Akibat hukum pembatalan Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang

setiap penyelenggara Negara dan warga Negara tidak dapat lagi menjadikan sebagai dasar hukum kebijakan atau tindakan. 118

C. Akibat hukum pembatalan Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang

oleh Kemenkumham Saham terhadap Perseroan Terbatas Sejak dikeluarkan Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut maka ketentuan Pasal 86 ayat 9 tidak lagi berlaku dalam UUPT. Ketentuan Pasal 86 ayat 9 UUPT yang sebelumnya berbunyi “RUPS kedua dan ketiga dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat 10 sepuluh hari dan paling lambat 21 dua puluh satu hari setelah RUPS yang mendahuluinya dilangsungkan” telah diubah ketentuannya menjadi “RUPS kedua dan ketiga dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat 10 sepuluh hari dan paling lambat 21 dua puluh satu hari setelah RUPS yang mendahuluinya dilangsungkan atau dalam hal RUPS dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan jangka waktu tersebut adalah paling lambat 21 dua puluh satu hari setelah diperolehnya penetapan Pengadilan Negeri.” Sebagai subjek atau badan hukum, perseroan memiliki status, kedudukan dan kewenangan yang dapat disamakan dengan manusia. Persamaan inilah yang kerap membuat perseroan disebut sebagai artificial person. Layaknya tubuh manusia yang dilengkapi organ-organ dengan fungsi fisiologisnya masing-masing untuk membantu bertahan hidup, perseroan juga memerlukan organ untuk menggerakkan ‘roda’ perseroan sehari-hari. Organ- 118 Fista Prilla Sambuari, “Eksistensi Putusan Judicial Review oleh Mahkamah Konstitusi,” Lex Administratum, Volume I, No.2, Juni 2013. hlm. 18-19. organ inilah yang kemudian akan saling berkoordinasi untuk membuat perseroan tetap berjalan dan survive. Organ-organ tersebut, seperti tercantum dalam UUPT Pasal 1 angka 2 dikatakan bahwa “Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris”. 119 Rapat Umum Pemegang Saham adalah organ perseroan yang mewakili kepentingan seluruh pemegang saham dalam PT tersebut. RUPS mewakili kehendak dari pemegang saham secara keseluruhan, sebagai akibat putusan dengan musyawarah maupun putusan hasil pemungutan suara yang sesuai dengan ketentuan UUPT dan atau anggaran dasar. Keputusan RUPS tersebut berlaku sebagai aturan internal bagi PT. 120 Pemegang saham adalah subjek hukum yang merupakan pemilik dari setiap lembar saham yang dikeluarkan oleh perseroan. Pemegang saham bukanlah organ perseroan dan karenanya setiap tindakan pemegang saham, yang dilakukan secara individual tidaklah mengikat para pemegang saham lainnya. 121 Keberadaan RUPS bagi para pemegang saham adalah merupakan suatu wadah untuk menentukan operasional dari PT. Kehendak pemegang saham bersama-sama dijelmakan dalam suatu keputusan yang dianggap sebagai kehendak perseroan, yang tak dapat ditentang oleh siapapun dalam perseroan, kecuali jika keputusan itu bertentangan dengan maksud dan tujuan perseroan. Hubungan antara keputusan atau hasil RUPS dengan pelaksanaan tugas direksi disini adalah merupakan pelaksanaan tugas sehari-hari dan kewajiban direksi 119 Orinton Purba, Op.Cit., Hlm.26. 120 Gunawan Widjaja, Op.Cit., hlm. 81. 121 Ibid. terhadap perseroan. Selain itu direksi adalah pengurus yang menjalankan perseroan berdasarkan pada rencana kerja yang telah disusun dan disahkan pada RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar. Adapun hubungan antara hasil keputusan RUPS dengan pelaksanaan tugas direksi merupakan tanggung jawab ke dalam dari direksi yang mewakili dan menjalankan perseroan bersama-sama pengurus atau karyawan perseroan. Dimana hasil keputusan RUPS yang telah disahkan merupakan tugas-tugas dan kewajiban yang harus dijalankan oleh direksi untuk kepentingan perseroan yang akan diminta kembali pertanggungjawabannya pada akhir tahun buku berikutnya. Dengan demikian dapat diartikan keputusan RUPS merupakan acuan bagi direksi untuk melaksanakan dan menjalankan tugas-tugas demi kepentingan perseroan. 