Upaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-qur’an dengan menggunakan metode iqro pada pelajaran PAI di kelas III SDN Kramat 07 Jakarta

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd. I)

Oleh

SRI RATMIYATI 1812011000001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

v

DAN MENULIS AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO PADA PELAJARAN PAI DI KELAS III SDN KRAMAT 07 JAKARTA”. Skripsi Penelitian Tindakan Kelas : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015.

Penelitian ini mendeskripsikan tentang penggunaan metode Iqro dalam upaya meningkatkan mutu membaca dan menulis Al-Qur‟an dengan menggunakan metode iqro di kelas III SDN Kramat 07 Jakarta.

SDN Kramat 07 Jakarta, bertujuan meningkatkan potensi keberagaman anak pada bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan memberikan pendidikan membaca dan menulis Al-Qur‟an dengan benar serta membentuk manusia yang beriman, bertaqwa dan mengenal ajaran-ajaran Islam tentang ibadah dan mengenal, memahami, menghayati, mampu dan mau mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk meningkatkan membaca dan menulis Al-Qur‟an pada materi PAI di kelas III SDN 07 Kramat Jakarta dengan menggunakan metode Iqro.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiku mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa-siswi kelas III SDN 07 Kramat Jakarta. Adapun prosedur pengumpulan data dengan teknik, observasi dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE IQRO PADA PELAJARAN PAI DI KELAS III SDN KRAMAT 07 JAKARTA berhasil meningkatkan hasil belajar membaca dan menulis Al-Qur‟an kelas III SDN 07 Kramat Jakarta. Siswa kelas III SDN Kramat merasa senang belajar Al-Qur‟an dengan menggunakan metode Iqro.


(7)

vi

anak-anakku tercinta yang selalu memberikan motivasi dan memberi

semangat selama proses penulisan skripsi ini.

Rekan-rekan guru SDN Kramat 07 Jakarta yang telah memberi

kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di SDN Kramat 07

Jakarta

Semua teman-teman kelas B DMS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan

2012 yang telah bersama-sama melaksanakan perkuliahan Sabtu

Minggu di

kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakata .


(8)

vii

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

dan Istiqomah dalam menghadapi cobaan

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya.

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang


(9)

viii

kitab suci Al-Qur‟an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi seluruh alam semesta. Kasih sayang-Nya maha luas, tidak terbatas ruang dan waktu. Syukurku kepada Illahi Robbi yang telah memberikan kita juga berbagai macam nikmat, baik itu nikmat Iman, Islam serta nikmat sehat walafiat. Sholawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dengan taufik dan rahmat Allahlah, penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

DAN MENULIS AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO PADA PELAJARAN PAI DI KELAS III SDN KRAMAT 07 JAKARTA”, yang mudah-mudahan bermanfaat untuk saat ini dan yang akan datang. Dengan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih, kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Rektor Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Abdul Majid Khon, M. Ag. Selaku Kajur Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. Munzier Suparta, MA. selaku pembimbing yang tulus dan ikhlas memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan atas penyelesaian skripsi ini. 5. Dindin Ridwanudin, MA selaku pengelola Dual Mode System yang telah

susah payah dalam penuh kesabaran, keikhlasan dan penuh tanggung jawab dalam membantu proses perkuliahan program Dual Mode System di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Segenap Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. yang telah bersedia membantu pengurusan surat-menyurat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

ix

penulis.

8. Kepada anak-anakku tercinta yang turut serta mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis selama belajar sampai terselesaikannya skripsi ini. 9. Dan kepada teman-teman DMS kelas B, angkatan 2012 yang telah

bersama-sama melewati suka duka masa kuliah sabtu minggu program Dual Moude System. Penulis ucapkan terima kasih karena telah memberikan support dan motivasi kepada penulis.

Semoga Allah SWT memberikan anugerah dan rahmat-Nya kepada kita

semua, Aamiin ya robbal „aalamiin. Kemudian besar harapan penulis semoga

isi yang terkandung dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi almamater Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta maupun para pembaca yang berminat untuk mempelajarinya. Tidak lupa kritik dan saran yang lebih dan sifatnya membangun bagi penulis sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb


(11)

x

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ………..…..……… ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH...……….…………...……. iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ……….…..……….……. iv

ABSTRAK ……….………....……....………… v

LEMBAR PERSEMBAHAN ………...……….………vi

MOTTO ………..………. vii

KATA PENGANTAR ………...…...………....………….. viii DAFTAR ISI ………..…..………… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….….……….… 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ……….…..……. 6

C. Batasan Fokus Penelitian ……….………… 7

D. Perumusan Masalah ……….……….... 7

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ……….………... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Hakikat Hasil Belajar ……..……….…..……….. 9

1. Pengertian Hasil Belajar ………..………… 9

2. Tipe Hasil Belajar ………...……….. 12

3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ……….…. 15

4. Pengertian Membaca ……….………..……….………. 23

5. Pengertian Menulis………...……….……… 27

6. Metode Iqro ……….….……. 28

7. Tujuan Pengajaran Baca Tulis Al-Qur‟an ..……….….…….……… 32

8. Problematika Program Baca Tulis Al-Qur‟an…………..…………..….. 33

9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Al-Qur‟an….. 34


(12)

xi

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………..………41

B. Metode Penelitian dan Siklus Penelitian ……….……… 41

C. Subjek dan Objek Penelitian ……….……….. 45

D. Peran dan Posisi Peneliti……….………. 46

E. Tahapan Intervensi Tindakan ……….………. 46

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ………...……….………… 48

G. Data dan Sumber Data ……….….…..……….……… 48

H. Instrumen Pengumpulan Data ……….…….………..……….… 49

I. Teknik Pengumpulan Data ………..………..………….…. 49

J. Analisis dan Interpretasi Data... ……….……….… 51

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ……….……...………... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ……….……….………….….. 53

B. Interprestasi Hasil Penelitian ……….. 55 C. Pembahasan ……….…….….…….. 68 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan ………...……….……….…… 70

B. Implikasi ………..……….….……….…………. 70

C. Saran ……….……….………..………… 71

DAFTAR PUSTAKA ………...…..…….. 73


(13)

1

Pelajaran Al-Qur‟an adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di dalam satuan pendidikan di Indonesia pada jenjang TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/Aliyah. Kompetensi lulusan untuk pelajaran Al-Qur‟an menekankan pada kemampuan melafalkan, membaca, menulis, menghafal, mengartikan dan memeahami yang selaras dengan jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.1

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam. Allah SWT berfirman :





































































Artinya : “Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lurus dan memberikan kabar gembira kepda orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka pahala yang besar”.2 Qs. Al-Israa: 9

Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur‟an dianjurkan untuk dibaca, direnungkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap sikap, tindakan, ucapan dan perbuatan seorang muslim harus sesuai dengan ajaran al-qur‟an.

1 Achmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an & Hadits, (Jakarta: Depag, 2009), Cet.1, h.18 2 Depag R I, Al-Qur an danTerjemahannya , (Semarang : CV. Toha Semarang, 1988), h. 45


(14)

Upaya untuk memperkenalkan Al-Qur‟an kepada anak sejak dini menjadi sangat penting. Pembelajaran Al-Qur‟an untuk menumbuhkembangkan pengetahuan peserta didik terhadap Al-Qur‟an.

Kandungan Al-Qur‟an lebih segar dan lebih lezat dibanding air dingin dan manis bagi orang yang sangat kehausan. Lebih lembut dari angin yang bertiup sepoi-sepoi di taman. Ia merupakan cahaya yang bersinar di jalan kehidupan orang-orang mukmin agar mereka sampai pada hamparan ketenangan.3

Setiap muslim harus bisa membaca al-qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid. Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, adalah iqra..yang terdapat pada ayat pertama surat al-„alaq yang artinya

“bacalah”.Ayat tersebut menunjukkan bahwa membaca sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Dengan membaca manusi terbebas dari buta huruf dan kebodohan yang memang tidak pantas dimiliki oleh seorang muslim.

Pelajaran Al-Qur‟an di sekolah dasar adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-qur‟an dengan benar. Serta hafalan surat-surat pendek dalam al-qur‟an.4

Al-Qur‟an adalah sebuah kitab yang harus dibaca, bahkan dianjurkan untuk dijadikan sebagai bacaan harian. Membacanya dinilai Allah SWT sebagai ibadah. Pahala yang diberikan oleh Allah bukan dihitung perkata atau perayat,

namun perhuruf, Rasulullah menjelaskan kepada kita, “Saya tidak mengatakan Alif Lam satu huruf, namun Alif satu huruf, lam satu huruf, dan Mim satu huruf.”5

Untuk belajar membaca diperlukan seorang pembimbing, demikian juga untuk belajar membaca Al-Qur‟an dibutuhkan pengajar yang benar-benar

3Said Abdul Adim, Nikmatnya Membaca Al Qur’an, (Solo: Aqwam Media Profetika, 2013), h. x 4Lutfi, op. cit., h.20

5Abdul Aziz Abdur Ra‟uf, Pedoman Daurah Al Qur’an

, (Jakarta: Lembaga Pengembangan Potensi Keilmuan Islam Markaz Al Qur‟an, 2007), Cet. 11s, h. v


(15)

mampu mengajarkan Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah tajwid. Tanpa pengajar seseorang akan mengalami kesulitan dalam belajar membaca Al-Qur‟an. Nabi sendiri ketika menerima wahyu di gua Hira dipandu dan dituntun oleh malaikat Jibril agar mampu membaca, menerima dan memahami wahyu yang diturunkan kepadanya. Begitu pentingnya seorang guru sebagai pengajar Al-Qur‟an, sehingga Rasulullah memberikan pujian yang terbaik kepada orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur‟an. Sebagaimana dijelaskan dalam haditsnya :

ﻂە ل وﻂ آرقاﻂ مَ ﻂ مﻂﻂُﻂْ

Artinya : Orang yang paling baik diantara kamu adalah yang mempelajari (kandungan) al-Qur’an dan mengajarkannya.. (H.R. Bukhori).

Di dalam hadits yang lain Rasulullah memberi motivasi kepada umatnya agar rajin membaca Al-Qur‟an, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh imam Tarmizi:

ﻂثماﻂْ بﻂۃن حاوﻂۃن حﻂٖہبﻂہلفﻂہﻂ ﻂاتكﻂ مﻂافرحﻂَآرقﻂ م

ا

ﻂ اوﻂ رحﻂفاﻂ وﻂ رحﻂماﻂ وقااﻂاه

ﻂ رحﻂْموﻂ رح

Artinya : .Barang siapa yang membaca satu huruf saja dari Kitabullah (al-Qur’an), maka baginya satu kebajikan dan satu kebajikan itu sebanding dengan sepuluh kebajikan. Aku tidak mengatakan Alif-Lam-Mim itu satu huruf, tapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.. (H.R. Tirmidzi).

Guru PAI di Sekolah Ddasar adalah pembimbing sekaligus fasilitator dalam membantu dan mengarahkan dalam proses KBM terutama dalam materi membaca dan menulis Al-Qur‟an. Dengan buku panduan iqro, para peserta didik belajar mengenal huruf hijaiyah sebagai dasar belajar membaca Al-Qur‟an.

Menurut Ilyasin dan Nurhayati, peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) itu sendiri. Menyadari prose peningkatan kualitas SDM, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan


(16)

kurikulum dalam system evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya.6

Dalam proses KBM untuk merangsang minat belajar sekaligus mempermudah belajar membaca Al-Qur‟an khususnya bagi anak-anak, diperlukan metode yang tepat, efektif dan efisien. Penggunaan metode yang tepat dan efektif dalam proses belajar mengajar di lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang optimal, di samping guru yang professional dan adanya sarana dan prasarana yang menunjang proses KBM tersebut.

Seiring dengan adanya kemajuan di bidang pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan akan tercapainya tujuan KBM yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan, berbagai upaya yang dilakukan oleh individu maupun lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan, sehingga bermunculan metode-metode baru yang digunakan di lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Munculnya metode-metode tersebut didasari oleh perbedaan latar belakang dan tuntutan masyarakat yang mengharapkan anak-anak mereka mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Meskipun dalam pembelajaran, metode bukan segala-galanya, akan tetapi metode mempunyai peranan penting dalam pencapaian keberhasilan siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung kepada dua faktor utama, yakni faktor yang datang dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, sebagaimana dijelaskan oleh Nana Sudjana sebagai berikut :

6

Muhammad Ilyasin dan Nanik Nurhayati, Manajemen Pendidikan Islam, ( Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2012), Cet. 1, h. 279


(17)

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar bergantung kepada dua faktor, yakni faktor yang datang dari dalam diri siswa, dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa erat kaitannya dengan psikologi, mencakup minat dan motivasi. Sedangkan faktor yang datang dari luar meliputi lingkungan dan sarana prasarana, kurikulum, guru, teknik (metode) mengajar serta fasilitas pendukung lainnya.7

Proses pembelajaran membaca dan menulis Al-Qur‟an di SDN Kramat 07 Jakarta telah berjalan bertahun-tahun lamanya, namun kemampuan belajar siswa masih kurang memuaskan. Banyak ditemukan siswa yang belum lancar membaca al-Qur‟an sesuai dengan tajwid yang benar. dan kemampuan menulis Al-Qur‟an pun masih belum maksimal.

Kompetensi Dasar mata pelajaran PAI kelas III di SDN Kramat 07 mencakup materi membaca dan menulis al-qur‟an. Pelajaran PAI di kelas III dilaksanakan dua kali seminggu dengan alokasi waktu 2x35 menit. akan tetapi aktivitas siswa atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih rendah sehingga pembelajaran terasa kurang bermakna. Hal ini mungkin disebabkan karena pembelajaran belum didukung oleh intensitas waktu yang menunjang,

sedangkan membaca Iqro membutuhkan waktu yang lama dan

berkesinambungan. Adapun faktor lain yang memicu kurang maksimalnya pembelajaran adalah karena pemilihan metode pengajaran yang belum baik.

Melihat kondisi tersebut, penulis yang sekaligus adalah salah satu pengajar PAI di kelas III SDN Kramat 07 Jakarta ingin menyusun penelitian tindakan kelas (PTK) untuk memperbaiki mutu belajar kelas III dalam pembelajaran membaca dan menulis al-qur‟an. Maka dari itu penulis memilih

judul PTK tentang “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO PADA PELAJARAN PAI DI KELAS III SDN KRAMAT 07 JAKARTA.”

7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Argesindo, 1995), Cet 3, h. 39


(18)

Alasan lain penulis memilih judul tersebut adalah :

1. Penulis ingin memperbaiki kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an dengan menggunakan metode Iqro di kelas III SDN Kramat 07 Jakarta dengan membuat program pengajaran yang lebih baik.

2. Penulis melakukan penelitian di kelas III SDN Kramat 07 karena selain menjadi peneliti, penulis juga adalah guru pengajar PAI yang cukup mengetahui bahwa pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an di kelas III belum menghasilkan mutu belajar yang maksimal.

3. Penulis ingin mengetahui apakah dengan menggunakan metode Iqro yang intensif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur‟an.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Terkait dengan latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah yang berkaitan dengan pembelajaran Al-Qur‟an dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Metode pembelajaan Al-Qur‟an yang digunakan kurang menarik dan tidak sesuai dengan perkembangan psikologi peserta didik.

2. Sistem pengajaran Al-Qur‟an kurang baik dan belum mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif.

3. Masih rendahnya Prestasi peserta didik dalam membaca Al-Qur‟an serta masih banyak peserta didik belum mampu membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah tajwid yang baik dan benar.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Dalam pembahasan PTK ini penulis membatasi masalahnya sebagai berikut:

1. Proses pelaksanaan dan penggunaan metode Iqro di Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta.


(19)

2. Objek dalam penelitian ini adalah : siswa-siswi Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta yang berjumlah 30 siswa .

3. Peningkatan hasil pembelajaran dengan menggunaan metode Iqro di Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta .

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar pembatasan di atas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1.Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Iqro di Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta.?

2.Apakah metode metode Iqro dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an ?

E.Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mendeskripsikan Penggunaan metode Iqro di Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta.

b. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa membaca dan menulis Al-Qur‟an dengan menggunakan metode Iqro di Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

a. Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukkan dan kajian di lembaga dalam rangka pengembangan model pembelajaran


(20)

dan meringankan beban lembaga karena tidak memerlukan biaya yang mahal untuk pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

b. Manfaat Praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru di madrasah dalam hal memberikan keterampilan dalam usaha bimbingan/perbaikan cara-cara belajar, cara mengajar, penyesuaian materi, mengurangi hambatan yang dihadapi siswa. Dan oleh peserta didik dalam mendapatkan suatu cara atau model yang tepat untuk dapat menguasai materi membaca dan menulis al-qur‟an dengan menggunakan metode Iqro pada Siswa Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta sangat membantu siswa dalam hal menghilangkan kejenuhan siswa didalam kelas.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Hakikat Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang hasil belajar, perlu dirumuska secara jelas dari kata diatas, karena secara etimologi hasil belajar

terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar.

