Analisa Pemakai Eleman – Elemen Pengembangan Koleksi :

4 Format yang dibeli atau yang tidak dibeli 5 Siapa yang bertanggung jawab atas seleksi, e. Bahan pustaka yang berbahasa asing f. Jenis bahan pustaka beserta definisi tiap-tiap jenis dan kategorinya, keterangan mana yang dibeli, mana yang tidak, dan pentingnya bahan pustaka tersebut bagi koleksi atau pemakai, g. Hadiah dan cara penanganannya. h. Pinjam antar perpustakaan, jaringan dan bentuk kerjasama lain yang berpengaruh pada pengembangan koleksi. i. Kriteria dan tata cara penyiangan. j. Sikap perpustakaan terhadap sensor dan masalah lain yang berkaitan dengan intellectual freedom 24 . Jadi dapat disimpulkan beberapa hal penting pada elemen kebijakan umum pengembangan koleksi adalah : a. kebijakan pengembangan koleksi harus tertulis, b. pembuatan kebijakan tertulis memerlukan diskusi, masukan dan pembahasan dari pihak sekolah tidak hanya pustakawan, c. kebijakan yang dibuat harus mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan langsung dengan kondisi organisasi induk sekolah seperti kurikulum, pendanaan, kebijakan pemerintah atau dinas terkait, suasana dan lingkungan pendidikan, kebiasaan pemakai, dan lain-lain, d. kebijakan dan rencana perpustakaan merupakan dokumen aktif yang harus selalu ditinjau ulang.

2. Analisa Pemakai

Keberhasilan penggunaan perpustakaan ada ditangan pemakai yang harus memiliki sikap belajar yang tepat dan intelectual curiosity 25 . Tetapi tidak semua pengguna perpustakaan memiliki kedua sifat tersebut sehingga pustakawanlah yang harus proaktif untuk dapat mencapai kepuasaan pemakai paling tidak mendekatkan mereka pada koleksi yang tepat sesuai latar belakang kebutuhannya. 24 Yuyu, Yulia, h. 17 25 Towa.P.Hamakonda, Pedoman Penggunaan Perpustakaan, Universitas IKIP Kristen Satya Watjana,1970 h 2 Untuk mendekatkan bahkan menemukan kebutuhan pemakai, pustakawan harus terlebih dahulu mengenal siapa pemakai perpustakaannya. Hal ini penting karena layanan yang diberikan oleh perpustakaan melalui pustakawannya harus tepat tidak boleh salah sasaran. Sebagai ilustrasi sebuah toko penjual alat-alat pancing tidak akan laku manakala kondisi pasar atau market-nya bermata pencaharian sebagai petani. Maka tidak mungkin perpustakaan yang mayoritas koleksinya berbicara tentang hukum didirikan didaerah pegunungan atau pedalaman, akan terjadi ketidak cocokan mismatch. Jadi, sekelompok pustakawan yang tergabung dalam institusi bernama perpustakaan wajib mengetahui dan memahami pemakai. Proses mengenal dan memahami pemakai secara lebih luas dikenal dengan istilah Community Analysis. Pengertian analisis pemakai adalah suatu proses yang menggambarkan suatu kebutuhan dari pemakai yang menggunakan format survei dalam memenuhi kebutuhan pemakai, pembelajaran terhadap pemakai dan analisa dari pustakawan 26 . Pemakai perpustakaan mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi yang bisa menunjang program perpustakaan: a. Jenis dan bahan yang tepat untuk masyarakat pemakai. Di sini timbul pertanyaan, siapakah sebenarnya para pemakai ini. Apakah perpustakan cukup melayani pemakai yang menjadi anggota saja, ataukah melayani mereka yang datang kemudian. b. Jumlah pemakai yang dilayani, keragaman pendidikan, profesi dan sebagainya. c. Dapat memenuhi tuntutan masyarakat pemakai. 26 G.Edrwad Evans, h.97 Adapun informasi yang diperlukan perpustakaan agar dapat mengenal pemakainya adalah dengan cara memeriksa laporan-laporan kegiatan tahunan, buletin atau terbitan sekolah serta observasi, dengan cara menyebarkan kuesioner. 27 Selain itu untuk lebih mengenal dan memahami pengguna perpustakaan perlu dilakukan pemetaan pemakai, proses ini dinamakan segmentasi. Adapun metode untuk melakukan segmentasi yang lazim digunakan di institusi yang berorientasi pada profit adalah 28 : a. Segmentasi geografis, misalnya berdasarkan daerah atau region, pedesaan atau perkotaan b. Segmentasi demografis, misalnya berdasarkan umur, pekerjaan, kewarganegaraan, dan agama c. Segmentasi psikografis, contohnya kelas sosial dan tipe personalitas d. Segmentasi tingkah laku, misalnya intensitas penggunaan produk, loyalitas terhadap merek. Pada penutup artikel yang membahas tentang empat segmentasi di atas, Hendro Wicaksono menambahkan bahwa segmentasi psikografis adalah salah satu metode yang banyak digunakan untuk memetakan konsumen atau pengguna berdasarkan nilai dan gaya hidup yang dianut. Lebih lanjut, metode ini bisa digunakan untuk lingkungan institusi non-profit seperti perpustakaan. Bahkan, sebagai contoh Perpustakaan Nasional Singapura telah menggunakan metode tersebut untuk memetakan sekaligus lebih mengenal para penggunanya dan terbukti mampu membuat strategi pemasaran yang lebih baik untuk penggunanya 29 . 27 Siti Sumarningsih, Pengembangan Koleksi Perpustakaan, Al-Maktabah, III, I April, 2001, h. 2 28 Hendro Wicaksono, Pasarkan Layanan Perpustakaan Anda Dengan Tepat, Visi Pustaka, Jakarta : Perpustakaan Nasional, vol.9 No.I, 1 April 2007, h. 11 29 Hendro Wicaksono, h.17 Meski perpustakaan sekolah tidak sedinamis atau heterogen perpustakaan umum, cara segmentasi tetap dapat dilakukan karena sesungguhnya tidak ada pengguna perpustakaan siswa yang berlatar belakang sama. Dengan melakukan segmentasi, pustakawan sekolah dapat mengetahui karakteristik siswa seperti latar belakang ekonomi, tingkat kecerdasan, minat baca, kemawasan informasi terhadap teknologi dan lain-lain.

3. Seleksi dan ketentuannya