122 M. Yahya Harahap, S.H. dalam buku “Hukum Perseroan Terbatas” selanjutnya menjelaskan bahwa efektivitas keberlakuan perubahan susunan Dewan Direksi yang demikian terbagi dua: Namun dalam kasus yang terjadi dalam PT. Metro Mini, RUPSLB ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2013, RUPS tersebut menghasilkan suatu keputusan yaitu mengangkat kepengurusan yang baru. Dimana dalam keputusan tersebut Nofrialdi, Amd.EK diangkat sebagai Direktur Utama PT Metro Mini. 123 1. Secara internal, perubahan susunan itu berlaku sejak tanggal keputusan RUPS diambil, kecuali jika RUPS tersebut dengan tegas menentukan kapan perubahan itu efektif berlaku. 122 Gunawan Widjaja. Op.Cit. hlm. 81. 123 http:www.hukumonline.comklinikdetaillt4ca2f79491f53status-hukum-rups-yang-belum- diberitahukan-kepada-menteri-hukum-dan-ham diakses pada tanggal 26 Juni 2015 2. Secara eksternal, perubahan susunan itu berlaku sejak pemberitahuan diterima dan dicatat dalam Daftar Perseroan oleh Menteri Hukum dan HAM. Kasus yang dialami oleh PT. Metro Mini sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hasil keputusan RUPSLB tersebut yang didaftarkan kepada Kemenkumham untuk dilakukan pengesahan, ditolak oleh Kemenkumham dengan alasan bahwa RUPS Ketiga yang dilaksanakan oleh PT. Metro Mini tidak memenuhi ketentuan Pasal 86 ayat 9 UUPT. Dimana dengan adanya pembatalan keputusan RUPS tentu memiliki akibat hukum terhadap peristiwa hukum tersebut. Adapun yang menjadi akibat hukum dari pembatalan keputusan RUPS oleh Kemenkumham antara lain sebagai berikut : 1. Terhadap internal perseroan. Sebagaimana disebut sebelumnya dalam kasus pelaksanaan RUPS PT. Metro Mini RUPS tersebut menghasilkan suatu keputusan yaitu mengangkat kepengurusan yang baru. Dimana dalam keputusan tersebut Nofrialdi, Amd.EK diangkat sebagai Direktur Utama PT Metro Mini. Mengenai pengaturan pengangkatan direktur utama tersebut Pasal 94 ayat 7 UUPT menyatakan “dalam hal terjadi pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Direksi, Direksi wajib memberitahukan perubahan anggota Direksi kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS tersebut.” Mengacu pada pendapat M. Yahya Harahap. S.H pada poin 1 yang menyatakan “efektivitas keberlakuan perubahan susunan dewan direksi Secara internal itu berlaku sejak tanggal keputusan RUPS diambil, kecuali jika RUPS tersebut dengan tegas menentukan kapan perubahan itu efektif berlaku”. Maka dari itu kepengurusan yang baru dimana Nofrialdi. Amd EK. sebagai Direktur Utama PT. Metro Mini mulai berlaku dan berhak menjalankan tugas sebagai direksi dalam PT. Metro Mini sejak pengambilan keputusan RUPS tersebut telah selesai. Meskipun telah terjadi penolakan pengesahan keputusan RUPS oleh Kemenkumham, bukan berarti meniadakan keputusan RUPS tersebut. Dikarenakan pengesahan keputusan RUPS oleh Kemenkumham tersebut sifatnya adalah hanya administratif. Dengan demikian pada saat keputusan RUPSLB yang mengangkat kepengurusan baru tersebut hingga dikeluarkannya putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, kepengurusan yang baru tersebut berhak untuk melakukan kepengurusan terhadap internal perseroan. Hanya saja dari pembatalan pengesahan keputusan RUPS tersebut mengakibatkan direksi tidak dapat menjalankan fungsinya untuk mewakili perseroan terhadap pihak ketiga. Hal ini disebabkan oleh tidak diakuinya kepengurusan yang diangkat dalam RUPS tersebut, dikarenakan belum terdaftar dalam daftar perseroan. 