Dasar Hukum Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti

BAB III PERTIMBANGAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II B TANJUNG

BALAI DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT, CUTI MENJELANG BEBAS DAN CUTI BERSYARAT

A. Dasar Hukum Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti

Bersyarat Dasar hukum pemberian Pembebasan Bersyarat di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai antara lain : 1. Pembebasan Bersyarat secara umum diatur dalam Pasal 15 ayat 1 KUHP menyebutkan bahwa, “orang yang dihukum penjara boleh dilepaskan dengan perjanjian, bila telah lalu dua pertiga bagian dari hukumannya yang sebenarnya dan juga paling sedikit sembilan bulan dari pada itu”. Dan Pasal 16 ayat 1 KUHP menyebutkan bahwa, Keputusan pelepasan dengan perjanjian itu diambil oleh Menteri Kehakiman atas usul atau setelah mendapat kabar dari pengurus rumah penjara di tempat adanya si terhukum itu dan setelah mendapat kabar dari Jaksa. Keputusan itu tidak akan diambil sebelum Dewan Pusat urusan memperbaiki keadilan orang yang dilepas dari penjara, didengar, yang dipekerjakannya diatur oleh Menteri Kehakiman.. 2. Berdasarkan Pasal 14 ayat 1 huruf k Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan yang menyatakan bahwa, “ Narapidana berhak mendapatkan Pembebasan Bersyarat”. 3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1999 jo Pasal 43 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, adalah menyangkut Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 masalah syarat-syarat administratif dan syarat substantif dalam Pemberian Pembebasan Bersyarat. 4. Berdasarkan Pasal 4, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12 dan Pasal 17 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.01.PK.04-10 Tahun 2007 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat. Dasar hukum pemberian Cuti Menjelang Bebas di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai antara lain : 1. Pasal 14 ayat 1 huruf l yang menyatakan bahwa, “ Narapidana berhak mendapatkan Cuti Menjelang Bebas” Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. 2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1999 jo Pasal 42A Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, adalah menyangkut masalah syarat-syarat administratif dan syarat substantif dalam Pemberian Cuti Menjelang Bebas. 3. Berdasarkan Pasal 6, Pasal 7, Pasal 11 dan Pasal 17 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.01.PK.04-10 Tahun 2007 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat. Sementara dasar hukum pemberian Cuti Bersyarat di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai antara lain : Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1999 jo Pasal 42A Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, adalah menyangkut masalah syarat-syarat administratif dan syarat substantif dalam Pemberian Cuti Menjelang Bebas. 2. Berdasarkan Pasal 6, Pasal 7, Pasal 11 dan Pasal 17 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.01.PK.04-10 Tahun 2007 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat. Pada prinsipnya untuk dasar hukum pemberian Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat yang mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.01.PK.04-10 Tahun 2007 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat adalah ditujukan pada Warga Binaan Pemasyarakatan untuk memperoleh hak-haknya dalam mendapatkan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat dengan ketentuan harus memenuhi syarat-syarat administratif dan syarat-syarat substantif yang telah ditentukan. Dan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat tersebut tidak akan diberikan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan yang terancam jiwanya, Warga Binaan Pemasyarakatan yang diduga akan melakukan tindak pidana lagi dan Warga Binaan Pemasyarakatan yang menjalani pidana penjara seumur hidup. Sedangkan Wewenang pemberian Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009 Cuti Bersyarat berada ditangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau pejabat yang ditunjuk untuk hal tersebut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Repulik Indonesia dan Kepala Lembaga Pemasyarakatan setempat.

B. Syarat Pemberian Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pembebasan Bersyarat Dan Cuti Mengunjungi Keluarga Terhadap Perilaku Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

0 68 125

Analisis Pengaruh Kebijakan Pembebasan Bersyarat Dan Cuti Menjelang Bebas Terhadap Over Kapasitas Penghuni Pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

2 36 125

Pembinaan Narapidana di Lembaga :Pemasyarakatan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan,(Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta Medan)

0 32 344

Pelaksanaan Cuti Menjelang Bebas (CMB) Bagi Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan

3 35 128

Pelaksanaan Pembinaan Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai)

1 41 122

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 4 12

PENUTUP PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLATEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 4 6

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Peran Balai Pemasyarakatan Dalam Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (Studi Di Balai Pemasyarakatan Klas Ii Pekalongan).

0 1 12

PELAKSANAAN PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS DI DALAM SISTEM PEMASYARAKATAN SEBAGAI UPAYA INTEGRASI SOSIAL NARAPIDANA (Studi Pada Balai Pemasyarakatan Klas 1 padang).

0 0 9

PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DALAM RANGKA PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A PADANG.

0 0 9