabatan 2008-2013. Yang memenangi Pemilihan Kepala Daerah pertama di Kota Bekasi.
Pemekaran Kecamatan Bekasi dari Kabupaten Bekasi akhirnya mengalami perkembangan yang pesat sampai akhirnya dengan segala dimensi yang ada
Kecamatan Bekasi menaiki tahap dari Kota Administratif dan kini menjadi Kota Bekasi. Hal ini juga tidak terlepas dengan adanya dorongan kebutuhan masyarakat
kota bekasi dan keinginan Pemerintah Bekasi untuk memberlakukan hak otonom di daerah Kota Bekasi. Dengan penerapan Otonomi Daerah di Kota Bekasi,
pemerintah kota Bekasi bisa mengoptimalkan sumberdaya manusia dan sumber alam untuk dikelola oleh pemerintah daerahnya sendiri. Sehingga pemerintah Kota
Bekasi bisa mengembangkan kotanya tanpa ada campur tangan pusat, ini menjadi
pembuktian Kota Bekasi untuk bisa mandiri menjalankan roda Pemerintahan dan roda perekonomian sendiri dalam rangka penerapan otonomi daerah.