Pengertian Prestasi Belajar Prestasi Belajar

taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Dalam belajar, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : a. Faktor internal Faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu: aspek fisiologis yang bersifat jasmaniah, dan aspek psikologis yang bersifat rohaniah. 22 1 Aspek Fisiologi Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi pelajaran yang di pelajari tidak akan bisa maksimal diserap. 2 Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dapat dirangkum sebagai berikut: 23 a. Intelegensi siswa IntelegensiI ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir,yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang 22 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet; IV, 1999, h. 145 23 Muhibin Syah, op. cit, h. 146 tertentu. 24 Menurut Desmita, Inetegensi adalah salahsatu kemampuan mental, pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari proses proses kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. 25 Dengan demikian Intelegensi siswa pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan atau itelegensi IQ siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Ini bermakna, semakin tinggi itelegensi siswa maka tingkat keberhasilanya semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi seseorang maka semakin kecil peluang kesuksesannya. b. Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon response tendency dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap attitude siswa positif dapat menjadi pertanda awal yang baik dalam kelangsungan proses belajar dan mengajar tetapi sebaliknya sikap siswa yang negatif dapat menjadi penghambat dalam kegiatan belajar. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajarannya yang menjadi bidangnya. c. Bakat siswa Secara umum, bakat aptitude adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti 24 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Op.Cit,h.52 25 Desmita,PsikologiPerkembanganPesertaDidik,Bandung,PT.RosdaKarya, Cet. III, 2011.h.53 memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. d. Minat siswa Secara sederhana, minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginanyang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor iternal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. e. Motivasi siswa Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembanganya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. b. Faktor Eksternal Faktor ini berasal dari luar diri siswa. Secara garis besar faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 26 1 Lingkungan Sosial Lingkungan sosial siswa dimulai dari dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan seluruh perangkatanya serta lingkungan sosial masyarakat memiliki pengaruh bagi yang sangat signifikan dalam semangat belajar siswa. Terlebih lagi lingkungan keluarga 26 Muhibin Syah, op. cit, h. 152. memiliki pengaruh yang cukup penting dalam mempengaruhi semangat belajar. Perhatian, kasih sayang dan dorongan kedua orang tua adalah sugesti yang paling utama yang dapat dijadikan siswa sebagai motivasi semangat belajar, disamping lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang juga cukup berpengaruh. 2 Lingkungan Non Sosial Faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. c. Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Disamping faktor internal dan eksternal, pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa. Diantara pendekatan belajar yang harus diperhatikan adalah pengorganisasian siswa, diantaranya adalah: 27 1 Pembelajaran secara individual, yaitu kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. 2 Pembelajaran secara kelompok, yaitu pembelajaran dengan cara membentuk kelompok kecil. 3 Pembelajaran secara klasikal, yaitu pembelajaran yang merupakan kemampuan guru yang utama, karen pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efisien. 27 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. III, 2006, h. 159