Menurut kamus bahasa Indonesia, hasil adalah suatu yang ada (terjadi) pandang sebagai kemampuan internal yang menjadi milik orang serta orang itu melakukan sesuatu.8

Sedangkan belajar menurut Morgan, dalm buku Introduction toPsychology mengemukakan bahwa, “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagi suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”9

Menurut Slameto, “secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagi hasil dari interaksi dngan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.”10

Belajar berarti proses usaha yang dilakukan individu guna memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

8Depag, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Islam,2005), h. 46

9 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), Cet . 26, h.84

10Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta : PT. Rineka, 1995), Cet. 2, h. 2


(22)

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Adapula yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.11

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah semua perubahan tingkah laku yang tampak setelah berakhiranya perbuatan belajar baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan, karena didorong dengan adanya suatu usaha dari rasa ingin terus maju untuk menjadikan diri menjadi lebih baik.

Mengenai hasil belajar juga dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat Al

An‟am ayat 135 sebagai berikut:







































































Artinya: “Katakanlah,”Hai kaumku! Berbuatlah menurut kehendakmu!

Sungguh, Aku pun akan melakukan (kehendakKu)Nanti kamu akan mengetahui,siapa diantara kita yang (paling baik) tempat kediamannya di akhiratNya. Sungguh orang durjana tiada akan mendapatkan kejayaan”.

Qs. Al An‟am: 135

Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar berupa kompetensi dasar yang sudah dipahami dan yang belum dipahami oleh sebagian besar siswa. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan guru agar melakukan perbaikkan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran.

11 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet . 14, h. 89


(23)

Perbaikkan dan peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan dalam bentuk program remedial dan pengayaan berdasarkan hasil evaluasi hasil penilaian. Apabila dalam satu satuan waktu tertentu sebagian besar siswa belum mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar, maka guru melaksanakan program remedial, sedang bagi siswa yang telah menguasai diberi program pengayaan. Jadi prinsip dasar kegiatan mengelola hasil penilaian adalah pemanfaatan hasil penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.

Laporan hasil belajar siswa mencakup aspek kognitif, aspek psikomotor, dan aspek afektif. Informasi aspek afektif dan psikomotor diperoleh dari sistem tagihan yang digunakan untuk mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Tidak semua mata pelajaran memiliki aspek psikomotor, hanya mata pelajaran tertentu saja yang dinilai aspek psikomotornya, yaitu yang melakukan kegiatan praktek di laboratorium atau bengkel. Informasi aspek afektif diperoleh melalui kuesioner atau pengamatan yang sistematik.

Hasil belajar aspek kognitif, psikomotor, dan afektif tidak dijumlahkan, karena dimensi yang diukur berbeda. Masing-masing dilaporkan sendirisendiri dan memiliki makna yang penting. Ada orang yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi, kemampuan psikomotor cukup, dan memiliki minat belajar yang cukupan.

Namun ada orang lain yang memiliki kemampuan kognitif cukup, kemampuan psikomotor tinggi. Bila skor kemampuan kedua orang itu dijumlahkan, bisa jadi skornya sama, sehingga kemampuan kedua orang itu tampak sama walau sebenarnya karakteristik kemampaun mereka berbeda.


(24)

Apabila skor kemampuan kognitif dan psikomotor dijumlahkan maka akan berakibat ada informasi yang hilang. Yaitu karakteristik spesifik kemampuan masing-masing individu.

Oleh karena itu, laporan hasil belajar, selain muncul skor juga muncul keterangan tentang penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

Dengan demikian pada laporan itu selain ada ketentuan lulus atau tidak lulusnya seseorang siswa juga ada keterangan materi apa saja yang sudah dikuasai dan materi apa saja yang belum dikuasai siswa. Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan kurikulum yang disempurnakan, dan yang saat ini digunakan adalah :

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan ddalam tujuan pengajaran atau intruksional khusus (TIK) telah dicapai siswa baik secara individu mamupun secara kelompok.12

2. Tipe hasil belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah antara lain:

a. Ranah Kognitif

Pada rana kognitif terdapat beberapa tipe hasil belajar diantaranya adalah:

1) Tipe hasil belajar pengetahuan

12 Muhammad Uzer Ustman, Upaya Optimamlisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung,:PT. Remaja Rosydakarya, 1993), h. 3.


(25)

Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagitipe hasil balajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini berlaku bagi semua bidang study.13 Pengetahuan merupakan kemampuan untuk mengingat materi pelajaran yang sudah dipelajari dari fakta-fakta.

2) Tipe hasil belajar pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman dapat dibedakan menajadi tiga kategori yaitu:

a) Pemahaman penterjemahan, yakni kemampuan menterjemahkan materi verbal dan memahami pernyataan-pernyataan non-verbal b) Pemahaman penafsiran, yakni kemampuan untuk mengungkapkan

pikiran suatu karya dan menafsirkan berbagai tipe data sosial. c) Pemahaman ekstrapolasi, yakni kemampuan untuk mengungkapkan

di balik pesan tertulis dalam suatu keterangan atau lisan.14 3) Tipe hasil belajar aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstrak pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.15

b. Ranah Afektif

Bidang afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tanpak pada siswa dalam berbagai tikah laku

13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1995), Cet. 5, h. 22

14 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta:PT. Ciputra Press, 2005), Cet. 3, h.102


(26)

sepertiatensi/perhatian terhadap pelajarn, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.

Sekalipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, namun bidang afektif harus menjadi bagian integral daari bahan tersebut, dan harus Nampak dalam proses belajar dan hasil balajar yng dicapai siswa.

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkatan yang paling sederhana sampai tingkatan yang paling kompleks.

1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik masalah situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseeorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang pada dirinya.

3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut

4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam suatu system organisasi, termasuk menentukan hubungan sutu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, danprioitas nilai yang telah dimilikinya

5) Karakteritik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.


(27)

c. Ranah Psikomotorik

Tipe hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak individuAda 6 tingkatan keterampilan yakni:

1) Gerakan releks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemampuan perceptual termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain

4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

6) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretative Tipe hasil belajar yang dikemukakan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tapi selalu berhubungan satu sama lain bahkan ada dalam kebersamaan.16

3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Adapun faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor Eksternal

1) LingkunganLingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Ketika anak didik berada di sekolah, maka dia berada dalam system sosial di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus anak didik taati. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah.

16Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung :PT. Sinar Baru Algensindo, 1995) h. 53


(28)

Lingkungan sosial budaya diluar ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah.17

2) Instrumental

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut tentu saja pada tingkatan kelembagaan. Kurikulum dapat dipakai guru dalam merencanakan program pengajaran. Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah.

a) Kurikulum

Muatan kurikulum dapat mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Jika seorang guru terpaksa menjejalkan materi bahan ajar untuk mengejar target kurikulum, akan memaksa anak didik belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Jadi kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di sekolah.

b) Program

Keberhasilan sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program bimbingan dan penyuluhan mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar anak didik di sekolah. Wali kelas atau dewan guru dapat berperan sebagai penyuluh bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar dan bagaimana cara belajar yang baik dan benar kepada anak didik.

Program pengajaran yang guru buat akan mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung.


(29)

c) Sarana dan fasilitas

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Lengkap tidaknya buku-buku di perpustakaan ikut menentukan kualitas suatu sekolah. Dengan memberikan fasilitas belajar, diharapkan kegiatan belajar anak didik lebih bergairah.

Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah. Alat peraga yang guru perlukan harus sudah tersedia di sekolah aga guru sewaktu-waktu dapat menggunakan sesuia dengan metode mengajar yang akan dipakai dalam penyampaian bahan pelajarna dikelas.

d) Guru

Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.18 Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah.

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.19

b. Faktor Internal 1) Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Anak yang kekurangan gizi ternyata

18Djamarah, op. cit., h. 180


(30)

kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran.

2) Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang, itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri.20

Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial dan dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut:

a) Intelegensi siswa

Intelegensi adalah suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat di dalam situasi yang baru.21 Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

Akan tetapi tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilanbelajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya meraih sukses.22

b) Bakat Siswa

Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yanjg dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating. Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti

20Ibid., h.190

21Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar(Jakarta: PT. Rineka Cipta ,2004) , h. 33


(31)

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masingmasing.

c) Minat siswa

Minat berarti kecenderunagan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa.

Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.23

d) Motivasi Siswa

Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Motivasi yang diberikan oleh guru sangat membantu siswa untuk lebih semangat dalam belajar, motivasi tersebut dapat diberikan oleh guru berupa pujian atau memberi reward terhadap hasil belajr siswa atau bias juga motivasi tersebut diberikan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Karena tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.24

e) Kemampuan-kemampuan kognitif

Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan . Mengingat adalah aktifitas kognitif, dimana orang menyadari

23 Ibid.. h. 136


(32)

bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh dimasa yang lampau.25

Perkembangan berfikir anak bergerak dari kegiatan berfikir konkret menuju berfikir abtrak. Perubahan berfikir ini bergerak sesuai dengan meningkatnya usia seorang anak.

f) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara posif maupun negative.

Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negative siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi haknya.26

Sedangkan menurut Sumardi Suryabrata bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar, factor ini terbagi menjadi 2golongan yaitu:

1) Faktor non sosial

Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, alat-alat yang dipakai untuk belajar dan lain-lain. Semua faktor tersebut harus kita atur sedemikian rupa sehingga dapat membantu proses pembelajaran secara maksimal.

2) Faktor sosial

25 Djamarah, op. cit., h. 202 26Syah, op. cit., h. 135


(33)

Yang dimaksud dengan faktor-faktor social disini adalah manusia, baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu seseorang belajar kerap kali dapat menggagu belajar itu sendiri. b. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya.

Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang leleah lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang tidak lelah.

a) Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadaar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas ngantuk, lekas lelah dan sebagainya.

b) Beberapa penyakit yang kronis akan mengganggu kegiatan belajar.

2) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan menggunakan pancainderanya.

Karena itu adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga, agar pancaindera anak didiknya dapat berfugsi denga baik, penyediaan alat-alat pelajaran serta perlengkapan yang memenuhi syarat, dan penempatan murid-murid secara baik dikelas.27

Menurut Wasty Soemanto faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah Faktor stimuli. Stimuli dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus

27 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2008), Cet. 5.h. 233


(34)

diterima atau dipelajari oleh anak didik. Faktor-faktor stimuli belajar antara lain:

a) Panjangnya Bahan Pelajaran

Panjangnya bahan pelajaran berhubungan dengan jumlah bahan pelajaran. Semakin panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang dibutuhkan. Kesulitan peserta didik tidak hanya semata-mata karena panjangnya waktu untuk belajar, melainkan lebih berhubungan dengan faktor kelelahan serta kejenuhan peserta didik dalam memahami bahan yang begitu banyak.

b) Kesulitan Bahan Pelajaran

Tingkat kesulitan bahan pelajaran mempengaruhi kecepatan peserta didik dalam mempelajari suatu bahan pelajaran. Makin sulit suatu bahan, maka makin lambat anak didik mempelajarinya. Sebaliknya, semakin mudah bahan pelajaran, makin cepat pula peserta didik mempelajarinya

c) Berartinya Bahan Pelajaran

Bahan yang berarti adalah bahan yang dapat dikenali, dan memungkinkan peserta didik untuk belajar. Bahan yang tanpa arti sukar dikenali dan akibatnya tak ada pengertian peserta didik terhadap bahan itu

d) Berat- Ringannya Tugas

Mengenai berat ringannya suatu tugas, hal ini erta hubungannya dengan tingkat kemampuan individu. Tugas-tugas yang terlalu ringan atau mudah adalah mengurangi tantangan belajar, sedangkan tugas yang terlalu berat atau sukar membuat individu kapok/jerat untuk belajar


(35)

Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal, antara lain: cuaca, kondisi tempat, dan sebagainya. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktifitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkunganya.28

4. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disamapaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori hasil penelitian para ahli untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa. Kemudian pengetahuan tersebut dpat diterapkan dalam berfikir, bertindak, dan dalam pengambilan keputusan.

Keterampilan membaca (maharah al-qiro’ah/reading skill) adalah keterampilan mengenali dan memahami sesuatu yang tertulis (lamabang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati.

Menurut Tarigan seperti yang dikutip oleh Asep Hermawan,

“melihat bahwa membaca adalah proses yang dilakukan dan dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.”29

Menurut M. Matsna dan Raswan, “hakikat membaca sendiri adalah mengubah symbol tulisan Arab yang berbentuk huruf konsonan dan vocal (meski huruf vocal sejatinya tidak dituliskan dalam bahas Arab) menjadi dua symbol lain yaitu symbol bunyi dan makna (abstrak).”30

Membaca membutuhkan konsentrasi, penguasaan kata-kata dan kecepatan membaca, membaca tidak dapat dilakukan dengan aktivitas lain,

28 Soemanto, op. cit., h. 85

29 Asep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 143

30 Moh. Matsna HS dan Raswan, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Ciputat: UIN Press, 2015), Cet. 1, h. 202


(36)

seperti membaca sambil menulis, mendengar, bercakap-cakap dan lain-lain. Salh\ah satu aktivitas ini akan mrngganggu membaca, mungkin saja seseorang dapat membaca sambil mendengar akan tetapi sasaran membaca tidak akan tercapai, terutama pemahaman bacaan, kualitas bacaan dan isi bacaan.31

Ada dua yang menjdi target program tilawah/membaca Al-Qur‟an: a. Kemampuan membaca dengan lancar

b. Kemampuan membaca dengan benar32

Kemampuan membaca dengan lancar adalah langkah pertama untuk mencapai bacaan yang mutqin (sempurna). Seseorang yang mampu meningkatkan kuantitas tilawah Al-Qur‟annya secara bertahap dan sering mendengarkan kaset murottal dengan bacaan yang standar, maka proses tahsinnya akan semakin cepat.

Setelah peningkatan proses tilawah, hal selanjutnya yang harus dilakukan untuk dapat membaca Al-Qur‟an dengan benar adalah talaqqi. Ia merupakan proses yang penting dan seseorang tidak mungkin mampu membaca Al-Qur‟an dengan benar kecuali melalui proses ini.

Talaqqi artinya belajar membaca Al-Qur‟an secara langsung dibimbing oleh guru Al-Qur‟an. Dalam talaqqi seseorang akan mendapat pengarahan dengan benar setiap kali salah dalam bacaan. Bacaan Al-Qur‟an bukan ijtihad, melainkan riwayat, sehingga harus melalui prose talaqqi kepada seorang guru dan tidak bisa dipelajari sendiri.

Kemudian, selanjutnya yang harus dilakukan setelah talaqqi adalah mempelajari ilmu tajwid. Ilmu ini mempelajari kaidah-kaidah membaca

Al-Qur‟an yang sesuai dengan Rasulullah.

31Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta:GP Press, 2010), Cet. 3, h. 107

32Ahmad Muzzammil MF, Panduan Tahsin Tilawah, (Ciputat: Ma‟had Al Qur‟an Nurul Hikmah, 2014), Cet. 8, h. 3


(37)

Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk membaca Al

Qur‟an dengan tartil, artinya lambat, benar dan khusyu‟.33



























Artinya: “ Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Qs.Al Muzzammil: 4)

Dalam hal ini yang harus dipelajari murid dalam tilawah Al-Qur‟an adalah:

a. Makhroj huruf

Huruf hijaiyah berjumlah 28 huruf. Cara pengucapan huruf-huruf tersebut beragam, tergantung dari mana huruf tersebut keluar. Adapun tempat keluarnya ada lima tempat, yakni:

1) Bibir : 4 huruf, yaitu

ﻂ ﻂوﻂ

ﻂﻂ 2) Tenggorokan : 6 huruf, yaitu

ځ

ۼ

ڠ

څ

ۿٲ

3) Lidah : 18 huruf, terbagi pada 4 tempat, yaitu:

a) Sisi/tepi lidah : 1 huruf, yaitu b) Pangkal lidah : 2 huruf, yaitu

c) Tengah lidah : 3 huruf, yaitu ﻂﻂﻂﻂ ﻂﻂﻂﻂﻂﻂﻂﻂ

ﻂﻂ

ﻂﻂ

ﻂﻂ

d)

Ujung lidah : 12 huruf, yaitu

ﻂ ﻂ

ﻂ ﻂ

ﻂ ﻂ ﻂ

ٺﻂ

4) Rongga mulut dan :huruf mad, 3 huruf, yaitu

ﻂوﻂا

5) Rongga hidung : bacaan dengung pada nun, tanwin dan mim b. Menggabungkan huruf menjadi kata.

c. Menggabungkan kata menjadi kalimat.

d. Menggabungkan kalimat-kalimat menjadi sebuah cerita.


(38)

e. Mengenal tanda-tanda baca (harakat): fathah (ﻂَ), kasrah (ﻂَ), dhommah (ﻂَ), sukun ( ), tasydid (ﻂَ), fathah tain (ﻂَ ), kasroh tain( ﻂَ), dhomah tain (

ﻂَ)34

Jadi, pelajaran membaca ini menuntut siswa untuk harus banyak berlatih dengan teratur dan seksama., tujuannya adalah menangkap bahasa yang tertulis dengan menggunakan akal pikiran. Oleh karena itu, dalam membaca diperlukan pengamatan, pemahaman, dan pemikiran dari si pembaca. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membaca, yaitu:

a. Teknik membaca, misalnya intonasi, pemisahan kelompok kata dan tanda-tanda baca lainnya.

b. Mengerti akan maksud kata, ungkapan, kata majemuk, peribahasa, dan lain-lain.

c. Mengerti akan struktur kalimat dan kelompok kata.35

Dalam pengajaran qira‟ah (membaca), ada beberapa faktor yang

harus saling mendukung antara satu dengan yang lainnya agar keberhasilan yang diharapkan dapat dicapai, di antaranya:

a. Tujuan b. Anak didik c. Guru d. Metode e. Materi

f. Situasi di mana proses itu berlangsung

Adapun karakteristik bacaan yang baik adalah:

34Muzzammil MF, op. cit., h. 11


(39)

a. Fasih pengucapannya dengan menyembunyikan huruf menurut makhrojnya

b. Alunan suara yang bermacam-macam sesuai dengan huruf dan kata serta kalimatnya

c. Tengah-tengah, antara cepat dan lambat dan antara suara tinggi dan suara rendah

d. Lancar bacaannya, tidak terulang-ulang menyebutkan kata dan tidak memotong kata-kata yang dapat merusak arti

e. Memperhatikan panjang pendeknya, idghom, waqof, iqlab dan sebagainya.

5. Pengertian Menulis

Keterampilan menulis (maharah al-kitabah/writing skill) adalah kemampuan dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang. pelajaran

Menurut Asep Hermawan, keterampilan menulis dalam bahasa Arab secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga kategori yang tak terpisahkan, yaitu: a) imlak (al-imla’) yaitu, kategori menulis yang menekankan rupa/postur huruf dalam membentuk kata-kata dan kalimat. b) kaligrafi (al-khath) yaitu, menulis yang tidak hanya menkankan rupa tetapi juga menyentuh aspek-aspek estetika (al-jamal). c) mengarang (al-insya’) yaitu, kategori menulis yang berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran berupa ide, pesan, perasaan, dan sebagainya ke dalam bentuk perasaan.36

Menulis merupakan ilmu alat yang penting di samping membaca. setelah seorang anak bisa membaca, tiba saatnya ia untuk belajar menulis. Sebagai seorang muslim selayaknya anak-anak kita juga bisa menulis arab di samping bisa menulis latin. Ini akan berguna ketika ia menuntut ilmu agama nantinya.


(40)

Belajar menulis tidakalah semudah membaca, karena di samping harus hafal bentuk tulisannya, ia juga harus bisa menuangkankannya ke dalam keterampilan motorik halus dengan tangan, yakni menulis.

Menurut Fajriah Na‟imtTahapan dalam menulis huruf hijaiyah ada 5: a. Sebelum menulis, bacalah basmalah dulu untuk memohon pertolongan

Allah.

b. Biasakan menulis arab dari sebelah kanan dan dari bagian belakang buku.

c. Bagi pengajar, berilah contoh masing-masing huruf

d. Setiap selesai satu hurup cobalah untuk menulis mandiri (imla‟) tanpa bantuan titik-titik untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan anak. e. Untuk menghargai hasil karya anak, berilah nilai.

f. Setelah selesai mintalah anak untuk membaca kembali tulisan tersebut.37

6. Metode Iqra

a. Pengertian Metode Iqra

Metode Iqra adalah cara cepat belajar membaca al-Qur‟an yang terdiri dari beberapa jilid atau sampai enam jilid dan dilengkapi buku metode tajwid praktis disusun secara sistematis, dimulai dari hal-hal yang sederhana, lalu meningkat tahap demi tahap, sehingga merasa ringan bagi yang mempelajarinya.

Metode Iqra mempunyai beberapa keistimewaan diantaranya :

1) Bacaan langsung tanpa dieja

2) CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), yang belajar adalah siswa bukan guru, oleh sebab itu siswa harus didorong utnuk aktif sedangkan guru hanya membimbing saja.

3) Privat, yaitu siswa dalam membaca al-Qur‟an harus berhadapan langsung dengan gurunya.

4) Modul, yaitu siswa dalam menyelesaikan materi Iqra tergantung kemampuan dan usaha sendiri.

5) Asistensi, yaitu jika terpaksa kekurangan guru, maka menunjuk siswa terpilih yang sudah memiliki kemampuan membaca


(41)

Qur‟an dengan Baik menjadi asiten penyimak terhadap siswa yang masih kurang.

6) Praktis, yaitu tujuan utama belajar dan mengajarkan Al-Qur‟an dengan mudah dan tepat.

7) Sistematis, yaitu disusun secara lengkap dan sempurna serta terencana dengan komposisi huruf yang seimbang.

8) Variatif, yaitu disusun secara berjilid-jilid terdiri dari 6 jilid dengan simbol warna warni yang harmonis

9) Komunikatif, yaitu ungkapan rambu-ranbu petunjuk akrab dengan pembaca, sehingga menyenangkan bagi yang membacanya.

10)Fleksibel, yaitu iqra bisa dipelajari oleh TK, SD, SMP, SMA, Mahasiswa, orang-orang tua (manula) dan sebagainya.38

b. Isi buku Iqra mulai dari jilid 1 sampai jilid V1

Buku Iqra jilid 1

1) Pengenalan bacaan huruf-huruf hijaiyah yang berbaris fathah sekaligus makhroj hurufnya, seperti :

(

,

,

ﻂا

)

2) Membedakan bacaan huruf-huruf tertentu, seperti :

(

,

,

)

3) Membaca huruf-huruf secara acak, seperti : (

,

ﻂﻂ

ﻂا

)39

Buku Iqra jilid 2

1) Pengenalan tanda panjang, seperti : ( , , ﻂب) 2) Pengenalan huruf sambung, seperti : (

ﻂد

,

ﻂ ب

)40

Buku Iqra jilid 3

1) Pengenalan tanda baca kasroh dan tanda baca panjang sekaligus memperkenalkan tanda sukun, seperti : ( ﻂْغ , ﻂص , ﻂش , , , ) 2) Pengenalan tanda baca dhommah dan tanda baca panjang, seperti : (

ﻂبتك , )41

38Ahmad As‟ad Humam, Iqro, (Yogyakarta: Team Tadarus AMM, 1990), h. 4 39Ibid., h. 5-35


(42)

Buku Iqra jilid 4

1) Pengenalan bacaan tanwin, seperti : (

اقاف

,

احرم

) 2) Pengenalan Nun dan Mim sukun, seperti : (

ا

)

3) Pengenalan huruf Qolqolah dan cara membacanya, seperti : (

ارق

ِ

ا

) 4) Perbedaan Hamzah sukun ( ﻂء ) dengan Ain sukun ( ), dan kaf sukun

( )dengan Qaf sukun ( )42

Buku Iqra jilid 5

1) Pengetahuan bacaan waqaf, seperti : (   ) 2) Pengenalan bacaan panjang 5-6 harakat, seperti : ( ) 3) Pengenalan bacaan tasydidi, seperti : (

هَّا

)

4) Pengenalan bacaan dengung, seperti : (







)

5) Pengenalan bacaan yang tidak dengung, seperti : (

ت عّا

) 6) Pengenalan Alif Lam Syamsyiah, seperti contoh : (  ) 7) Pengenalan Alif Lam Qomariyah, seperti : (

د حل

ا

)

8) Pengenalan bacaan lafaz Allah yang sebelumnya berharakat fathah dan dhommah, seperti contoh :

(

ە لا

وھ

لق

)43

Buku Iqra jilid 6

1) Pengenalan hukum Nun sukun atau tanwin bila bertemu dengan huruf hujaiyah.

2) Pengenalan hukum Mad

3) Pengenalan bacaan huruf-huruf Qolqolah yang bertasydid bila diwaqofkan, seperti : (  )44

41Ibid., h. 3-32 42Ibid., h. 3-32 43Ibid.,h. 3-32


(43)

Untuk mengetahui kamampuan siswa apakah telah menguasai materi pelajaran, maka pada tiap jilid diakahiri dengan EBTA. Siswa yang cepat menguasai materi, akan cepat pula menyelesaikan buku Iqranya.

c. Kelebihan dan kekurangan metode Iqra 1) Kelebihan

a) Materi yang diajarkan langsung disebut nama hukum-hukumnya, hal ini sangat cocok bagi anak yang cepat nangkap, sehingga ketika selesai jilid 6 siswa tidak hanyak pintar baca, tetapi mereka juga pintar teoari-teorinya.

b) Materi yang diajarkan sangat luas dan lengkap, serta dilengkapi dengan contoh-contoh materi yang cukup memadai, sehingga memungkinkan siswa akrab dengan materi yang diajarkan.

c) Materi yang diajarkan berurutan, mulai dari yang sangat mudah sampai kepada materi yang lebih sulit dengan disesuaikan pada fase perkembangan anak.

d) Menggunakan sistem asistensi, hal ini sangat baik untuk memotivasi siswa untuk berkempetisi menjadi yang terbaik, sehingga dipercayakan oleh guru mengajar temannya sendiri.

2) Kekurangan

a) Materi terlalu padat dan menggunakan simbol-simbol, hal ini seringkali menjadikan anak kesulitan, karena pada anak usia SD/ MI belum begitu menganggap penting suatu teori, jadi sulit melekat pada memori anak. Hal ini bisa diatasi dengan penjelasan berulang-ulang oleh guru.


(44)

b) Materi yang diajarkan kurang praktis dan cenderung memakan waktu yang lama, sehingga banyak anak-anak usia SD/ MI yang belajar dengan menggunakan metode Iqra belum bisa melanjutkan ketingkatan hafalan, karena masih dalam proses belajar membaca.Hal ini bisa diatasi dengan melewati materi-materi yang pokok pembahasannya sama.

7. Tujuan pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Tujuan pengajaran Baca Tulis Al-Qur‟an tidak jauh berbeda dengan tujuan pendidikan Al-Qur‟an. Tujuan dalam pendidikan Al-Qur‟an itu sendiri di antaranya:

a. Mengkaji dan membaca Al-Qur‟an dengan bacaan yang benar, sekaligus memahami kata-kata dan kandungan makna-maknanya, serta menyempurnakan cara membaca Al-Qur‟an yang benar.

b. Memberikan pemahaman kepada anak tentang makna ayat-ayat

Al-Qur‟an dan bagaimana cara merenungkanya dengan baik.

c. Menjelaskan kepada anak tentang berbagai hal yang terkandung di dalam Al-Qur‟an, seperti petunjuk-petunjuk dan pengarahan pengarahan yang mengarah pada kemaslahatan seorang muslim.

d. Menjelaskan kepada anak tentang hukum-hukum yang ada di dalam

Al-Qur‟an dan memberi kesempatan kepada mereka untuk menyimpulkan

suatu hukum dan kandungan ayat-ayat Al-Qur‟an dengan caranya sendiri. e. Agar seorang anak berperilaku dengan mengedepankan etika-etika

Al-Qur‟an dan menjadikannya sebagai pijakan dalam bertatakrama dalam kehidupan sehari-hari.

f. Memantapkan akidah Islam di dalam hati anak, sehingga ia selalu mensucikan dirinya dan mengikuti perintah-perintah Allah swt.

g. Agar seorang anak beriman dan penuh keteguhan terhadap segala hal yang ada di dalam Al-Qur‟an. Di samping dari segi nalar, ia juga akan


(45)

merasa puas terhadap kandungan makna-maknanya, setelah mengetahui kebenaran bukti-bukti yang dibawanya.

h. Menjadikan anak senang membaca Al-Qur‟an dan memahami nilai-nilai keagamaan yang dikandungnya.

i. Mengkaitkan hukum-hukum dan petunjuk-petunjuk Al-Qur‟an dengan realitas kehidupan seorang muslim, sehingga seorang anak mampu mencari jalan keluar dari segala persoalan yang dihadapinya.

8. Problematika Program Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)

Mata pelajaran PAI di Sekolah Dasar mempunyai muatan materi yang sangat banyak mengingat bahwa pelajaran PAI adalah pondasi dasar peserta didik dalam proses mengenal agamanya yaitu agama Islam. Durasi waktu yang diberikan untuk materi membaca dan menulis Al-Qur‟an di kelas III terasa belum cukup untuk menghasilkan mutu pendidikan yang maksimal.

Program Baca Tulis Al-Qu‟an adalah salah satu kurikulum Madrasah yang dinamakan pengembangan diri, dan SDN Kramat 07 Jakarta mengisi pengembangan diri tersebut dengan kegitan pengajaran Baca Tulis Al-Qur‟an yang bersifat menunjang pengajaran Bahasa Arab dan pelajaran agama yang lain.

SDN Kramat 07 Jakarta menggunakan buku pedoman Iqro‟ dipakai sebagai buku penunjang dalam pembelajaran mambaca dan menulis

Al-Qur‟an. Para dewan guru sebagi pelaksana program, terus berupaya meningkatkan mutu belajar siswa/siswi SDN 07 Jakarta dengan harapan bimbingan mereka mampu memberikan arahan pada peserta didik agar menjdi pribadi-pribadi yang dekat dengan Al-Qur‟an.

Walaupun program pengajaran ini hanya bersifat membantu siswa dalam pengajaran Bahasa Arab, khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca, akan tetapi program Baca Tulis Al-Qur‟an ini sudah dimasukkan


(46)

dalam jam pelajran seperti pelajan-pelajaran yang lainnya. Baca Tulis

Al-Qur‟an ini diadakan di dalam kelas dan diampu oleh guru yang terkait yaitu

guru Bahasa Arab.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Al-Qur’an.

Untuk menciptakan suatu sistem proses belajar mengajar yang baik tidaklah mudah, hal ini disebabkan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar begitu kompleks, dalam arti untuk menciptakan kondisi yang efektif sangatlah dipengaruhi oleh komponen.komponen yang ada dalam proses belajar mengajar itu sendiri baik yang sifatnya intern maupun yang ekstern.

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar adalah:

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi/ keadaan jasmani dan rohani siswa;

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa;

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.45

Selain dari beberapa hal di atas sistem pengolahan dan administrasi yang baik dalam suatu sekolah, beberapa faktor tersebut di atas dapat mempengaruhi efektif tidaknya kegiatan belajar mengajar, untuk lebih jelasnya sebagian dari faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor murid

Murid atau anak didik merupakan potensi yang harus dikembangkan. Didalam mendidik atau membimbingnya harus melihat potensi.potensi yang ada pada diri anak didik tersebut, sehingga potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan dengan baik pula.


(47)

b. Faktor guru

Belajar mengajar adalah aktivitas interaksi antara guru dan murid. Dimana interaksi itu bukan hanya membutuhkan keterlibatan dari pihak murid saja melainkan juga keterlibatan sorang guru, sehingga tidak berat sebelah atau dalam artian harus saling mengisi sehingga terdapat Feed back (timbal balik) diantara keduanya.

Gurupun harus menjadi suri tauladan dan dapat mengantarkan anak didiknya kearah tujuan yang telah ditentukan, melalui kegiatan bimbingan, pendidikan,latihan, dan pengarahan,maka sikap prilaku dan pengetahuannya dapat terbentuk dengan baik yang kemudian menjadi pribadi yang baik dan berkualitas. Syarat menjadi guru Al-Qur‟an antara lain:

1) Mengetahui dasar pengetahuan pendidikan dan ilmu jiwa, di samping pengalaman mengajar.

2) Mengetahui bahasa Arab dengan baik serta metode pengajarannya. 3) Mencintai profesinya sebagai pengajar, mencintai bahasa Arab, serta

menanamkan pada murid rasa cinta terhadap bahasa Arab.

4) Penuh vitalitas dan terbuka dalam menghadapi siswa sehingga tidak kaku dan menjemukan, di samping ia dapat memikat untuk diperhatikan dan dicintai siswa.

5) Dapat mengemukakan ciri-ciri khas bahasa perantara (bahasa siswa) dan persamaan-persamaannya dengan bahasa asing, dan dapat mengetahui kesulitan-kesulitan pengucapan pada setiap bahasa karena mengetahui dasar-dasar ilmu fonetik empiris.

6) Mengenal negeri-negeri Arab dari segi kebudayaan, sosial, dan politik serta ekonominya.


(48)

Adapun yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah bagaimana menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan di lingkungan sekolah tempat siswa belajar, sehingga membantu kegiatan belajar mengajar, seperti rasa aman, suasana yang bersih, keindahan, ketertiban, dan kekeluargaan.

Menurut Drajat seperti yang dikutip oleh Nasih dan Kholidah, Metode merupakan faktor lain yang harus ada dalam pengajaran Bahasa Arab.

Metode adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang berarti suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Apabila kata metode disandingkan dengan pembelajaran, maka berarti suatu cara atau system yang digunakan dalam sutu pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan, menguasai bahan pelajaran tersebut.46

Pandangan Arifin seperti yang dikutip oleh Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah

“metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.

Dalam bahasa Arab metode disebut “thariqat”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “metode” adalah cara yang teratur dan

berfikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar mencapai tujuan pelajaran.”47 Menurut Evelin S. dan Hartini N., “metode pembelajaran diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang khusunya proses belajar mengajar.”48

46 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (bandung: Refika Aditama, 2009), Cet. I, h. 29

47Ibid., h. 29

48Eveline Siregar dan Hartini Nara, Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: DANA DIPA PNB UNJ, 2007), h. 54


(49)

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran seharusnya berpengaruh pada keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien. Dalam pemakain sebuah metode harus mempertimbangkan aspek efektifitas dan relefansinya dengan materi yang disampaikan.49

Faktor selanjutnya yaitu situasi. Dibutuhkan suatu lingkungan

bahasa Arab (bi‟ah lughawiyah) dalam pengajaran Bahasa Arab.

Sehingga siswa akan terkondisikan untuk selalu berbahasa Arab untuk mempercepat kemahiran berbahasa itu. Lingkungan bahasa sangat diperlukan di luar proses pengajaran, yaitu tempat di mana siswa tinggal, situasi dan kondisi yang mendukung dengan membiasakan anak mendengar dan mengucapkan bahasa Arab secara langsung.

10. Indikator Efektivitas dalam Pembelajaran Al-Qur an

Menurut Nana Sudjana seperti yang dikutip oleh Evelin S. dan Hartini N., indikator-indikator efektivitas pembelajaran meliputi; kesesuaian proses pembelajaran dengan kurikulum.

Kurikulum difokuskan pada tiga aspek berikut:

a. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan sehari-hari.

b. Fungsi kurikulum bagi tatanan tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja. c. Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikut sertaan dalam

memperlancar dalam pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program serasi.50

49 Nasih dan Kholidah, op. cit., h. 30 50 Siregar dan Nara, op. cit., h. 54


(50)

Sedangkan indikator-indikator efektivitas dalam pembelajaran Al-Qur‟an adalah :

a. Anak didik dapat membaca Al-Qur‟an dengan cepat dan bertajwid

b. Siswa mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dalam waktu minimal 1 tahun naik 1 jilid.

c. Siswa mampu menulis Al-Qur‟an dengan baik.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, metode pembelajaran Al-Qur‟an bisa dikatakan efektif apabila: Guru menguasai kelas, guru menguasai materi pelajaran, guru menguasai metode pengajaran, target kurikulum tercapai dan nilai kemampuan baca Al-Qur‟an siswa, dan siswa dapat menyelesaikan materi dalam waktu yang tidak terlalu lama.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Nur Hamidah, yang berjudul Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Al- Qur‟an Dengan Metode Iqro Pada Siswa Kelas III SD Negeri Kebumen 01 Kecamatan Banyubiru Tahun 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Iqro‟ dapat

meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Quran di Kelas III SDN Kebumen 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2011. Selain itu untuk

mengetahui sejauh mana metode Iqro‟ dapat meningkatkan kemampuan siswa

membaca Al-Qur‟an di Kelas III SDN Kebumen 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2011.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 dan terdiri dari 3 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Iqro‟ dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Quran. Hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan tersebut. Pada siklus pertama, presentase ketuntasan belajar siswa adalah 63,3%, pada siklus kedua meningkat menjadi 83,3% dan pada siklus ketiga menjadi 96,7%. Pada siklus pertama rata-rata kelas


(51)

adalah 61,4. Nilai tersebut meningkat pada siklus kedua menjadi 64,4. Pada siklus ketiga meningkat kembali menjadi 77,7.

Hal ini menunjukkan bahwa metode Iqro’ yang penulis gunakan mampu meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa dalam mata pelajaran PAI. Hasil test formatif menunjukkan bahwa penerapan metode Iqro‟ dalam pembelajaran membaca Al-Quran di kelas III SDN Kebumen 01 dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran siswa 13,4% - 20%.51

Skripsi yang berjudul “Problematika Pengajaran Baca Tulis Al-Qur‟an

Siswa Kelas 1 di SLTPN I Bulakamba Brebes” yang ditulis oleh Ieismiatin.

Skripsi ini membahas tentang permasalahan baca tulis Al-Qur‟an dan upaya yang ditempuh dalam engatasinya, dengan menggunakan metode pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumentasi.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa problem dalam pengajaran baca tulis Al-Qur‟an di SLTP N I Bulakamba Brebes adalah terdapat pada semua komponen pengajaran itu sendiri yang meliputi tujuan pengajaran, materi, siswa, guru, metode, alat/ media, dan penilaian/ evaluasi. Adapun solusi yang diambil oleh pihak sekolah adalah berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung untuk kegiatan pengajaran baca tulis Al-Qur‟an dan merencanakan rapat internal sekolah yang membahas problem dalam kegiatan pengajaran dan upaya pemecahannya.52

Skripsi penelitian tindakan kelas yang ditulis oleh Umi Salamah yang

berjudul “Problematika Pengajaran Qira‟ah di MTsN Godean Sleman.” Skripsi

ini membahas tentang problematika yang dihadapi oleh guru bahasa Arab dan siswa kelas II dalam pengajaran Qira‟ah serta solusi yang digunakan untuk

51Nur Hamidah, Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Al- Qur’an Dengan Metode Iqro Pada Siswa Kelas III SD Negeri Kebumen 01 Kecamatan Banyubiru Tahun 2011.

52Ieismiatin, Problematika Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Kelas 1 di SLTPN I Bulakamba Brebes.


(52)

mengatasinya. Penelitian ini meggunakan metode pengumpulan data: observasi partisipan, wawancara bebas terpimpin, test, angket, dan dokumentasi.

Hasil penelitiannya adalah dilaksanakannya pengajaran Qira‟ah yaitu

dengan membacakan bacaan yang terdapat di dalam buku pelajaran bahasa Arab kemudian menjelaskannya, lalu siswa disuruh untuk membaca secara bergiliran.

Problem yang dihadapi di antaranya adalah guru kurang mampu dalam mengkoordinasikan kelas, kurang adanya interaksi dengan siswa, dan kurang adanya motivasi dari guru ke siswa. Sedangkan faktor yang dihadapi oleh siswa adalah kurang pahamnya siswa terhadap pelajaran, kurang adanya minat siswa, dan kurang mendukungnya lingkungan tempat tinggal siswa.

Solusi yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut antara lain menyusun perencanaan yang matang, memberikan latihan-latihan kepada siswa, memberikan jam tambahan untuk matapelajaran bahasa Arab, serta siswa diikutkan dalam lomba pidato berbahasa Arab.53

Dalam penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa perbedaan yang tampak dengan penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya.

Penelitian terdahulu mengkaji tentang problematika pengajaran bahasa

Arab antara lain problem kemampuan membaca (qira‟ah), menulis (kitabah), menyimak (istima‟), berbicara (kalam) dan usaha untuk mengatasinya. Penelitian ini penulis arahkan pada problem-problem non linguistik yang dihadapi dalam program baca tulis Al-Qur‟an yang diadakan guru sebagai penunjang siswa dalam meningkatkan kemampuan membacanya.


(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta, jl. Kramat Sentiong, kec. Senen Jakarta Pusat.

Adapun waktu penelitian selama 2 (bulan) yakni dari bulan Mei sampai bulan juni 2015. Siklus I, 3x pertemuan, yaitu dilaksanakan pada tanggal: 11, 13 dan 18 mei 2015. Siklus II, 3x pertemuan, yaitu dilaksanakan pada tanggal: 20, 25 dan 27 mei 2015. Siklus III, 3x pertemuan , yaitu dilaksanakan pada tanggal: 1, 3 dan 8 Juni 2015.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

1. Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini bertolak dari permasalahan yang ditemukan guru di lapangan sehingga perlu adanya usaha untuk memperbaikinya. Penulis adalah guru PAI yang mengajar di kelas III SDN Kramat 07 Jakarta melihat perlunya perbaikan dalam metode pembelajaran membaca dan menulis Al-Qur‟an.

Menurut Sumadayo, ”Hakikat dari penelitian tindakan kelas

merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiku mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil

pembelajaran.”54

Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Wijaya K. dan Dedi D.,

”PTK adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective) yang


(54)

dilakukan oleh para partisipan dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran”55:

a. Praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri b. Pengertian mengenai praktik-praktik tersebut

c. Situasi-situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara: 1. merencanakan, 2. melaksanakan, 3, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.56

Menurut Rochiati, “penelitian tindakan kelas adalah bagaiman

sekelompok guru dapat mengorganisasaikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat

55Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2012), Cet. 5, h. 8

56Ibid., h. 9

Refleksi

Rencana Tindakan

Observasi Pelaksanaan

Tindakan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Observasi Refleksi

Rencana Tindakan Pelaksanaan

Tindakan Refleksi

Siklus Pertama

Siklus Kedua


(55)

mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka,

dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.”57

PTK adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. PTK termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif.

2. Rancangan Siklus Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

KEGIATAN

BULAN MEI s/d JUNI TAHUN 2015 11, 13, 18 Mei 20, 25, 27 Mei 1, 3, 8 Juni

A. TAHAP PERSIAPAN :

1. Menyiapkan RPP √

2. Menyiapkan instrumen ukur √

B.TAHAP PERENCANAAN

1. Tahap Perencanaan Siklus I

a. Tahap perencanaan I √

b. Tahap implementasi tindakan: √

Tindakan 1 √

Tindakan 2 √

Tindakan 3 √

57 Rochiati Wiriaatmadja, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 8, h. 13


(56)

c. Tahap observasi dan evaluasi I √ d. Tahap analisis dan refleksi I √

2. Pelaksanaan siklus II

a. Tahap perencanaan II √

b. Tahap implementasi tindakan √

Tindakan 1 √

Tindakan 2 √

Tindakan 3 √

c. Tahap observasi dan evaluasi II √ d. Tahap analisis dan refleksi II √ 3. Pelaksanaan siklus III

a. Tahap perencanaan 3 √

b. Tahap implementasi tindakan √

Tindakan 1 √

Tindakan 2 √

Tindakan 3 √

c. Tahap observasi dan evaluasi 3 √

d. Tahap analisis dan refleksi 3 √

C. TAHAP PELAPORAN :


(1)

Lampiran 13

Hasil Belajar Siklus II PTK

Penerapan Metode Pembaelajaran Iqro pada Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta, Tahun 2015

No NAMA SISWA NILAI

MENULIS MEMBACA

1 Agnina Mahrin Inasa 90 86

2 Ahmad Aziz Huda 82 80

3 Ahmad Ramzi 60 67

4 Aidillah Alif Akbar 63 68

5 Dinda Annisa Sormin 76 73

6 Fahri Akbar Saputra 69 77

7 Faisal Munzir 67 67

8 Farannisa Ramadhani 65 65

9 Farhanah Hayya M 77 70

10 Gathan Al Farizi 66 65

11 Hafsah Hafidzah 76 78

12

Hamzah Samy Faiq

Mu'afa 68 70

13 Hanif Muslim Ziyad 90 84

14 Jona Mahdan N 70 67

15 Muhammad Al Ghifari 80 77

16 Muhammad Fajaruddin Yusuf 68 79

17 Muhammad Fathir 65 67

18 Muhammad Hilmy 90 83

19 Muhammad Zacky A.K 89 79

20 Muthia Zahra Maulida 78 79

21 Nadia Yasmina Putri 79 81

22 Nahda Fadiyah Rahmah 78 79

23 Naila Tiara S 90 86

24 Nisrina Mufidah 78 79

25 Nizar Wildani akbar 80 83

26 Refalia Devita Sari 70 72

27 Ridwan Maulana 69 71


(2)

30 Shafira Azzahirah 72 73

Ʃ 2263 2256

μ 75.43 75.2


(3)

Lampiran 14

Hasil Observasi Ketuntasan Belajar Siklus III PTK

Penerapan Metode Pembaelajaran Iqro pada Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta, Tahun 2015

No NAMA

SISWA ASPEK YANG DIOBSERVASI

KETUNTASAN MENULIS

1 2 3 4 Ʃ TT CT T ST

1 Agnina Mahrin Inasa 4 4 4 4 16 √

2 Ahmad Aziz Huda 4 4 3 4 15 √

3 Ahmad Ramzi 2 2 2 3 9 √

4 Aidillah Alif Akbar 2 2 2 3 9 √

5 Dinda Annisa Sormin 3 3 4 3 13 √

6

Fahri Akbar

Saputra 2 3 3 3 11 √

7 Faisal Munzir 2 3 2 3 10 √

8 Farannisa Ramadhani 2 3 3 3 11 √

9

Farhanah

Hayya M 4 3 3 4 14 √

10

Gathan Al

Farizi 2 2 2 2 8 √

11 Hafsah Hafidzah 3 3 4 3 13 √

12 Hamzah Samy Faiq Mu'afa 2 2 2 2 8 √

13 Hanif Muslim Ziyad 4 4 4 4 16 √

14 Jona Mahdan N 2 3 2 3 10 √

15 Muhammad Al Ghifari 3 3 3 4 13 √

16

Muhammad Fajaruddin

Yusuf 2 3 2 4 11 √

17

Muhammad

Fathir 2 2 2 3 9 √

18 Muhammad Hilmy 3 3 4 4 14 √

19 Muhammad Zacky A.K 4 4 4 3 15 √

20

Muthia Zahra


(4)

21 Putri 4 4 3 4 15 √ 22

Nahda Fadiyah

Rahmah 4 4 4 3 15 √

23 Naila Tiara S 4 4 4 4 16 √

24 Nisrina Mufidah 3 4 3 3 13 √

25

Nizar Wildani

akbar 4 4 4 4 16 √

26

Refalia Devita

Sari 3 3 2 3 11 √

27 Ridwan Maulana 3 3 2 3 11 √

28 Rosyid Abdurrahman 3 3 2 3 11 √

29 Shabiq Kurnia 3 4 4 3 14 √

30 Shafira Azzahirah 3 3 2 3 11 √

Ʃ 90 96 89 98 373 0 7 11 12

μ 3.0 3.2 2.9 3.2 12.4 0 0.23 0.36 0.40


(5)

Lampiran 15

Hasil Belajar Siklus III PTK

Penerapan Metode Pembaelajaran Iqro pada Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas 3 SDN Kramat 07 Jakarta, Tahun 2015

No NAMA SISWA NILAI

MENULIS MEMBACA

1 Agnina Mahrin Inasa 100 90

2 Ahmad Aziz Huda 85 87

3 Ahmad Ramzi 76 75

4 Aidillah Alif Akbar 77 75

5 Dinda Annisa Sormin 92 76

6 Fahri Akbar Saputra 77 78

7 Faisal Munzir 77 66

8 Farannisa Ramadhani 80 79

9 Farhanah Hayya M 87 78

10 Gathan Al Farizi 76 66

11 Hafsah Hafidzah 90 86

12 Hamzah Samy Faiq Mu'afa 76 70

13 Hanif Muslim Ziyad 100 90

14 Jona Mahdan N 76 69

15 Muhammad Al Ghifari 85 80

16 Muhammad Fajaruddin Yusuf 77 78

17 Muhammad Fathir 76 70

18 Muhammad Hilmy 100 85

19 Muhammad Zacky A.K 95 85

20 Muthia Zahra Maulida 95 84

21 Nadia Yasmina Putri 88 81

22 Nahda Fadiyah Rahmah 10 85

23 Naila Tiara S 100 87

24 Nisrina Mufidah 87 80

25 Nizar Wildani akbar 100 87

26 Refalia Devita Sari 78 72

27 Ridwan Maulana 77 72


(6)

30 Shafira Azzahirah 77 74

Ʃ 2488 2362

μ 82.9 78.7


Dokumen yang terkait

Pengaruh bimbingan orang tua terhadap kemampuan membaca al-qur’an anak di TPQ As-Sa’adah Ciputat- Tangerang Selatan

5 30 103

Upaya meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an melalui program BTA di SMP Yanusa Jakarta

16 174 93

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MELALUI METODE IQRO’ DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA Upaya Mengembangkan Kemampuan Membaca Al Qur’an Melalui Metode Iqro’ Dengan Media Flash Card Pada Kelompok A Di PGTK Permata Hati Kid’s School Delanggu Ta

0 5 18

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MELALUI METODE IQRO’ DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA Upaya Mengembangkan Kemampuan Membaca Al Qur’an Melalui Metode Iqro’ Dengan Media Flash Card Pada Kelompok A Di PGTK Permata Hati Kid’s School Delanggu Ta

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTAS. docx

0 0 1

Pengembangan Model Pembelajaran Kajian C (2)

0 0 32

Penerapan Metode iqro’ dan Pengaruhnya terhadap Kemampuan membaca Al-Qur’an murid MDA Muhammadiyah Bonan Do

0 0 28

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN MENGGUNAKAN METODE IQRO' PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI U TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR -

0 2 103

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MATERI MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS V SDN 1 ASTANAMUKTI KECAMATAN PANGENAN KABUPATEN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO SISWA KELAS III SD NEGERI 2 SINDANG KEMPENG KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) - IAIN Syekh Nurj

0 0 25