Pada tahun 1930, bekas Rumah Sakit dan bangun penjara secara resmi difungsikan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai rumah tawanan dengan nama gevangenis
wixen, kemudian beberapa kali mengalami perubahan nama, sebagai berikut
72
: 1.
Tahun 1930 sampai dengan tahun 1945 dengan nama Gevangenis Wixen. 2.
Tahun 1945 sampai dengan tahun 1947 dengan nama Rumah Pendidikan Jiwa. 3.
Tahun 1947 sampai dengan tahun 1964 dengan nama Rumah Penjara. 4.
Tahun 1964 sampai dengan tahun 1984 dengan nama Rumah Tahanan Negara. 5.
Tahun 1984 sampai dengan tahun 2003 dengan nama Rumah Tahanan Negara. 6.
Tahun 2003 sampai dengan sekarang dengan nama Lembaga Pemasyarakatan.
B. Keadaan Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai
Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai merupakan Lembaga Pemasyarakatan tipe Klas II B yang terdiri dari 7 tujuh blok hunia yang meliputi 6 enam blok pria dan
1 satu blok wanita dengan luas keseluruhan 6.333 M
2
enam ribu tiga ratus tiga puluh tiga meter persegi. Daya tampung Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai
terdiri dari 198 seratus sembilan puluh delapan orang. Namun pada awal Februari 2008 jumlah keseluruhan Narapidana dan Tahanan yang ditampung di Lembaga
Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai sebanyak 614 tujuh ratus empat puluh delapan orang penghuni, dengan perincian sebagai berikut
73
: 1.
Narapidana pria dewasa sebanyak 297 orang.
72
Ibid.
73
Wawancara dengan Asih Widodo pada tanggal 12 Januari 2009, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai.
Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009
2. Narapidana wanita dewasa sebanyak 8 orang.
3. Narapidana anak sebanyak 17 orang.
4. Tahanan pria dewasa sebanyak 254 orang.
5. Tahanan wanita dewasa sebanyak 14 orang.
6. Tahanan anak sebanyak 24 orang.
Pada awal Tahun 2008 jumlah Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai sebanyak 614 enam ratus empat belas orang dengan persentase jenis
tindak pidana, sebagai berikut :
Tabel 1: Persentase Jenis Tindak Pidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai Tahun 2008
No. Jenis Tindak
Pidana Jumlah
Persentase
1. Narkotika
158 25,73
2. Pencurian 137
22,31 3. Penganiayaan
65 10,58
4. Psikotropika 55
8,95 5. Kesusilaan
31 5,04
6 Perampokan 24
3,90 7. Pembunuhan
23 3,74
8. Pembakaran 17
2,76 9. Ketertiban
15 2,44
10 Penggelapan 15
2,44 11. Perjudian
14 2,28
12. Penipuan 12
1,95 13. Penculikan
7 1,14
14. Penadahan 4
0,65 15. Pemerasan
9 1,46
16. Lain-lain 28
4,56 Jumlah
614 100
Sumber Data : Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai Tahun 2008
Berdasarkan tabel : 1 tersebut, maka dalam jenis tindak pidana yang tertinggi adalah Tindak Pidana Narkotika yang kemudian dilanjutkan dengan jenis Tindak Pidana
Pencurian. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi yang berada di bawah garis kemiskinan, sehingga mereka bertindak nekat dalam memenuhi kebutuhanya. Di kota
Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009
Tanjung Balai, tingkat pendidikan masyarakatnya dapat dikatakan masih minim atau rendah, sehingga dengan minimnya pendidikan tersebut maka upaya untuk
pengembangan diri menjadi terbatas yang mengakibatkan banyak masyarakat Tanjung Balai yang tidak memiliki pekerjaan. Hal tersebut akan membawa akibat semakin
tingginya tingkat pengangguran, sehingga banyak masyarakat yang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan berbagai macam cara dan menyebabkan
banyaknya terjadi kasus pencurian. Sementara untuk tindak pidana dalam kategori lain- lain adalah tindak pidana Kepabeanan, Tindak Pidana Senjata Tajam, Tindak Pidana
Korupsi, Tindak Pidana Terorisme, Tindak Pidana Kehutanan, Tindak Pidana Traficcking, Tindak Pidana Perlindungan Anak dan Tindak Pidana Kekerasan Dalam
Rumah Tangga. Begitu banyaknya Narapidana dan Tahanan sebagai penghuni Lembaga
Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai tersebut yang tidak sebanding dengan daya tampung sebanyak 198 orang, maka berdasarkan hasil wawancara dengan Sugianto hal
tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain
74
: 1.