2. Terhadap pihak ketiga eksternal Pada dasarnya RUPS sebagai sebuah putusan rapat ataupun musyawarah hanya mengikat secara internal PT tersebut. Namun, dalam hal putusan tersebut kemudian disetujui oleh Kemenkumham, didaftarkan dalam daftar perusahaan, dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara maka putusan RUPS tersebut mengikat pihak ketigamasyarakat luas. Inilah yang terkenal dengan asas Publisitas. 124 Terkait dengan dalam kasus yang terjadi dalam PT. Metro Mini, RUPSLB ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2013, RUPS tersebut menghasilkan suatu keputusan yaitu mengangkat kepengurusan yang baru. Dalam keputusan tersebut Nofrialdi, Amd.EK diangkat sebagai Direktur Utama PT Metro Mini. Namun yang terjadi dalam kasus yang dialami oleh PT. Metro Mini sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hasil keputusan RUPSLB tersebut yang didaftarkan kepada Kemenkumham untuk dilakukan pengesahan, ditolak oleh Kemenkumham dengan alasan bahwa RUPS Ketiga yang dilaksanakan oleh PT. Metro Mini tidak memenuhi ketentuan Pasal 86 ayat 9 UUPT, sehingga dengan demikian maka keputusan RUPS tersebut tidak memenuhi asas publisitas dan menyebabkan keputusan RUPS Ketiga tersebut tidak mengikat kepada pihak ketigamasyarakat luas. Hal ini sebagaimana diuraikan dalam permohonan Pemohon bahwa akibat dari ditolaknya pengesahan hasil Keputusan RUPS Berkaitan dengan asas publisitas tersebut sebagaimana dijelaskan sebelumnya oleh M. Yahya Harahap pada poin 2 menyatakan secara eksternal, perubahan susunan kepengurusan itu berlaku sejak pemberitahuan diterima dan dicatat dalam daftar perseroan oleh Kemenkumham. Karena perubahan dewan direksi terhadap pihak ketiga baru berlaku sejak dicatat dalam daftar perseroan, ini artinya dewan direksi yang belum dicatatkan belum berwenang untuk mewakili perseroan untuk berurusan dengan pihak ketiga. 124 Adib Bahari, Op.Cit., hlm. 11. tersebut oleh Kemenkumham adalah tidak diakuinya kepengurusan hasil RUPSLB tanggal 23 Februari 2013 tersebut oleh instansi-instansi terkait seperti Pemerintah DKI, Kadishub DKI, dan Kepolisian Republik Indonesia dan instansi terkait lainnya. Sehingga menjadi alasan diajukan permohononan Judicial Review terhadap Pasal 86 ayat 9 tersebut. Terhadap perkara Judicial Review sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya, Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi juga telah mengeluarkan amar putusan. Dalam putusan tersebut Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi selain mengubah ketentuan Pasal 86 ayat 9 dan menyatakan pasal tersebut tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, dalam amar putusan poin 1c diatas juga memberikan keempatan kepada setiap PT yang melaksanakan RUPS dengan penetapan pengadilan yang telah melewati jangka waktu yang ditentukan Pasal 86 ayat 9 UUPT sebelum putusan Mahkamah Konstitusi ini dapat didaftarkan ke Kemenkumham paling lambat 21 dua puluh satu hari setelah putusan Mahkamah Konstitusi ini. Dengan keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, maka memberikan kesempatan PT. Metro Mini yang dalam perkara ini diwakili Nofrialdi, Amd.EK sebagai Direktur Utama PT Metro Mini untuk kembali di daftarkan kepada Kemenkumham, untuk selanjutnya didaftarkan dalam daftar perseroan. Dalam hal ini telah terpenuhilah asas publisitas yang dianut dalam UUPT, sehingga setelah didaftarkannya keputusan RUPSLB yang mengangkat kepengurusan baru dimana Nofrialdi, Amd.EK diangkat sebagai Direktur Utama PT Metro Mini, maka sejak diterima oleh Kemenkumham pemberitahuan keputusan RUPS tersebut, Keputusan RUPS tersebut mengikat kepada pihak ketiga. Dengan demikian direksi tersebut berwenang secara penuh untuk menjalankan fungsinya, baik dalam fungsi untuk mengurus perseroan maupun mewakili perseroan di dalam pengadilan maupun di luar pengadilan. 94 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan