Apabila dalam beberapa tahun buku tersebut tidak dibutuhkan lagi maka buku tersebut dapat dikeluarkan dari perpustakaan.
g. Bahan yang lain dimusnahkan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku tentang penghapusan barang milik negara, terutama untuk perpustakaan yang
bernaung dibawah badan pemerintah.
49
6. Evaluasi
Segala sesuatu yang telah kita putuskan perlu ditinjau kembali, apakah sudah mencapai tujuan yang telah ditentukan atau belum, demikian pula halnya dengan
koleksi perpustakaan bila perpustakaan sudah membuat suatu kebijakan pengembangan koleksi, kemudian telah membeli serta mengembangkan koleksinya
sering kali timbul pertanyaan apakah koleksi yang dibeli tersebut sudah sesui dengan standar tertentu.
50
Evaluasi perlu dilakukan oleh perpustakaan sebagai penyeleksi, ada beberapa kriteria evaluasi yang harus dipahami yaitu :
1. Tujuan, cakupan dan kelompok pembaca. Setiap bahan pustaka yang dibuat untuk tujuan tertentu, tujuan ini dapat
diketahui dari judul, daftar isi, indeks, atau dari uraian singkat isi buku pada sampul. Cakupan dapat diketahui dari daftar isis dan keterangan dari penerbit.
Setiap bahan pustaka yang baik biasanya menyebutkan sasaran yang hendak dicapai, biasanya informasi ini dapat diketahui dari keterangan penerbit atau
pengantar. 2. Tingkat kesulitan dapat diperkirakan dengan memperhatikan siapa penerbitnya
dan jenis bahan lain apa yang biasa diterbitkannya, pengarangnya siapa dan bidang subjek apa.
49
Yuyu, Yulia, h. 199
50
Ibid, h. 20
3. Otoritas, kejujuran dan kreadibilitas pengarang dan penerbit jika yang mengevaluasi mengetahui pengarah adalah seorang pakar yang otoritasnya
dibidang yang bersangkutan, maka biasanya akan dipilih apabila kriteria pertama terpenuhi.
4. Bidang subjek, bila bahan pustaka tersebut termasuk bidang subjek yang diprioritaskan diperpustakaan atau ada permintaan secara terus menerus maka
pertimbangan lain dinomor duakan. 5. Perbandingan bagaimana karya tersebut jika dibandingkan dalam hal cakupan,
tujuan dan kelompok pembaca dengan buku lain yang sudah ada diperpustakaan.
6. Faktor waktu, selain buku klasik yang tidak berkurang nilainya walaupun sudah tua, faktor waktu menjadi kriteria penting, faktor waktu juga tergantung
pada bidang sunjek, misalnya sains dan teknologi lebih cepat berkembang dari humaniora.
7. Faktor fisik, masalah tipografi mudah dibaca dan penjilidan, jika ada ilustrasi dan photo bagaimana kualitas produksi ilustrasi dan photo.
8. Harga, untuk bahan pustaka dengan harga diatas rata- rata perlu pertimbangan apakah pengeluaran tersebut dapat dipertanggungjawabkan, apakah benar-
benar sangat dibutuhkan, apakah banyak dipakai ? 9. Menunjang kurikulum, merupakan kriteria yang objektif untuk perpustakaan
perguruan tinggi dan sekolah
10. Permintaan, jika ada permintaan suatu buku tertentu, pembelian harus dipertimbangkan, meskipun menurut kriteria lain buku tersebut kurang
memenuhi syarat.
51
Selain faktor – faktor tadi beberapa indikator penggunaan koleksi juga berguna untuk memantau dan mengevaluasi koleksi seperti laporan pinjaman per
anggota komunitas sekolah, jumlah kunjungan perpustakaan per anggota komunitas sekolah, peminjaman bahan pusataka per bidang ilmu, pinjaman per jam buka
perpustakaan selama jam sekolah dan setelah jam sekolah berakhir. Dan yang tidak kalah penting adalah dengan menyebar dan menganalisa hasil survei kepuasan
pengguna perpustakaan.
52
Dengan menjalankan pengembangan koleksi pada umumnya dan evaluasi koleksi pada khususnya diharapkan akan lahir perpustakaan yang mampu menghadapi
perubahan zaman arus informasi, dinamika pemakai dan berdaya guna bagi lingkungan sekitar.
51
Haryono, Pembinaan dan Pengembangan koleksi pada pusat Perpustakaan Islam Indonesia Masjid Istiqlal Jakarta, Skripsi Sarjana Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora, 2005, h. 34
52
Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLAUNESCO, h. 7 - 8
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN
AL-AZHAR DAN AL-IZHAR JAKARTA
PERPUSTAKAAN AL-AZHAR JAKARTA
Sejarah Singkat Al-Azhar
Al-Azhar adalah sebuah nama yang sangat dikenal oleh kalangan pendidik dan orang tua murid sebagai lembaga pendidikan islami yang favorit dan prestisius.
Sejarah Al-Azhar berawal pada tanggal 7 April 1952 dengan dibentuknya suatu yayasan yang bernama Yayasan Pendidikan Islam YPI.