Faktor ekonomi yang diikuti dengan minimnya lapangan pekerjaan yang ada atau yang tersedia. Faktor ekonomi ini yang dapat menimbulkan kesenjangan atau
kecemburuan sosial yang ada di masyarakat seperti ada yang kaya dan ada yang miskin, yang miskin tergiur atau tergoda dengan apa yang dimiliki oleh si kaya,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya tindak pidana terhadap si kaya. Selain itu
74
Wawancara dengan Sugianto pada tanggal 08 Januari 2009, Kepala Seksi Bimbingan NarapidanaAnak Didik Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai.
Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009
ditambah lagi dengan terjadinya krisis global yang terjadi diseluruh dunia yang juga membawa pengaruh kepada industri-industri di seluruh dunia dan termasuk di
Indonesia tanpa terkecuali. 2.
Faktor pendidikan yang minim pendidikan formal maupun non-formal dari pelaku tindak kejahatan sehingga tidak mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri
si pelaku. 3.
Faktor lingkungan. Faktor lingkungan disini dapat dilihat dari beberapa katagori, antara lain
75
: a.
Lingkungan keluarga. Dalam hal ini lingkungan keluarga juga paling banyak berperan di dalam pembentukan karakter seseorang bisa baik dan bisa juga
buruk. Karena keluarga adalah lingkungan yang pertama sekali dikenal seseorang sejak orang tersebut dilahirkan. Baik atau buruk seseoang tergantung
pada orang-tua ibu dan ayah membentuk karakter dari seseorang atau anaknya kejalan yang baik dan diinginkan setiap orang. Jika seorang ayah atau ibu
memperlakukan seorang anak dengan perlakuan yang buruk atau kasar, maka perlakuan dari ibu atau ayah tersebut pasti akan terbawa diusia dewasa dan
tuanya. Hal inilah sebagai salah satu faktor pemicu terjadinya tindak kejahatan atau tindak pidana.
b. Lingkungan Tempat Tinggal Pelaku Kejahatan
Faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya kejahatan atau tindak pidana maksudnya bahwa lingkungan tempat tinggal tersebut dapat membawa pengaruh
75
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar Surabaya : Bina Ilmu, 1988, hal. 8-9.
Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009
besar terhadap tingkah-laku seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam hal tersebut bisa juga dikatakan bahwa, lingkungan tempat tinggal yang dominan
orang-orangnya berprilaku jahat, maka perbuatan tersebut sedikit-banyak akan mempengaruhi seseorang. Namun jika kesemua hal yang buruk dari lingkungan
tersebut dapat dibentengi dengan pendidikan agama dan pendidikan di lingkungan keluarga yang baik dan disiplin.
c. Lingkungan Sekolah atau Pekerjaan Pelaku Tindak Pidana atau Kejahatan
Faktor lingkungan di sekolah atau di tempat pekerjaan sangat berperan membentuk karakter seseorang menjadi buruk atau baik tergantung di sekolah
atau di tempat pekerjaan menerapkan disiplin untuk membentuk karakter yang baik. Disamping itu, sekolah atau tempat kerja merupakan rumah kedua dalam
melakukan aktifitas yang terbilang lama dilakukan di luaran setelah di rumah atau di lingkungan keluarga.
4. Faktor residivis atau pengulangan tindak pidana, walaupun pernah menjadi
NarapidanaTahanan di Lembaga Pemasyarakatan, hal ini disebabkan pola pembinaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan tersebut tidak membawa kesan
yang positif atau efek jera bagi pelaku tindak pidana tersebut. Sebenarnya, kesemua faktor tersebut dapat dicegah jikalau adanya pengawasan dan
pembinaan yang dilakukan secara baik dan benar oleh para pihak yang terlibat langsung dengan para pelaku tindak pidana tersebut, sehingga semua jenis tindak pidana yang ada
dapat dihindari atau tidak akan terpikirkan untuk dilakukan. Sebagai contoh, untuk
Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009
lingkungan keluarga dan sekolah maka pihak orang-tua dan guru diharapkan agar lebih pro-aktif terhadap semua aktifitas yang dilakukan oleh anak-anaknya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Asih Widodo, batas wilayah penerimaan Narapidana maupun Tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai
meliputi 2 dua wilayah administratif, antara lain
76
: 1.
Kota Tanjung Balai. 2.
Kabupaten Asahan. Khusus untuk Kabupaten Asahan meliputi Kecamatan Sei Kepayang, Kecamatan
Tanjung Balai, Kecamatan Air Joman, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Bandar Pulau dan Kecamatan Pulau Rakyat.
Sebagai bahan perbandingan, Petugas yang terdapat di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai pada Tahun 2007 tersebut sebanyak 42 empat puluh dua
orang, dengan posisi jabatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel di berikut ini :
Tabel 2 : Jumlah PegawaiPetugas di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai Tahun 2007
No. Jabatan Jumlah
1. Kepala Lembaga Pemasyarakatan
1 Orang 2.
Kepala Seksi 4 Orang
3. Kepala Sub Bagian
7 Orang 4. Dokter
1 Orang
5. Bendahara 1
Orang 6. StafPetugas
11 Orang
7. Petugas Keamanan
22 Orang Jumlah
42 Orang
Sumber Data : Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai Tahun 2007.
76
Wawancara dengan Asih Widodo pada tanggal 12 Januari 2009, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai.
Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009
Sementara setelah tahun 2008, maka jumlah petugaspegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai mengalami penambahan sebanyak 5 lima
orang petugas menjadi 47 empat puluh tujuh orang petugas, dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 3 : Jumlah PegawaiPetugas di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai Tahun 2008
No. Jabatan Jumlah
1. Kepala Lembaga Pemasyarakatan
1 Orang 2.
Kepala Seksi 4 Orang
3. Kepala Sub Bagian
7 Orang 4. Dokter
1 Orang
5. Bendahara 1
Orang 6. StafPetugas
11 Orang
7. Petugas Keamanan
27 Orang Jumlah
47 Orang
Sumber Data : Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai Tahun 2008
Setelah mengalami penambahan petugaspegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai sebanyak 5 lima orang di bagian petugas keamanan dari 42 empat
puluh dua orang menjadi 47 empat puluh tujuh orang, juga tidak membawa perubahan yang sangat berarti dalam hal pembinaan NarapidanaTahanan di Lembaga
Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai. Hal tersebut dikarenakan memang jumlah NarapidanaTahanan yang melebihi kapasitas dari Lembaga Pemasyarakatan Klas II B
Tanjung Balai tersebut yang seharusnya hanya dihuni oleh 198 seratus sembilan puluh delapan orang penghuni. Dengan demikian, maka perbandingan antara jumlah
petugaspegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai dengan NarapidanaTahanan adalah 1 satu banding 13 tiga belas.
Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009
Setelah melihat jumlah petugaspegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai pada Tahun 2007 dan Tahun 2008, maka ada baiknya juga untuk melihat
struktur organisasi dan tata kerja Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai pada bagan sebagai berikut ini :
Sumber Data : Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai Tahun 2008
Bagan 1 Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan KLAS II B Tanjung Balai
Kepala Urusan Umum
Kepala Urusan KepegawaiKeuangan
Kasi Adm KAMTIB
Kasi BINADIK
dan GIATJA Kepala Sub Bagian
Tata Usaha
Kepala Keamanan LP
Petugas Pengamanan
Kepala LAPAS Klas II B Tanjung Balai
STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II B TANJUNG BALAI
Kasubsi Registrasi
Kasubsi Keamanan
Kasubsi Bimkemas
Perawatan Kasubsi Pelaporan
Tata Tertib Kasubsi
Bimker
Sri Asmaniah : Pelaksanaan Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas Dan Cuti Bersyarat Di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Balai Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, 2009
C. Pengertian Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat